''Pa, pokoknya malam ini kalau pintu kamar aku belum diperbaikin, aku pindah di kamar Darren, dan Darren pindah di kamar aku. Titik'' saat di depan meja makan, Viona mengaduh pada kedua orang tuanya dengan sikap bruntal dari Darren kemaren yang berhasil merusak pintu kamar Viona.
''Emang Darren mau tidur dikamar kamu yang penuh dengan warna pink itu?'' Sela mama nya ditengah-tengah aktivitas makannya.
''Mau nggak mau harus Ma. Itu kan salah dia. Masa aku cewek tidur dikamar yang pintunya rusak sih? Entar kalau ada orang masuk gimana?'' Viona tetap dengan pendirinya, dan semua itu harus diikuti atau ia akan mendiami orang rumah selama satu minggu, bahkan bisa lebih dari itu.
Semua yang ada dimeja makan hanya mengangukan kepalanya malas, terutama Darren yang terlalu malas jika Viona sudah merengek, dan jangan harap untuknya kalau bisa menang. Kelakuan Viona disekolah dan dirumah berbanding terbalik jika disekolah dia terlihat alim, maka dirumah dia akan manja bahkan sangat manja. Dan Darren memaklumi itu semua karna dirinya adalah kakak dari perempuan manja ini.
''Gitu dong, harus nurut sama Viona cantik'' ujar Viona dengan senyum puasnya.
Setelah itu, mereka melanjutkan aktivitas sarapan pagi mereka, yang awalnya ditunda karna Viona yang sangat sopan.
''Mama yang cantik tapi masih aku yang lebih cantik. Aku berangkat dulu yah jangan kangen nanti Vio nangis. Dan Papa yang ganteng anak mu yang cantik ini mau berangkat kangennya jangan dulu nanti kalo Vio udah pulang yah. Vio kesekolah dulu yah'' ujar Viona dan di akhiri dengan ciuman di pipi kiri dan kanan Mama dan Papa nya.
Mama dan Papanya hanya mengeleng-gelengkan kepala mereka dengan sikap Viona yang sangat diluar pikiran mereka berdua. Viona tidak mengikuti sikap dari orang tuanya, bahkan kedua orang tuanya sewaktu seumuran dengan nya terkenal dengan pangilan laki-laki dan perempuan terdingin. Entah sikap Viona ini mengikuti sikap siapa dan hanya Tuhan yang tahu.
''Dan lo Darren jelek, gue tunggu didepan'' setelah itu baru lah ia melangkahkan kakinya keteras depan rumah mereka. Sembari menunggu Darren Viona memainkan handphone nya sesekali tertawa saat melihat postingan yang lucu.
Tiba-tiba ada postingan yang membuat matanya hampir mengeluarkan air mata tapi cepat-cepat ia langsung mengscrol kebawah karna kedatangan Darren.
''Kenapa mata lo?'' Tanya Darren saat tepat didepan Viona
Berapa usaha pun Viona menutupi matanya dari Darren tetap saja Darren akan mengetahuinya.
''Nggak papa kok, tadi cuman kemasukan debu doang''
Walaupun sedikit curiga, Darren memilih menganggukan kepalanya saja daripada berdebat dengan Viona.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seperti hari-hari biasanya jika mereka akan menuju kelas Viona, suara siswi yang notabenya fans nya Darren akan melemparkan kata-kata iri buat Viona, dan Viona tidak pernah menangapinya, karna ia terlalu malas.
Tepat didepan kelas Viona, mereka bertemu dengan Dave dan kawan-kawannya yang sedang ngobrol didepan kelas. Dave hanya menatap mereka sekilas setelah itu ia mengalihkan tatapannya kembali kearah Bagas yang sedang angkat berbicara.
''Masuk sana'' Ucap Darren Dingin.
''Iya'' Viona mengangguk sekali dan langsung masuk kedalam kelas.
Sudah dibilang kan Viona disekolah dan dirumah beda sikapnya. Dan inilah sikap Viona disekolah menjadi seorang gadis yang penurut. Kalau misalkan Darren dirumah kalah, maka disekolah ia akan menang dari seorang Viona.
Viona hari ini malas untuk berhadapan dengan Dave mungkin karna postingan tadi yang ia lihat didepan teras rumahnya. Ia hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha move on, katakana lah dirinya bucin ia tidak peduli. Toh memang itu kenyataannya.
ESTÁS LEYENDO
DaVio
Novela JuvenilBerpacaran dengan orang yang kita cinta itu adalah hal yang menyenangkan dan juga suatu kebahagian tersendiri. Tapi berbeda lagi jika di jadikan pacar hanya karna sebuah taruhan konyol. Dave tidak pernah berpikir dulu apa yang akan terjadi kedepanny...
