Ketika Jeon Jungkook si Tukang Bolos bertemu dengan Kim Yerim si pembangkang. koridor sekolah menjadi saksi bisu pertemuan mereka dengan absurdnya.
"Misi pak, ruang guru dimana ya?" - Kim Yerim
"apa gue terlihat 10 tahun lebih tua?" - Jungkook
"Hyunjinnnn!!!! hyunjinnn!!!" Teriak Yeri saat melihat Hyunjin mendribel bola oren itu menuju ring lawan. Dibawah sana, Jungkook menatap tak suka kepada Yeri.
"Brisik banget cewek itu" Gerutu Jungkook
"Fokus bang" Changbin menepuk pundak Jungkook agar kembali fokus pada permainan. Jungkook pun berlari mendekati ring lawan memberi isyarat pada Hyunjin untuk mengoper bola kepadanya. Hyunjin melempar bola krarah Jungkook dan mendarat mulus di tangan cowo itu. Tiga orang dari tim lawan langsung menghadang di depan Jungkook namun Jungkook dengan cekatan mendribel bola itu seraya melewati ketiga orang itu dan terakhir melakukan dunk dan memasukkan bola itu kedalam ring.
Jauh di tribun penonton, Yeri menganga melihat Jungkook baru saja.
"keren" gumam Yeri tanpa sadar menatap ke arah Jungkook yang saat ini juga menatap sombong ke arahnya. Setelah menyombongkan diri dihadapan Yeri, Jungkook berjalan menuju Jaehyun yang sedang terengah di tengah lapangan. Dirinya kewalahan dengan permainan gesit Jungkook dan teman-temannya.
"masih mau nantangin gue?" Jungkook berdiri berkacak pinggang dihadapan Jaehyun.
"oke, gue akuin kekalahan gue saat ini tapi...." Jungkook menunggu kalimat menggantung dari bibir Jaehyun.
"siapa yang bisa jadi pacar cewe itu.." Jaehyun menunjuk Yeri yang sedang memainkan ponsel nya di tribun penonton Membuat Jungkook mengikuti arah pandangan Jaehyun.
"dia yang menjadi pemegang kelima ketua gangster lima sekolah" Jungkook membulatkan matanya mendengar ucapan Jaehyun.
"kenapa lo bawa bawa orang lain dalam permasalahan kita man???" Jungkook tertawa dengan nada mengejek menatap Jaehyun.
"lo takut?" Jaehyun membalas tatapan Jungkook tak kalah mengejek.
"gue? Takut? Gak ada sejarahnya" setelah itu Jungkook berjalan melewati Jaehyun dengan sengaja menyenggol kasar bahu cowok itu meninggalkan Jaehyun yang tersenyum miring dengan tatapan tak terdefinisikan ke arah Yeri.
Yeri POV
"Yer" Gue ngedongak ngalihin pandangan gue yang semula menatap layar ponsel saat Hyunjin manggil gue.
"eh Jin gue udah dicariin ibuk gue nih" Ujar gue pada Hyunjin ngode minta dianterin pulang.
"iya ayo gue anter, maaf kalo buat lo telat pulang" Gue berdiri lalu masukin ponsel gua kedalam tas bersiap untuk pulang namun kegiatan gue terhentikan saat sebuah suara menyapa.
"biar gue aja yang anterin dia, lo harus jemput yeji les kan?" itu Jeon Jungkook, astaga apa apaan ini.
"gapapa bang nanti gue bisa jemput Yeji setelah nganterin Yeri"
"udah lo jemput adek lo aja biar gue yang nganter tu cewe"
"gapapa bang gue aja yang nganter-
"udah gue naik bis aja deh" Gue udah ngelangkah berjalan ngelewatin mereka berdua yang masih debat.
"lo pulang sama gue" Langkah gue terhenti saat Jungkook nahan pergelangan tangan gue lalu narik gue ngejauh dari sana Menuju motornya yang terpakir di luar lapangan.
"gua gabawa helm, gausah pake ya lo" Ucapnya seraya menaiki motor ducati dan memakai helm nya.
"lo mau jadi patung pancoran disitu?" gue tersadar dari lamunan gue yang ngeliatin Jungkook daritadi. Tanpa mengucap satu kata pun, gue naik ke jok belakang motornya yang tinggi itu dengan susah payah.
"pegangan" Suruh nya ngebuat gue pegangan sisi samping jaket jeans yang dikenakannya. Sedetik kemudian Jungkook ngelajuin motornya dengan kecepatan diatas rata rata ngebuat gue reflek meluk dia dari belakang. Gue meluk dia kenceng banget sama merem soalnya gue takut. Selama perjalanan itu gue merem karena sumpah demi apapun Jungkook bawa motornya bar bar banget gilak beda sama Hyunjin tadi.
"heh!! Rumah lo mana???!!!" Jungkook sedikit melanin motornya dan Gua bisa ngedenger suara teriakan Jungkook yang nanyain alamat rumah gue.
"Perum Bougenvill 2 rumah paling ujung warna putih tulang" teriak gue masih dengan menutup mata dan setelah itu Jungkook kembali menarik gas motornya dengan tanpa berperikemanusiaannya. Gila nih ya anak punya nyawa sembilan kali. Gue pun makin ngencengin pengangan gue dan makin ngerapetin mata gue. Sumpah nyawa gue berasa diujung tanduk.
Gak lama kemudian, Jungkook melanin laju motornya dan berhenti.
"buka mata lo, gue tau daritadi lo merem" Gue pun ngebuka mata dan ternyata udah sampe aja di depan rumah gue. Gue langsung turun dari motor Jungkook dan ambruk duduk karena kaki gue lemes.
"heh kenapa lo?" Jungkook terlihat panik lalu menstandarkan motornya dan melepas helmnya kemudian nyamperin gue.
"gara gara lo nih, berasa diboncengin pedrosa gue" Tangan gue masih gemeter begitu pula dengan kaki gue.
"emang lo pernah dibonceng pedrosa?" Gue ngegeleng pelan dan gue bisa denger dia ketawa pelan.
"gue bantu masuk" Bahu gue udah diangkat Jungkook buat berdiri
"gausah gue bisa masuk sendiri, btw makasih" Gue nepis tangan Jungkook lalu berjalan pelan ngebuka ngerbang rumah gue dan menutupnya kembali tanpa ngeliat Jungkook yang masih berdiri di depan rumah gue.
Yeri Pov end
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
(
Rumah Yeri)
Jungkook mengamati Yeri yang berjalan masuk kedalam rumah gadis itu lalu kembali ke motornya dan berbalik arah untuk pulang.
Yeri anak orang kaya, tapi kenapa dia ke sekolah pake sepeda?
Kira kira seperti itulah pemikiran Jungkook di sepanjang jalan.
Yeri side
"bukkkk" Yeri berteriak menggema diseluruh rumah nya Mencari wanita yang sudah mengasuhnya dari kecil saat ayahnya sibuk bekerja. Bukan, bukan ibu nya. Ibu Yeri sudah meninggal saat melahirkannya.
"Yeri kamu darimana saja ibuk khawatir loh" wanita berumur 40 tahunan itu berlari menghampiri Yeri yang terlihat lemas.
"kenapa kamu? Sakit?"
"pusing dikit buk" Lirih Yeri saat ibuk nya itu menaruh tangan di kening nya.
"ibuk bantu ke kamar" Yeri mengangguk lalu membiarkan ibuknya memapahnya menuju kamar nya. Beruntung yeri punya sosok waita yang berjalan disamping nya ini walau ibu nya sudah tiada. Sepertinya tuhan adil.