"Eh, eh marah... Ullu.. Ullu, marah," ujar Arland langsung menangkap pergelangan Allea dan mengangkat gadis itu ke pangkuannya.

Dahi keduanya saling menempel dengan kedua mata yang saling memancarkan rasa cinta yang begitu besar.

Allea lebih dulu menutup matanya dengan wajah yang refleks maju. Tanpa mau menunggu lebih lama lagi Arland langsung melumat bibir ranum gadisnya.

Sejak tadi ia sudah menahan diri untuk tidak mencium gadis itu, lantaran banyak orang. Dan, ini saatnya mendapatkan jatah.

"Umm.. Hmhh," gumam Allea membelengguh di sela ciuman panas mereka.

Tangan Arland tidak bisa diam. Mulai dari tekuk, hingga turun menelusuri punggung Allea dan mengusap-usapnya lembut.

Namun, pergerakan tangan Arland yang mengusap-usap punggung Allea lantas terhenti saat menyadari sesuatu.

"All, kamu gak pake bra?" tanya Arland sedikit kaget. Pantas saja ia bisa merasakan sesuatu yang menekan dadanya. Untung piyama yang Allea pakai tidak terlalu terang dan sedikit tebal di bagian dada.

Allea menggigit bibir bawahnya seraya menggeleng malu. Ia memang tidak memakai bra jika tidur.

Arland meraup wajahnya kasar. "Kamu beneran mancing aku?" dengus Arland mulai terbakar nafsu.

Allea terkekeh kecil. Kemudian menghadiahi kecupan-kecupan ringan di bibir cowok itu. "Aku tau kamu gak bakal ngelakuin itu," kata Allea dengan nakalnya menggesek-gesekan hidung mereka berdua.

Arland pun tersenyum lembut. "Apapun yang berhubungan merusak kamu, itu artinya cinta aku udah hilang. Aku sayang banget sama kamu, All. Bahkan aku rela kehilangan semua yang aku punya, kecuali kamu," ujar Arland membelai wajah Allea.

Allea seketika gemas. "Uuluhh bahasanya," kekeh Allea membuat Arland mendengus. Dasar! Gak bisa di ajak romantis apa? Gerutu Arland.

"Aku percaya kalau kamu gak mungkin ngelakuin hal itu sebelum waktunya. Tapi, kalau dengan cara itu kamu bisa tetep sama aku, aku gak masalah harus ngelakuin itu," ujar Allea tersenyum lembut.

"Ngomong apaan sih sayang. Mikir kesana aja enggak, gimana mau ninggalin coba," kata Arland gemas dan langsung menggelitiki pinggang gadisnya.

Allea sontak saja menggeliat geli. "Haha.. Kali aja ada cewek yang lebih menarik perhatian kamu," ujar Allea menangkap kedua tangan Arland dan menautkan kesepuluh jejari mereka.

Arland mengecup bibir gadisnya sekilas. "Kamu aja udah cukup, All. Aku cuma butuh kamu, dan kamu," Bisik Arland.

Nafas keduanya bertukar. Hangat dan saling menyapa satu sama lain.

"Tidur yuk, aku takut khilaf," kekeh Arland membaringkan gadisnya pelan di atas kasur.

"Si kembar gimana? Kalau nanti tiba-tiba mereka bangun terus cariin aku?" ujar Allea menatap Arland yang tengah menarik selimut untuk mereka berdua.

"Mereka itu kebo, gak bakalan bangun. Kamu tenang aja," ujar Arland mengecup kening Allea sekilas.

Melihat gadisnya yang berbalik arah dan memunggunginya, Arland pun langsung memeluk Allea dari belakang. Menumpukan wajahnya di cerukan hangat leher gadisnya.

Allea pun tersenyum tipis merasakan kedua tangan kekar Arland yang memeluk pinggangnya.

"Kenapa sayang? Kok ngelamun?" tanya Arland lembut.

Allea menggeleng pelan. "Gak papa. Cuma kepikiran bunda aja," ujar Allea membalikan badannya berhadapan dengan Arland.

"Besok kita udah pulang, tenang aja," ujar Arland melihat kerinduan di mata gadisnya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now