S1. - 23. Sepenuh Harapan

Beginne am Anfang
                                    

“Nanti aku jelasin di aula, biar gak ngulang dua kali.”

Semua temanku telah berkumpul di aula, dan Zahra membuka acara ini lalu mempersilakan aku untuk mengklarifikasi fakta yang sebenarnya tertutupi.

“Terima kasih Ara, atas waktunya.”

“Bismillah assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,, akhwati Fillah.. kayfahalukun? Aku di sini ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya kepada Antunna.. mohon dia maaf kan ya.. semoga malam ini bukanlah malam terakhir kita berjumpa..

Em.. maaf kalau selama ini ada kata dan perbuatan yang menyinggung perasaan kalian ...”

Aku menjelaskan yang sedetail-detailnya bahwa sebenarnya aku sudah menikah yang membuat mereka tambah terkejut..

Aku memberitahu alasannya yang membuat air mataku kembali berlinang, namun siapa sangka respons mereka sangat positif, sungguh mereka sangat mengerti diriku

Bahkan ada beberapa diselingi canda agar air mataku tidak kembali menetes.. kamu benar mas mereka adalah keluargaku pasti akan mengerti diriku.

Sungguh sekarang hatiku tampak lebih lega melihat senyum mereka kuharap ini bukan untuk yang terakhir..

Setelah berpamitan dengan pelukan penuh hangat mereka mengantarku ke gerbang bahkan aku tidak di izinkan untuk membawa barang apa pun kecuali tas kecil dan boneka kesayanganku..

Aku mulai memasuki mobil dan melambaikan tangan ke arah mereka. Langit tampaknya ikut bersedih, tetes demi tetes mulai berjatuhan yang membuat mereka segera pergi dari hadapanku.

Enam tahun sudah diriku menginjakkan kakiku di sini, segala momen pernah kuhadapi. Aku banyak mengambil pelajaran di sini. Jika di ingat kejadian 6 tahun yang lalu aku sangat menolak mentah-mentah untuk di masukan ke sebuah pondok pesantren, namun perlahan aku belajar arti kata ikhlas menerima takdir, dengan percaya bahwa ini adalah takdirku.

Ah.. sudahlah aku tak boleh terlalu dalam kesedihan ini, bukannya dulu ini yang kuinginkan agar cepat-cepat lulus tapi kenapa sekarang rasanya sangat berat?

Ini baru berpisah dengan yang namanya teman, dan ini hanya perpisahan didunia. Bagaimana jika aku akan terpisah dengan laki-laki di sebelahku ini.. sungguh aku tak sanggup walau hanya membayangkannya.

Aku kembali menyeka air mataku, mungkin sekarang mataku dan hidungku sudah memerah.

“Mas..” lirihku sambil menatapnya.

“Sudah nangisnya?”

Jawabnya sambil menatap ke arahku

“Kamu enggak akan ninggalin aku, kan?” Aku merasa hari ini aku begitu sensitif, sedari tadi aku terus terbayang kematian. Memang benarnya terputusnya sementara rasa kenikmatan dunia ketika kita mengingat kematian.

“Jangan berpikir yang aneh-aneh Adinda.” dia kembali fokus ke arah jalan yang masih redah resolusi cahayanya. Kami hanya memanfaatkan penerangan dari arah mobil, di tambah jalanan sepertinya sangat licin.

Hingga di kegelapan aku melihat seperti ada seekor kucing yang sedang ingin menyeberang jalan

“Astagfirullah Al-Azim.. MAS AWAS!!”

Mas Reyhan seketika langsung memutar kemudi dan secepatnya menekan rem.. gemuru petir semakin terdengar jelas ditelingaku

Tiiinn.. tiiiinnn.. DRUUK!! BRAKK!!

Kepalaku terbentur hebat, setelah mobil kami menghantam pohon besar yang tak bersalah. Aku yang setengah sadar, sambil memegang dahi ku yang terasa sangat nyeri dan sudah berlumuran darah, membuatku memutar memori lama yang semakin membuat kepalaku terasa nyeri,

“Astagfirullah?! Darah?”

Napasku masih tercengang.. dadaku rasanya kembali sesak ditambah aku baru saja selesai menangis, memori 10 tahun yang lalu pun seperti kembali memutar di hadapanku, seketika pandanganku menjadi kabur setelah melihat asap dari arah mobil depanku,

Aku merasa seperti ada yang mengguncangkan tubuhku

“Din.. ayo kita keluar dari sini Din..!”

Aku sudah tidak sanggup untuk berkata sedikit pun.

“Auww kaki saya!!”

Aku merasa tubuhku seperti melayang, setelah itu hanya gelap.. sekali lagi aku benci gelap..

~~~

_______________________

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

_______________________

TBC.

Apa yang terjadi 😱😱😱??

akankah mereka selamat?

perjalanan mereka dimulai dari sini ☺️☺️☺️

Sudahkah membaca Al-Qur'an hari ini?

Garis Takdir Adinda (END) ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt