🌻MBBIS🌻64

Começar do início
                                    

Plak!

Bukan Arland, melainkan Thalia.

"Jalang gak tau malu! Berani-beraninya lo ngehina Arland!" bentak Thalia.

Allea meringis, tamparan Thalia tidak main-main. Bahkan Allea bisa merasakan sudut bibirnya yang terluka.

"Kalau lo mau ambil aja, gak usah ngurusin gue!" sentak Allea kemudian berbalik dan meninggalkan kedua orang yang masih mematung dan lainnya.

Thalia langsung menarik Arland. "Lo liat kan? Bahkan tuh cewek sama sekali gak peduli sama lo," Thalia memanas-manasi Arland.

"Gue yakin cewek kaya gitu udah sering di tidurin banyak cowo--"

"Shit up!" kata Arland dengan nada teramat menyeramkannya.

Dengan amarah yang kian memuncak, cowok itu akhirnya berbalik dan meninggalkan kerumunan orang yang penasaran terhadapnya.

"Aku turutin All kalau ini mau kamu. Kita selesai!"

•••

"All lo kenapa sih? Lo gak seharusnya gituin Arland! Lo sadar gak sih?" cecar Mika berkabung marah menghadap sahabatnya itu.

Allea menoleh singkat. "Udahlah, Mik. Gue bosen," jawab Allea datar tanpa mau melihat lawan bicaranya.

Mika langsung menarik kasar Allea. "Arland butuh lo All! Dia lagi sakit dan harus--"

"Gue bukan pembantu, jadi gak usah ngatur-ngatur gue!" sentak Allea menyela ocehan Mika kepadanya.

Allea pun langsung berdiri, namun Mika dengan cepat menahan tangannya.

"Kita kecewa sama lo, All. Lo bukan Alle yang dulu,"

Allea bergidik. "Terserah!" kata Allea langsung melenggang pergi tanpa mau melihat reaksi para teman sekelasnya yang melongo kaget dan heran.

Allea tidak tau kemana tujuannya saat ini, memilih menaiki anak tangga, gadis itu berniat ke rooptop sekolah. Tempat yang menjadi teman kala dirinya sedih dan membolos.

Suara hembuskan angin terdengar halus, menyapa wajah Allea dengan lembut sehingga Allea refleks memejamkan matanya seraya menikmati keheningan yang ada.

Allea harap air matanya tidak habis karna terlalu menangis. Ini adalah pilihannya, memilih terluka dalam diam. Namun, apa daya kalau pilihannya ini justru membuat banyak orang terluka.

Saat ini ia sendiri, tidak ada yang memeluknya di saat ia sedih. Hanya bertopang pada pembatas pagar besi,

Tidak ada teman berbagi di kala masalah menghampirinya. Semua hilang dan pergi secara bersamaan.

Dan, Allea yakin. Di saat ini lah Tuhan memeluknya, menyalurkan ketenangan dalam keheningan.

"Ini yang terakhir. Kita selesai,"

•••

"Mereka ada masalah? Gue yakin Alle gak bakal kaya gitu?" ujar Galang masih menggeleng tak percaya seraya menatap yang lainnya.

Panji berdecih. "Lo gak buta kan liat semuanya?" kata Panji sinis.

"Kalau lo semua liat waktu dirumah sakit, lo pasti bakalan lebih gak percaya," lanjut Panji menyesap rokoknya.

Kawanan yang lain di buat bingung. Pasalnya mereka memang tidak tau apa akar permasalahannya sama sekali.

"Alex kan musuh bubuyutan kita? Kenapa Alle milih cowok itu? Terniat banget bikin Arland drop," kata Edo.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora