5) apa menurutmu dia orangnya

1.7K 174 0
                                    

Setelah melampiaskan semua beban dihatinya, kini Tania kembali menatap Toni dengan raut seriusnya. "Sekarang jangan membahas tentang masalahku. Kembali keintinya dan bahas masalah yang dialami Jihan. Jihan tewas pada saat kalian beberapa bulan masuk sekolah kan. Kasus ini pernah ditangani oleh kepolisian tetapi beberapa hari kemudian kasus ini tiba-tiba ditutup dengan sendirinya. Apakah kamu tidak merasa aneh dengan ini?"

Kini mereka berada di gudang tempat Jihan tewas. Gudang ini sudah beberapa tahun yang lalu tidak digunakan. Banyak sekali sarang laba-laba juga debu di setiap tempat. Bahkan saat memasuki gudang mereka berdua sempat terbatuk karena sangking kotornya.

Tania menghampiri lemari yang menjadi tempat tubuh terkahir Jihan. Tania meneliti tempat itu dengan seksama dan tanpa celah. Itu hanya lemari biasa dan sempit bagi satu orang. Tania merinding membayangkan bagaimana pelaku dengan paksa membuat tubuh Jihan harus berada di dalam lemari sempit itu.

"Saat kejadian itu, kenapa kedua orang tua Jihan selalu datang pada Damar dan selalu meminta Damar untuk bertanggung jawab atas kematiannya? Apakah ini berkaitan dengan Damar. Aku memang selalu melihat Jihan dekat dengan Damar tetapi aku belum berfikir sampai sejauh itu."

Damar adalah siswa norak yang ada di kelas mereka. Setelah kematian Jihan orang tuanya selalu pergi kerumah Damar dan meminta pertanggung jawaban. Tetapi semua itu ditentang oleh keluarga Damar. Damar dan Jihan dulunya memang terkenal dekat dan itu memungkinkan apapun bisa terjadi.

Setelah melihat-lihat mata cantik Tania tidak sengaja melihat sebuah jam tangan yang terselip di celah lemari dan meja. Tangan kecil Tania perlahan mengambil jam tangan itu dan memasukannya kedalam saku miliknya. Melihat waktu yang menjelang sore Tania tidak berani terlalu lama, sebentar lagi ayahnya pasti pulang kerumah dan jalanan macet.

"Hadehh... waktu berjalan terlalu cepat, aku harus pulang kalau tidak ayah pasti sangat marah."

Tania ingin segera beranjak tetapi lengannya tiba-tiba digandeng oleh Toni menuju parkiran sekolah. Tania tidak sempat berbicara sampai Toni memberinya sebuah helem dikepalanya.

"Ehh.. apakah kamu akan mengantarku?"

"Enn cepatlah sebelum aku berubah pikiran."

Mendapat tumpangan geratis Tania langsung menaiki motor itu dan segera meninggalkan gedung sekolah. Toni sedaritadi hanya diam saja dan saat bicara Tania tidak akan bisa menentangnnya.

"Apakah kamu sering mengantar gadis lain?" Entah mengapa Tania bertanya iseng pada Toni.

"Tidak."

"Owh... lalu kenapa kamu membawa dua helem saat sekolah?"

"Bukan urusanmu."

"Oke oke aku diam."

Saat sampai di rumah Tania, hari sudah menjadi malam. Toni menurunkan Tania di depan rumahnya dan setelah mengucap terimakasih Tania harus segera cepat-cepat untuk masuk sebelum ayahnya marah.

Rumah Tania dalam keadaan gelap gulita dan jam menunjukan pukul setengah sembilan malam. Kenapa ayahnya belum pulang. Ada rasa sedikit kelegaan yang menyelimuti Tania. Kalau sampai jam delapan malam ayahnya belum pulang maka itu menandakan kalau ayahnya sedang lembur dan kadang tidak pulang sampai tiga hari. Tania kini memiliki waktu tiga hari untuk memecahkan kasus milik Jihan secepatnya.

Tania membuka pintu rumahnya dan menguncina dari dalam. Memasuki kamar untuk memberishkan diri dan perlahan kembali ke ruang tamu. Tania membersihkan barang-barang yang berantakan serta membawa kantong plastik untuk tempat sampah. Tania sangat asik dengan memunguti sampah sampai saat Jihan menyapanya sambil bergelantungan dan berteriak keras.

"Hai Tania."

Tania terjatuh kelantai sangking terkejutnya dengan memegang dadanya yang berdetak panjang melihat Jihan yang selalu dadakan.

"Haisss.... kau selalu saja membuatku terkejut Jihan, tolonglah, jangan datang seperti ini. Bisa-bisa aku mati mendadak karenamu."

"Hehe.. maaf sudah kebiasaan."

Tania berdiri dan kembali memungut sampah dan menali kantong plastik itu untuk membuangnya ke tong sampah depan rumah. Dengan ayahnya yang tidak pulang ke rumah Tania merasa bebas untuk melakukan apa yang ia mau. Biasanya dia akan menikmati hari dengan bermalas-malasan tetapi kini berbeda, dia harus segera memecahkan kasus ini secepat mungkin.

Tania berjalan kearah kamarnya yang diikuti Jihan dibelakangnya. Mengambil data yang ada ditas miliknya dan melihatnya sekali lagi. Tania meninggal diperkirakan beberapa jam sepulang sekolah. Pertama-tama yang harus di lihat Tania adalh cctv sekolah mereka. Tania harus memastikan siapakah yang terakhir bersama Jihan waktu itu.

Waktu sudah terlalu larut, Tania harus segera tidur bila tidak ingin terlambat dan besok adalah hari terakhir ia bisa memeriksa cctv karena keesokannya sudah hari sabtu, itu adalah hari libur.

Matahari keluar dari persembunyiannya, Tania menjalankan rutinitasnya seperti biasa dan keluar dari rumah tak lupa mengunci pintu. Tania harus berangkat kesekolah menaiki bus dengan uang sakunya yang menipis. Setelah perjalanan hampir tiga puluh menit lamanya bus itu sudah sampai di depan sekolah, Tania turun dari bus dan memasuki gerbang sekolah.

Pelajaran berjalan seperti biasa, tidak ada yang menarik menurut Tania. Setelah bel berbunyi Tania juga Toni berencana pergi keruang kontrol untuk melihat cctv itu. Sebenarnya petugas merasa risih mendapati permintaan kedua siswa ini tetapi karena mereka anak yang pandai juga tujuannya baik, petugas itu akhirnya menerimanya dan mulai mengontrol cctv itu.

"Baiklah mari kita lihat kejadian satu tahun yang lalu."

Tayangan di monitor itu perlahan-lahan di tekan oleh petugas tersebut. Toni dan Tania meneliti bagian-bagian yang ada sampai saat mereka melihat Damar yang berbicara dengan Jihan. Setelah mereka berbicara sedikit lama akhirnya mereka berdua perlahan keluar kelas dengan Jihan dibelakang Damar. Di sana Damar mengajak Jihan sampai pada lorong samping sebelah gudang. Di sana Jihan dan Damar seperti berbicara dengan seseorang yang berada di dalam gudang. Toni juga Tania tidak tau siapa orang yang mereka ajak bicara karena gudang tidak memiliki cctv.

Di layar monitor raut wajah Jihan seperti terkejut dan ingin berlari tetapi langsung ditahan oleh Damar. Jihan diseret masuk oleh Damar kedalam gudang dan itu adalah terakhir kalinya Jihan hidup.

"Astaga... jadi dugaan kita memang benar, Damar yang telah membunuh Jihan." Tania merasakan sakit dihatinya, Damar juga Jihan terkenal akan persahabatan mereka tetapi kenapa Damar melakukan hal itu. "Kenapa polisi tidak memeriksa cctv ini terlebih dahulu?" Tania merasa aneh kali ini, polisi bisa sangat gampang menangkap Damar kalau mereka melihat tayangan ini tapi kenapa sangat sulit Jihan mendapat keadilan.

"Polisi tidak menyelidiki, mereka langsung menutup kasus ini tanpa membuang jejak sama sekali. Mereka menganggap tidak akan ada orang yang akan tau tetapi mereka salah karena kita sudah tau." Toni yang sedaritadi hanya diam kini angkat suara untuk menyimpulkan penglihatan mereka.

Petugas yang dari tadi diam mencerna apa yang ada kini akhirnya tau akan sesuatu. "Astaga saya juga baru tau kebenaran ini. Kenapa dulu saya tidak melihat tayangan ini dan percaya saja kepada polisi. Saya merasa kalau polisi berpihak pada pelaku."

"Betul pak, saya juga memikirkan hal itu. Keluarga Damar memang cukup terpandang maka ini sudah memungkinkan kalau mereka telah menyogok kepolisian dan menutup kasus ini." Tania merasa yakin akan hal itu. "Baiklah besok ayo kita pergi kerumah Damar dan pecahkan masalah ini."

"Ini sudah sore apa kau tidak pulang?" Dengan nada datarnya Toni bertanya pada Tania.

"Ahh iya, sudah sore, untung saja ayah tidak pulang sampai besok jadi aku tidak perlu merasa kawatir lagi. Sekarang mari kita pulang... pak bolehkah saya menyalin video ini?"

"Tentu saja."

Setelah itu Toni mengantar Tania pulang menuju rumahnya. Suasana jalan raya kini macet karena dilihat-lihat besok adalah hari libur bagi sebagian besar pekerja dan siswa. Suasana sore ini sangat indah bagi Tania. Akhirnya dia bisa membantu Jihan agar ia bisa hidup tenang di alam sana.

Tenang Jihan, sebentar lagi kamu akan damai.

Unusual Abilities (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang