"I-iya," jawab Emily.

"Boleh berfoto bersama?"

Emily yang bingung akhirnya mengangguk, lalu diajak melakukan swafoto.

"Terima kasih, ya! Kau cantik sekali."

"Terima kasih juga."

"Ciye yang udah jadi artis," ejek Nathan yang datang membawa dua es krim di tangannya.

"Ish! Sini es krimnya!"

"Tunanganku artis," ejek Nathan lagi.

"Ih, udah diam!"

"Mau dong foto bareng juga."

Emily mendorong Nathan sampai es krimnya hampir jatuh. Lalu, keduanya pun makan es krim bersama. Emily merasa sudah lama sekali tidak makan es krim seperti yang sedang dilakukannya sekarang.

"Sudah lama banget kan tidak berkencan seperti ini?" tanya Nathan.

Emily mengangguk. "Iya."

"Makasih ya sudah meluangkan waktu."

Emily mengangguk lagi.

"Makan es krimnya belepotan kayak anak kecil."

"Biarin!"

Tanpa aba-aba, Nathan mencium bibir Emily untuk membersihan es krim yang belepotan itu.

"Ih! Kalau ada yang lihat bagaimana?"

"Lho, malu?"

"Iyalah kan ini tempat umum!"

"Kalau gitu sini lagi! Masih ada es krimnya tuh!"

"Nathan!" teriak Emily yang mencoba menghindar dari ciuman Nathan.

Walau begitu, mereka tertap berciuman. Lama. Tanpa sadar kamera menjepret kegiatan mereka berkali-kali dari tempat tersembunyi.

⌘♛∞♛⌘

Akhirnya, Emily memiliki program acaranya sendiri yang bertajuk Crime In The Making. Acaranya itu akan menguak tentang kejahatan-kejahatan yang pernah terjadi ataupun liputan kasus kejahatan secara tuntas, lugas, dan berani. Acara tersebut akan tayang setiap Kamis malam.

Ia mendapatkan empat anggota baru untuk tim liputan. Ada Finn sebagai koordinator liputan, Manda sebagai reporter lapangan, Clint dan Bruno sebagai kameramen. Kini, Emily dan tim liputannya sudah berada di ruangan baru mereka untuk mendiskusikan apa yang akan tayang di episode perdana acara mereka.

"Selamat datang di dalam timku ya, senang sekali rasanya kita akan bisa bekerja sama. Semoga kalian bisa bersemangat untuk menjalankan liputan untuk program baru ini ya," ujar Emily yang merasa harus bersikap ceria di depan timnya.

"Senang juga bisa bekerja sama denganmu, Emily," kata Manda. "Aku mengidolakanmu lho."

"Ah, jadi malu," respons Emily yang kemudian tertawa.

"Kami semua mengagumimu. Jadi, bekerja setim denganmu adalah suatu kebahagiaan buat kami," kata Finn yang kemudian diangguki Clint dan Bruno.

"Kalian bisa sekali membuat orang merasa melayang," ujar Emily. "Untuk episode perdana kita bahas apa, ya?"

"Bagaimana kalau masalah narkoba di kalangan para artis?" usul Manda.

"Ah, benar juga. Itu akan sangat menarik, apalagi kemarin Emily mewawancarai Kenny Wilson, kalau dilanjutkan pasti akan lebih ramai," ungkap Finn.

"Kita bisa rangkum liputan-liputan TopNews terdahulu, kemudian bahas lebih dalam, atau buat penelusuran," usul Clint.

"Emily pasti bisa mengumpulkan itu, kan?" tanya Bruno.

"Ya, aku kan sebelumnya di TopNews, nanti tinggal minta saja sudah akan dikasih," jawab Emily. "Selain rangkuman itu berarti kalian tetap harus liputan. Untuk dua hari ini, kalian coba pikirkan apa yang harus diliput sembari aku meminta bagian TopNews mengumpulkan liputan soal narkoba di kalangan artis."

"Kami akan melakukan riset secepatnya," ujar Finn.

"Bagus. Aku juga akan melakukannya," sahut Emily.

Jika membahas tentang permasalahan narkoba di kalangan para artis. Berarti Emily harus menyelidiki kembali kasus Kenny Wilson dan Sheila Bella soal penggunaan sabu-sabu mereka sebelumnya. Tidak mungkin hanya dua nama itu saja yang pernah terlibat. Pasti ada nama-nama lain. Kenny Wilson pasti tahu nama-nama itu.

⌘♛∞♛⌘

Emily tentu ingat apa yang harus ia lakukan untuk menyelidiki kelanjutan kasus Steven. Ya, soal kepemilikan mobil Maria Rachel yang ternyata adalah milik Melissa Holden alias penyanyi dengan nama panggung Sunny.

"Apa aku boleh ikut bergabung dalam rapat kalian?" tanya Emily yang masuk ke ruangan program lain.

"Ah Emily, boleh. Sini!" kata Denise yang merupakan host acara CelebTour.

Emily berdiri di depan meja rapat itu. "Aku barus selesai rapat untuk acaraku sendiri. Aku juga ingin belajar bagaimana Denise memimpin rapat untuk programnya. Aku baru punya program sendiri, jadi butuh banyak belajar," ujar Emily yang tentu saja disambut ramah oleh tim Denise itu.

"Duduk saja Mil," kata Denise menunjuk salah satu kursi yang kosong.

Emily mengangguk dan duduk.

"Jadi, untuk House Tour kali ini kita belum menentukan siapa yang akan dikunjungi untuk program episode selanjutnya. Sebenarnya waktu kita cukup banyak karena kita punya stok dua liputan. Tapi minggu ini harus tambah lagi," kata Denise. "Ada ide?"

"Berita tentang perceraian Rosa kan sedang cukup ramai, kalai kita House Tour di rumahnya pasti akan jadi rating tinggi," sahut salah satu anggota tim.

"Ah, benar juga."

Emily mengangkat tangan. "Kalau di rumah Rosa sepertinya sedikit sensitif, apalagi mereka belum resmi bercerai. Bukannya akan menganggu?"

"Emily benar juga. Kau ada ide Mil?" tanya Denise.

"Bagaimana dengan Sunny? Lagunya sedang lumayan hits kan sekarang? Lalu, dia punya koleksi mobil dan juga rumahnya besar banget. Bahkan ada rumor kalau dia punya Sugar Daddy, pasti obrolannya akan sangat menyenangkan, bukan?" kata Emily yang benar-benar mempengaruhi Denise untuk menyetujuinya.

"Ah, kenapa tidak terpikirkan Sunny. Aku akan coba hubungi manajernya!" seru Denise yang tampak senang.

Rencana Emily benar-benar mulus, Sunny menyetujui acara CelebTour yang dibawakan Denise itu. Dengan begitu, Emily akan bisa melihat rekaman dan seisi rumah Sunny untuk dianalisis oleh Remi. Walaupun Emily tidak begitu yakin kalau rekaman itu akan banyak membantu, setidaknya ia percaya Remi. Detektif itu punya mata elang yang bisa melihat detail kecil untuk dianalisis.

Sampai jumpa lagi!

1. Bagaimana pendapat kalian tentang bab ini?

2. Bagian mana yang paling kalian suka?

3. Bagian mana yang paling buat kalian penasaran?

4. Apakah kalian bisa mengikuti cerita ini?

Atau merasa bingung?

5. Apa kalian punya pertanyaan tentang cerita ini?

⌘♛∞♛⌘

Making Crazy ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang