#5 Apakah Monica Xu hamil?

523 33 8
                                    

Athan tengah mendengar pemaparan materi pengembangan insdustri real estate, dan rencana pembelian pulau baru, untuk pembangunan kawasan kota baru, khusus kalangan atas.

Di tengah rapat,

Tit.

Bunyi pendek pesan masuk, berasal dati  ponsel tergeletak di atas meja, ponsel ini  khusus untuk segala sesuatu yang penting. Bukan ponsel bisnis. Oleh itu, Athan segera membuka pesan.

Ia mendapatkan banyak pesan gambar.

Monica keluar dari mobil.

Monica berhenti di apotik.

Monica membeli sesuatu di apotik.

Monica membayar pembelian.

Athan mengabaikan sebentar rapatnya, ia terlihat menatap ponselnya, jempol jarinya memperbesar gambar, ketika tampak Monica membeli sesuatu.

Ia dikejutkan akan benda biru itu.

Benda biru, dengan tulisan tecetak di kotaknya-- testpack.

Athan menaikan kelopak matanya, terlihat mata hitamnya bersorot tajam, memastikan apa yang telah ia tangkap. Membaca sekali lagi--- testpack.

Athan penasaran, dan bertanya pada dirinya sendiri dalam hatinya,

apakah Monica Xu hamil, dalam satu kali ?

Ingin memastikan segera. Oleh itu, Athan mengangkat tangannya, dan menekan tombol merah. Menandakan rapat telah berakhir.

Semua hadirin terlihat bingung sebentar, bukankan materi baru di sampaikan setengah, keputusan belum di ambil. Pria tinggi, ramping itu bersikap mengabaikan dengan pesona dingin, ia terlihat tidak peduli dengan semua pemegang saham yang hadir.

Ia langsung keluar melangkah garis pintu, begitu saja.

Manager Lusia Yu yang berdiri melakukan presentase materi, menunduk minta maaf, "maaf tuan dan nyonya yang hadir, rapat akan di berlakukan jadwal ulang, akan kami beritahukan kembali."

Semua hadirin terdengar mendesah, berwajah sangat muram, satu persatu  menutup tablet, dan satu demi satu mulai pergi. Tidak ada satupun, yang terlihat melihat Luxia lagi.

Lusia mengerutkan keningnya sebentar, merasa sikap Athan sangat berbeda ketika setelah membaca sesuatu di layar ponsel. Ingin segera tau, ia segera menyusul naik ke ruangan Athan.

Baru saja, ia akan masuk.

Satu telunjuk Athan, naik ke udara, "keluar."

Lusia sedikit tercekat, namun tidak ingin pergi. Lagipula, ini bukan pertama kalinya, ia masuk ruangan Athan tanpa mengetok lebih dulu.

Lusia, Athan dan juga Sheila, adalah teman sejak kecil. Hanya saja, Sheila lebih beruntung mendapatkan kasih sayang Athan. Lusia cukup iri akan hal itu. Sekarang Sheila menghilang, ia harus berani untuk berdiri di sekitar Athan.

"Ada apa Athan? kau sangat terlihat kacau, apakah ada kabar dari Sheila?"

Athan tidak menjawab, dan kembali menghardik, "kau tidak dibutuhkan, keluar!"

Lusia kehilangan harga dirinya, matanya terlihat merah, namun itu hanya beberapa saat. Kemudian, ia merasa  Athan hanya sedang tidak ingin di ganggu, dan sebenarnya, tidak berniat mengusirnya,  "baiklah, jika kau ingin sendiri. Aku akan pergi, jika itu Sheila, aku akan memastikan diriku berbicara--"

"Keluar!" potong Athan marah.

Lusia kehilangan kata-katanya, ia tidak berani terus berdiri di hadapan Athan. Ia segera keluar.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 29, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Mr.RightDonde viven las historias. Descúbrelo ahora