Bag 16. Hujan Diakhir Mei adalah Rindu

49 10 3
                                    

Hujan di akhir mei kali ini semakin dingin saat kau dan aku terlalu angkuh untuk melepas angan, menyatakan, memeluk, dan mendekap. Meyakinkan atas semua yang terjadi baik-baik saja, ini hanya hujan, bukan rintihan duka yang menjadi sebab hancurnya jiwa, biarlah rintik-rintik rindu jatuh ke dalam dada memberitahu bahwa kita masih bahagia. Meski tatap tak selalu ada diantara kita. Namun, kau dan aku akan selalu merasa sama dalam menggenggam kata setia.

Hujan bulan Mei adalah Puisi Tuhan diakhir pertemuan, yang jatuh diantara usaha kita untuk tetap dalam kata bertahan. Dalam waktu yang kian hilang, pada rintik-rintik jarak yang menyesakkan. Hatiku, kau adalah rindu yang menghunjam ku tanpa ampun. Yang berdiam dalam hujan dibawah mata dan pikiran ku, selalu ku jaga, ku genggam dalam butiran doa-doa. Tak lain hanya menyatakan dan menyakinkan bahwa kita masih ada.

Saat hujan menja, seperti halnya kali ini. aku seolah-olah membayangkan kau dan aku duduk bersama di balik sebuah jendela usang, menikmati setiap rintik yang perlahan jatuh membasahi bunga-bunga dan daun-daun lalu gugur ke bumi, kita berdiam seolah menatap sebuah pertemuan setelah perpisahan panjang. Mei kali ini mungkin akan berakhir di penghujung pemberhentian angka, pada sebuah awal ataupun akhir yang tak pernah akan mengubah rasa sayang diantara kita, bahkan saat hujan telah berhenti mendikma rasa.



Bengkulu, 31 Mei 2020
Muhammad Asyfariza

******
Rindu adalah tempat dimana waktu dan perjuangan di pertemukan
Dalam masa yang berbeda
Dalam duka yang hilang tampa kata

******

Catatan Perjalanan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang