25) Apakah urat malunya sudah putus?

917 103 6
                                    


Mata bulat yang cerah terus saja menatap pergerakan Tania dari awal sampai akhir. Tania yang ditatap sedemikian memasangkan senyum cerah dan menyajikan nasi goreng itu tepat didepannya. "Makanalah." Kata Tania dengan lembut.

Tetapi melihat bocah itu tetap diam, Tania menambahkan. "Aku tidak membuatnya terasa pedas, ini sangat enak, cobalah." Tania kembali membujuknya.

Dengan ragu tangan mungil itu terulur untuk mengambil sendok dan mencoba untuk memakan sesuap nasi. Pipinya terlihat menggembung saat mengunyah nasi, sangat menggemaskan sampai-sampai Tania mencubit pelan pipi yang telah selesai kempes.

"Kau mengingatkanku pada seseorang hmm." Lirih Tania.

Melihat bocah itu memakan makanannya dengan cerah membuat Tania tidak henti-henti untuk tersenyum. Sampai langkah kaki terdengar dari arah lain, wajah Boy yang semula cerah tiba-tiba berubah ditekuk dan menundukkan kepalanya sambil meremat jemari tangannya.

Toni berjalan kearah dapur untuk menuangkan segelas air dan meminumnya. Tania melirik dari ekor matanya dan mencoba untuk mengerti situasi. Apakah Boy takut dengan Toni? Tapi kenapa, apa karena sikap dinginnya itu?

Setelah Toni pergi Tania mendekat kepada Boy dan mengelus surai coklat bocah itu. Mata bulatnya terlihat sedikit berkaca. "Kenapa hmm?" Tania mencoba untuk bertanya. "Apakah kamu takut dengan kak Toni?"

Seketika Boy menggelengkan kepalanya. Dia tidak merasakan itu tetapi saat melihat mata tajam Toni, Boy seperti bocah nakal yang selalu mengganggunya. Dengan suara pelan Boy berbisik. "A-aku adalah anak nakal." Dan semakin menundukkan kepalanya.

Tania tersenyum lembut. "Siapa bilang Boy anak nakal? Boy adalah anak yang baik dan penurut, kakak bahkan sekarang merasa sangat suka kepada Boy yang lucu ini." Sambil mencubit gemas pipi tembem milik Boy.

Dengan mata berbinar Boy bertanya. "Benarkah itu?"

Tania menganggukkan kepala. "Yaa.. kakak sangat sayang kepada Boy."

Terlihat Boy yang tersenyum cerah setelah mendengarkan kalimat itu.  Dengan cepat ia memeluk tubuh Tania erat. Mendapat pelukan dari Boy, Tania membalasnya dan menepuk punggungnya perlahan.

Saat hari menjelang malam, ibu Toni dan bibik Merry sudah kembali pulang dan Tania dengan berat hati harus berpisah dengan Boy. Bocah itu juga sebenarnya tidak ingin berpisah dengan Tania, dia merasa sangat nyaman bisa mengenal orang yang baru ia temui itu tetapi mau bagaimana lagi.

*

Menjelang pagi mereka berdua segera bersiap-siap. Tadi malam pesanan kostum mereka sudah sampai tepat waktu. Mereka hanya meminjamnya dan tidak memiliki niatan untuk membeli sehingga pesanan datang beberapa jam setelahnya.

Tania menatap pemuda didepannya dengan rahang yang mengeras serta mulut yang terbuka lebar. Tania menepuk pipinya cukup keras untuk menyadarkan pikiran yang entah mengapa sudah berkeliaran kemana-mana. Bagaimana tidak, Toni sekarang berdiri didepannya bak seorang bangsawan dengan kostum vampir yang telah ia pesan tadi malam. Tania tidak bisa menduga kalau kostum itu sangat cocok dengan tubuh kokoh milik Toni. Wajah yang tegas dan tatapan tajamnya bahkan menambah kesan kehadirannya. Jangan lupakan jubah hitam yang berkibar setelah tertiup angin. Toni terlihat benar-benar menikmati perannya. Seluruh sekolah akan gempar melihat penampilan milik Toni, Tania percaya itu.

Sedangkan Tania sendiri, ia melihat kostum yang dikenakannya. Bagaimana bisa Toni memilihkannya kostum yang seperti ini. Tania sudah meragukan pilihan bocah itu dan benar saja. Pilihannya akan sangat mengecewakan dan membuatnya ingin bersembuyi dibalik selimut. Tetapi yang membuatnya kecewa dan malu bukan karena kostum yang ia kenakan terlihat jelek, itu karena yang ia kenakan adalah kostum sepasang dengan apa yang dikenakan oleh Toni. Gaun hitam yang sangat elegan sangat cocok dengan tubuh indah miliknya.

"Kenapa kau juga memesan kostum seperti ini Toni?!!" Tania menghentakkan sepatu miliknya dengan kesal.

"Ada masalah?" Tanya Toni dengan enteng.

"Yaa tentu saja, aku sudah memintamu untuk memesankan ku kostum kuntilanak atau lainnya yang terpenting adalah produk lokal dan sekarang, sekarang apa yang aku gunakan hah?"

"Aku bahkan tidak menentangmu saat memilih kostum ini." Toni berkata sambil melangkahkan kakinya maju kedepan untuk mengingatkan kalau kostum yang ia kenakan dipesan oleh Tania.

Pipi Tania tanpa sadar kembali memerah. "I-itu karena kamu terlihat cocok dengan kostumnya." Ucap Tania dengan suara yang sangat pelan namun masih bisa didengar.

"Aku juga melihat kostum itu cocok." Toni berjalan meninggalkan Tania yang masih terdiam seperti patung disana. Tetapi saat akan mecapai daun pintu, Toni berbalik dan berkata. "Jika tidak ingin terlambat maka cepatlah!" Dan kembali berbalik tanpa memperdulikan apa yang akan Tania katakan.

Tania dengan terpaksa harus pergi dengan kostum ini. Mengambil tas ranselnya dan menghampiri Toni yang siap dengan mobil hitam mewah miliknya. Tania mengangkat satu alisnya heran, kenapa Toni pergi menggunakan mobil, biasanya mereka akan berangkat dengan montor ninjanya.

Putri menghampiri Toni yang akan menaiki mobil. "Kenapa menggunakan mobil?"

Toni berkata sambil memasuki mobilnya. "Ingin menaiki montor?"

Yaa.. Tania lupa kalau sekarang ini mereka mengenakan kostum yang terlihat konyol, akan sangat merepotkan jika mereka berangkat dengan menggunakan montor. Otomatis mereka berdua akan menjadi bahan tontonan disepanjang jalan. Dengan kepala menunduk Tania memutar dan memasuki mobil.

Setelah sampai ditujuan, seluruh pemandangan membuat Tania terpukau, saat mereka mendekorasi kelas masing-masing semuanya belum terlihat. Tetapi sekarang, seluruh kelas digedung ini menampilkan cirikhas mereka masing-masing, mulai dari dekor ala korea, cosplay jepang, menirukan gaya hewan, tema horor dan lain-lain. Sekarang gedung yang menjulang itu terlihat lebih hidup, tidak seperti saat waktu mereka menempuh pelajaran, gedung itu akan terlihat seperti gedung yang tak berpenghuni jika mereka sudah sibuk dengan pelajaran.

Tania berjalan dibelakang Toni dengan kikuk, kostum yang mereka gunakan membuat semua warga sekolah menatap mereka saat berjalan, lebih jelas lagi mereka mengagumi Toni yang terlihat sangat tampan didepan. Seperti biasa, jika Tania sedikit memberi jarak diantara Toni dan dirinya maka Toni akan berhenti ditempat dan menyuruh agar Tania segera berada disampingnya. Dengan kesal Tania segera berada disamping Toni.

Kegiatan yang diadakan oleh sekolah mereka juga membuat acara amal untuk anak yatim piatu. Mereka membuat sebuah bazar atau pertunjukan yang bisa dihadiri oleh penduduk setempat. Dengan semua ini mereka bisa membantu orang yang membutuhkan. Untung saja Tania dan Toni memiliki tabungan yang cukup untuk membantu.

Kegiatan dimulai tepat pukul 08.00 setelah para murid menyelesaikan senam dilapangan. Salah satu perwakilan kelas harus mewakili kelas mereka masing-masing untuk memandu kelas mereka didepan. Tania yang terlihat sangat cantik ditunjuk oleh ketua osis untuk maju kedepan. Dengan perlahan Tania menuruti dan menggerakkan tubuhnya.

Toni yang berada dibelakang barisan merasa sangat panas dan aura disekitarnya menjadi lebih dingin, bahkan siswa yang berada disampingnya merasa merinding disekujur tubuh. Toni merasa muak melihat beberapa tatapan lapar para lelaki yang menusuk langsung pada tubuh Tania. Ini semua salahnya, seharusnya Toni tidak memesan kostum itu, dan sekarang, sekarang Toni menyesalinya. Toni merasa muak, dia pergi dari barisan dan berjalan menuju kearah depan, melepas jubah yang berkibar di tubuhnya dan membalutnya pada tubuh milik Tania.

Tania yang sedang asik menari itu tiba-tiba membeku ditempat. Dia merasakan sebuah pelukan hangat disekitar tubuhnya, dan setelah pelukan itu digantikan oleh jubah yang longgar Tania akhirnya sadar. Kini seluruh wajahnya sudah memerah karena tatapan semua murid yang ada. Tania tau itu adalah Toni dari aroma yang dia cium.

Saat ingin berbalik dan memarahi, Toni sudah kembali berjalan dengan memasukan kedua tangan kedalam saku celana. Bahkan Toni tidak merasa malu sama sekali. Apakah urat malunya sudah putu? Haiss Tania sekarang ingin segera pulang!!!






Unusual Abilities (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang