Bab 09

829 80 15
                                    

MAKING CRAZY SCANDAL
Bab 09
a story by Andhyrama

IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama_twt// YouTube: Andhyrama// TikTok: @andhyramatv

Dapatkan buku karyaku lengkap di Shopee: Andhyrama, IG: @andhyrama.works

⌘♛∞♛⌘

Presiden Kamal Teagan memberikan pidato di acara pekan olahraga nasional di station utama ibukota. Ini adalah kali terkahir Kamal Taron melakukan pidato di acara tersebut karena masa jabatannya akan segera berkahir.

Dua kanditat yang akan maju ke pemilihan presiden adalah Roberto Juan dari partai Gerakan Nasional dan Taron Martin dari partai Era Demokrasi. Keduanya terlihat sudah mulai melakukan kampanye terselubung.

Emily menonton televisi tentang berita politik itu dengan malas. Ia sangat benci dengan politik. Alasannya karena sang ayah adalah anggota partai Gerakan Nasional. Lebih tepatnya, bukan karena ayahnya adalah anggota partai, Namun, karena sang ayah lebih memilih partai itu daripada keluarga. Emily dan ibunya ditinggalkan karena sang ayah lebih memilih mengabdi kepada partai.

"Nathan apa tidak pulang, ya?" gumamnya seraya mengambil ponsel yang tergeletak di sofa, sebelah bokongnya.

Nathan: Ada masalah di museum, ada lukisan yang lecet. Aku sedang membawa lukisan ini untuk diperbaiki di tempat saudaraku, aku sekalian menginap di sini.

Nathan juga mengirim potret tentang lukisan yang lecet itu dan seseorang yang sepertinya sedang mencoba memperbaiki lukisan itu, dengan menutupinya dengan kertas khusus dan menggambar ulang di atasnya—belum selesai.

Emily: Baiklah, jangan lupa makan dan jangan begadang ya Sayang.

Nathan: Kau juga ya sayangku!

Emily tersenyum. Ia tidak ingin curiga dengan Nathan. Dalam sebuah hubunga, ia meyakini bahwa kepercayaan adalah hal yang utama. Sehingga ia berusaha untuk dapat dipercaya dan juga dapat mempercayai Nathan. Lagi pula, Nathan juga tak banyak bertanya soal di mana Emily berada. Bahkan, Nathan tidak tahu kalau Emily sedang menyelidiki kasus dengan Remi. Jika saja Nathan tahu, pria itu pasti akan sangat cemburu. Emily tertawa kecil membayangkan Nathan cemburu.

⌘♛∞♛⌘

Emily sudah mendapatkan rekaman liputan-liputan soal narkoba para artis sejak lima tahun terakhir. Sekarang, ia sedang memilah-milah mana yang bisa dimasukkan ke dalam acaranya atau tidak. Ada rekaman ditangkapnya Sheila. Ia merasa khawatir dengan sang model. Di mana Sheila? Apa dia baik-baik saja?

"Andai saja Sheila benar-benar di London," gumam Emily.

"Sheila tidak di London?" tanya seseorang yang tiba-tiba masuk.

"Oh Iris?" Emily tampak kaget. "Ada apa?"

Iris yang membawa sebuah boks berisi berkas-berkas di dalamnya menampilkan wajah curiga. "Ini berkas-berkasmu yang tertinggal di tempatku."

"Oh terima kasih, seharusnya aku saja yang ambil sendiri," ujar Emily yang menerima boks itu dan menaruhnya ke meja.

"Pokoknya, jika kau butuh bantuanku, langsung katakana saja," ujar Iris. "Aku selalu mendukungmu!"

"Ah, terima kasih Iris!"

Untung saja Iris tak menanyakan soal Sheila lagi. Emily menepuk bibirnya seperti menghukum dirinya agar tidak bicara sembarangan di kantor. Ia kemudian menoleh ke belakang, memastikan Iris sudah pergi.

Making Crazy ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang