6 Dewi malam ini

378 20 4
                                    

Setelah 2 malam di rawat,

Monica  terbangun pertama kali melihat tangannya  yang masih di lingkar dengan selang infus. Kemudian, ia mencari Rena, dan menangkap sosok manager  itu  yang tengah tertidur di sofa. Dua malam ini, Rena sudah menungguinya. Rena lebih baik dari ibunya, pemberitaan yang beredar, tidak mengundang Maria untuk muncul di rumah sakit. Tapi, jika Simon--- ayah tirinya yang sakit, dan Lexia--- adik tirinya, sudah di pastikan Maria akan bergadang di sisi dua orang. Sangat konyol, hanya Monica, darah daging, yang tidak di perdulikan.

Monica mencubit pipinya. Ia tidak boleh merengek sedih, dua hari sudah cukup menunggu, ini adalah hari ketiga, jadi hari ini pertemuanya dengan Athan Liu lagi. Kontrak, lebih penting daripada bersedih.

"Rena... Rena..." panggil Monica, namun terdengar sangat serak di dalamnya.

Rena terbangun, karena ia hanya tidur ayam, jadi ketika Rena memanggilnya, ia segera membuka mata, ia pun langsung bertanya dengan nada khwatir, "ada apa?"

Rena berdiri mendekat, dan punggung tangannya pergi memeriksa kening Monica. Tidak panas lagi, "sudah mendingan?"

Monica menganggukan kepala, dan mengganti topik, "hari ini pertemuan dengan Tn.Athan Liu lagi."

Rena sedikit merasa tidak enak, karena Monica masih terlihat sangat pucat, walau matanya sudah terlihat lebih segar daripada hari pertama, yang terlihat seperti panda yang telah menangis berhari-hari, pantas Athan Liu, menyuruh Monica pulang. Renapun sangat terkejut melihat mata Monica, tetapi ia lebih terkejut alasan di balik Monica  menangis.

Ditiduri seorang pria, yang kemudian meninggalkannya begitu saja. Rena ingin marah, dan menuntut pulau Floria, tapi Monica melarangnya, karena ia tidak ingin menikahi pria yang memiliki hati hitam, anggap saja itu tidak terjadi, daripada mengejar bajingan, lebih baik fokus karir dan karir.

Rena segera kembali ke topik,

"apa kau yakin, bisa bertemu? takutnya Tn.Athan memintamu pulang karena terlihat lesu," tanya Rena pada Monica yang tengah menggigit ujung kukunya, hal ini kebiasaan Monica jika ia sedang gelisah, dan sangat gelisah.

"Jika tidak bertemu, aku takut kontrak batal. Aku sudah tidak punya uang," jawab Monica setelah ia berhenti gelisah. Ia harus bertemu Tn.Athan Liu.

Rena setuju, jika Monica tidak punya uang, maka ia tidak bisa memiliki gaji juga, "aku akan mengatur janji."

Sementara Rena pergi mengatur janji, Monica mengambil sarapan dan mulai makan, walau rasanya sangat pahit di dalam mulutnya, ia tetap memaksa mulutnya terus terbuka dan mengunyah bubur, ia harus bertemu Athan dengan wajah segar, agar kontrak tidak di batalkan.

Setelah 10 menit,

Rena masuk kembali me ruangan, dan ia senang melihat piring nasi Monica telah habis, ia pergi memberi semangat, "kau harus lebih banyak makan lagi, biar lebih kuat dan cantik."

Anna mengangguk optimis, dan bertanya segera, "apa kata mereka?"

"Tn.Athan setuju bertemu, tetapi bertemu di hotel, karena ia ada perjamuan di sana," sahut Rena, dengan satu tangan mulai mengupas apel, dan memberikan potongan-potongan apel di piring Monica.

"Hotel? Berbicara bisnis sambil makan malam? Apa ini tidak terlalu mengganggunya?" cecar Monica dengan banyak pertanyaan lagi.

Rena hanya mengangkat bahu, dan menghela nafas sebentar, karena ini adalah kesempatan terakhir mereka bertemu Athan Liu.

"Jika kita tidak bertemu malam ini, kita tidak akan bertemu lagi," ujar Rena terlihat sangat kuatir. Kuatir kontrak batal. Kehilangan banyak uang.

Hal ini menjadi tanda tanya besar bagi Monica, oleh itu Rena segera menambahkan,"Tn.Athan akan pergi keluar negeri, dan waktunya kembali, tidak bisa di pastikan. Bisa sebulan, setahun, atau entahlah... namanya juga pria pembisnis, tidak jelas pantatnya di mana."

Monica mengerti, "baiklah, ini kesempatan terakhir kita, panggilkan MUA terbaik agar mendandaniku, dan carikan pakaian terbaik untukku, okey?"

"Okey," sahut Rena yang berkemas, membawa tas besar dan barang-barang tidur miliknya.

Sebelum Monica benar-benar melewati pintu, Monica mencegah lagi, ia bertanya akan teringat bonus yang di berikan Excite Grup," Rena, bagaimana bonus, apakah sudah selesai?"

Hanya menolehkan kepalanya ke belakang, Rena segera menjawab  dengan senyum besar lebih dulu, "tinggal tanda tangan Tn.Athan saja, bonus akan masuk ke rekeningmu."

Raut wajah Monica terlihat berubah lebih cerah dan matanya berbinar-binar, seakan-akan ia telah memiliki kas kembali. Tetapi Rena pergi memperingatinya lagi, "jangan sampai ibumu, pergi merampok lagi."

Mendengar itu, Rena hanya tertawa yang di paksakan, seakan hal ini konyol dan lucu, sebenarnya hal itu sangat menggigit-gigit hatinya.

Seakan teringat sesuatu, Rena kembali ke ruang rawat Monica, "Monica, sepertinya aku harus urus administrasi dulu, lebih baik cepat keluar."

"Uruslah, aku rasa di rumah, akan lebih baik."

Setelah mengatakan hal itu, Monica kembali tudur dan menarik selimutnya

***
Menjelang malam,

Monica dengan bantuan make Up Artist,  telah selesai berdandan. Riasan ini terlihat sangat berbeda, wajahnya terlihat  sangat  dominan dalam satu tampilan, sangat cantik, elegan, dan membius.

Hari biasa, ia tidak pernah menggunakan make up artist,  karena banyak hal yang membuat ia harus berhemat, sehingga untuk hati ini, ia terlihat lebih memukau daripada hari-harinya di layar kaca.

Di tambah lagi balutan dress pilihan Rena, yang menonjolkan sisi-sisi lekuk tubuhnya yang terbaik.  Bisa di kata, semua pria akan terhipnotis melihat tampilan Monica.

"kau... dewi malam ini," puji Rena yang baru masuk ke kamar, setelah perias wajah mundur diri, ia dikejutkan  dengan penampilan memikat Monica, matanya tidak pernah salah melihat bibit indah, "jangan sampai Tn.Athan itu jatuh terpesona, dan mengejarmu."

"Jangan sampai hal itu terjadi," Monica menepis dengan satu tangannya naik memperbaiki bulu matanya, yang terlihat sedikit lunglai.

"Mengapa tidak?"

"Kau tau, aku bukan lagi---"Monica tidak melanjutkan kalimatnya. Namun, Rena juga sudah bisa menebaknya dengan benar.

Rena terbang menjatuhkan dirinya ke kasur,  desahan nafas sedih, terdengar jelas,  baginya Monica telah lahir seperti putrinya sendiri, nasib malang Monica, bahkan membuat ia menangis berkali-kali malam itu, ketika Monica terbuka padanya.

Untung saja, Monica terlahir dengan hati yang berlapis baja, jadi ia bisa bangun cepat, dan kembali kosentrasi untuk karir dan karir selanjutnya.

Monica tidak ingin berlarut lama pada topik, jika ia menangis, ia takut riasannya hancur, dan Tuan uang itu malah membatalkan begitu saja, "apakah kau siap mengantar?"

Rena segera bangun, dan menggandeng  tangan halus Monica, dan berbisik, "aku hanya menunggu ratu. Ayo, kita pergi."

Setelah perjalanan 30 menit,

Mereka mencapai hotel yang di maksud. Hotel termegah dan wah di kota A******, hotel ini sangat khusus, hanya untuk pelanggan VIP dan untuk memasuki hotel ini, di berlakukan kartu VIP, jadi tidak pernah menerima tamu acak.

Monica menatap Rena, karena mereka tidak memiliki kartu.

Monica, "..."

"Aku akan menelepon mereka,"ujar Rena segera mengambil ponselnya dan menghubungi Nick Wu.

***





Mr.RightWhere stories live. Discover now