03

2.3K 613 68
                                    















Sesuai instruksi Chan, Mingyu benar-benar bersembunyi di ruang laboratorium. Tepatnya di bawah meja paling pojok ruangan. Dimana tempatnya yang cukup aman untuk dijadikan sebagai persembunyian, membuat Mingyu yakin tak akan ada yang bisa menemukannya. Di depan meja itu, terhalangi oleh deretan rak yang dipajangi dengan bahan-bahan kimia untuk melakukan uji coba.

Beruntungnya pula, walaupun dalam gelap netra Mingyu bisa mengintip ke arah pintu laboratorium lewat celah-celah benda yang terpajang. Mulutnya bergumam, merapalkan doa yang sekiranya bisa menenangkan batinnya.










Ceklek



















Nafas lelaki itu seketika tercekat. Kala netranya menangkap siluet seseorang yang ia kenal memasuki laboratorium. Langkahnya menderap pelan, menghantarkan getaran mencekam dalam ruangan.

Tap

Tap

Tap

"Mingyu...?"

Saliva tertelan secara kasar oleh Mingyu kala orang itu berdesis memanggil namanya.

Tunggu! Bagaimana orang itu bisa tahu dirinya ada disana?

"Gue tau Lo disini, Gyu" ujar orang itu lagi.

Astaga, rasanya Mingyu ingin menjerit saja sekarang. Kenapa bisa nasibnya sangat sial seperti ini?

Sreng...

Sreng...

Sreng...

Bibir Mingyu bergetar kala mendengar gesekan antara besi tumpul dengan pisau yang sengaja ditimbulkan oleh orang itu.

"Gue Red Moon, Gyu... Jadi, jangan main-main sama gue! Karena kalau Lo nggak mau keluar dengan sendirinya, gue bisa aja ngelakuin cara kasar ke Lo. Apa Lo mau...?" Ujar orang itu lagi. Mingyu benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi. Kenapa harus orang itu yang menjadi Red Moon??

"Mingyu!!" Panggil orang itu lagi cukup dikencangkan. Membuat Mingyu mau tak mau menutup mulut sendiri dengan kedua tangannya karena hampir saja memekik kaget.

Tap...

Tap...

Tap...

"Gue bisa aja bunuh Lo sekarang kalau Lo nggak mau keluar juga... Gue juga tau tuh tempat persembunyian Lo" ujarnya sembari ber-smirk ria. Sedangkan Mingyu, lelaki itu justru semakin bergetar hebat. Sungguh! Rasanya ia seperti tengah berada di ujung nyawa. Benarkah ajalnya secepat ini? Dan benarkah ajalnya menjemput atas perbuatan temannya sendiri? Hhhhh... Jika boleh, ingin rasanya Mingyu merobek garis takdirnya yang sial ini!

Tap...

Tap...

Tap...

Perlahan namun pasti, orang itu mendekat. Berjalan ke arah Mingyu dengan langkah gontai. Seringaian pun terbit di bibirnya, tak lupa juga dengan pisau persediaan laboratorium yang sudah berada di genggamannya.

"Pisau ini masih baru loh. Tajem banget lagi..." Celetuknya berusaha untuk menakut-nakuti targetnya. Dan benar! Meja itu terlihat bergemuruh karena oknum dibawahnya yang memberikan reaksi ketakutan hebat.

Tap...

Tap...

Tap...

Srekkkk....

[2] Red Moon | 97L ✓Where stories live. Discover now