part 5

296 30 30
                                    

"sebab sakit tak hanya saat kau terus-terus hanya memikirkan dia

Tapi sakit saat aku sakit, dan kau tak ada

Dan aku tak begitu sakit sebab kau ada

Ku anggap aku berhasil sedikit menculik fokusmu dari dia"

_Taufik_

Aku memutuskan untuk cari Taufik dirumahnya saja, kalo teman kelasnya, kakak HMPS nggak tahu  dia dimana, setidaknya orangtuanya pasti tahu, pikirku.
Tapi tetap saja aku khawatir, sebelumnya Taufik tidak pernah begini.

Taufik home....
"Assalamualaikum."

Terdengar seseorang membuka pintu
"Waalaikumsalam, eh Rara sini masuk!"

"Iya tante, terimakasih."

"Silahkan duduk nak, kamu naik apa ke sini nak?" Tanya Ibu Taufik

"Ojek online tante, Rara baru pulang kampus, Rara kesini cari Taufik, soalnya dia nggak masuk kampus tante, takut kenapa-kenapa." Jawabku menjelaskan lebih dari pertanyaan ibu Taufik

"Loh, kata Taufik dia nggak kuliah nak, libur katanya." Katanya lagi

"Libur? Oh mungkin hari ini Taufik emang Libur tante, kan Rara emang beda kelas." Kataku mencoba menyembunyikan kebohongan Taufik, dengan alasan masuk akal tentunya

"Ohiya nak, kamu kau ketemu Taufik? Dia di kamarnya dari tadi juga nggak keluar makan." Kata ibu Taufik memberi tahu ku keberadaan Taufik

"Iya Tante, Rara permisi tante mau lihat Taufik dulu."
Ibu Taufik hanya menjawabnya dengan senyuman.

Aku bergegas ke kamar Taufik, dan tentu aku tak kesulitan mencari kamarnya karena aku sudah sering kerumahnya jadi tahu kamarnya.

"Fik! Boleh aku masuk? aku Rara."

Tidak ada suara di balik pintu pembatas di depanku, dengan ragu aku segera membuka pintu yang ternyata memang tak terkunci.
Disitu, di atas ranjang itu, ada laki-laki yang cukup membuat ku sedikit kacau, tapi dia terlihat lebih kacau.

Aku mendekatinya..
"Taufik! Fik!" Kataku sedikit berteriak
Tapi tidak juga ada suara dari yang punya nama.

Aku berjalan sedikit lebih dekat lagi
"Taufik!" Panggilku sambil menggoyangkan tangannya, yang kurasa hangat saat menyentuh tanganku yang dingin.

Aku terdiam beberapa saat, mungkin Taufik sedang ada masalah, atau dia kelelahan, pikirku. Tapi bukannya dulu masalah Taufik masalahku juga? Tapi lelahnya bukan lelahku karena dia jarang mengeluhkan lelahnya.

Aku menggoyangkan Taufik sekali lagi, bukan bermaksud mengganggunya tidur, tapi untuk mengapresiasi usahaku datang kerumahnya hanya untuk mencari informasinya.

"Fik! Bangun dong! Tidur udah kaya orang mati aja sih, Fik, Taufik!" Karena merasa terhina matanya sedikit terbuka

"Ra! Ngapain disini?" Katanya dengan suara lemah

"Kakak Taufik kenapa? Lemes banget."

"Gak papa kok Ra" katanya tersenyum

"Yakin?" Tanpa menunggu jawabannya, aku memeriksa suhu badannya dengan cara biasa, biasa dilakukan di sinetron, biasa di lakukan di dunia wattpad atau bahkan dunia nyata. Menyentuh dahinya dengan punggung tangan.

" Nggak sakit juga nih, lebay amat sampai bohong segala." Kataku  setelah memeriksa  dahinya

"Masa sih Ra? Padahal aku terpaksa bilang ke ibu aku kalo" belum sampai Taufik bicara aku memotong.

Presiden BEMNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ