menyusul

37 3 0
                                    

Di tempat Raka, emosinya seakan melonjak, sekarang hati nya campur aduk sedangkan Dewi tak ada pergerakan inisiatif untuk ikut bersama Raka mencari adiknya, yang membuat Raka tambah tak menyukai sikap Dewi

"Dek...maafin mas" ucap Raka dalam lubuk hati nya ia berbicara sembari bersiap menyusul Hikmah

Skip...

Tampak Raka sudah sampai di kediaman orang tua nya, dan langsung mengetuk pintu rumah nya

Tok...tok...

"Assalamualaikum ibuk..." Panggilnya dari luar rumah

Mereka yang sedang makan siang pun merasa tidak nyaman, karna memang dari awal keadaan sudah tidak terlihat baik, karena tak ada yang menghiraukan ketukan tersebut akhirnya Hikmah beranjak dari tempat duduk nya

Dan langsung membuka pintu untuk tamu yang datang, saat ia buka betapa terkejutnya melihat Raka dengan keadaan kacau, mata yang sedikit sembab

Hikmah pun hanya bisa terdiam di tempatnya, dan bertanya-tanya apa yang di lakukan Raka, untuk apa dia ke sini

Raka pun yang melihat Hikmah langsung lega melihat keadaan adiknya yang baik-baik saja, ia langsung menatapnya sendu, dan mengelus kepala Hikmah dengan lembut

Raka: "Dek...kenapa melamun?" tanya nya mengacaukan lamunan Hikmah

Hikmah pun tersentak dan langsung meninggalkan Raka begitu saja, Raka pun juga langsung masuk, dan menaruh barangnya di sofa ruang tamu

Ayah yang melihat kedatangan Raka semakin membuat mood nya tambah hancur lantas ia langsung meninggalkan meja makan yang membuat semua orang menjadi lebih tidak nyaman

Ibu pun tampak tak suka dengan sikap ayah yang begitu, ibu merasa tidak enak hati dengan Rasya, karna bagaimana pun Rasya tetap lah tamu dan patut di hargai kedatangannya

Ibupun hanya tersenyum dan menyapa Raka dan langsung menyuruh Raka untuk makan, Raka hanya tersenyum dan berkata nanti saja

Tampak Hikmah yang masih sedikit murung, keadaan hikmah buruk di tambah lagi dengan kehadiran Raka, sebenarnya ia senang dengan kehadiran Raka karna mana ada orang yang di susul oleh orang yang di cintai tak merasa bahagia

Ibuk: "Em... Imah makanya nanti di habiskan ya, Raka juga jangan lupa makan nak"

Hikmah dan Raka hanya menjawab dengan anggukan saja, dan ibu pun meninggalkan ruang meja makan

Skip...

Malam pun tiba sekarang semua orang sudah masuk ke kamar nya masing-masing, termasuk Rasya yang tidur di kamar tamu, sedang Hikmah tidur di kamar atas bersebelahan dengan kamar Raka

Hikmah yang tak bisa tidur pun membuka jendela kamar nya dan saat menoleh ke arah jendela Raka, ia pun melihat Raka yang juga melakukan hal yang sama dengan nya

Raka: "loh...mbak? nda bobok?" Tanya Raka dengan tampang terkejut

Hikmah: "Muka mu biasa aja, ga usah alay" jawab Hikmah dengan ketus

Hikamah: "kamu juga kalo mau manggil aku yang bener, Hikmah lah, adek lah, mbak lah." Timpalnya lebih ketus

Hikmah: "Mbak...mbek, kamu lebih tua dari ku, ga jelas banget ga tau posisi mu sebagai apa" tatap nya sinis

Raka yang melihat sisi adek nya yang telah kembali, pun hanya tersenyum sumringah, tapi ia merasa nada adiknya itu sedikit asing di dengarnya.

Raka berinisiatif untuk memeluk adiknya, ia langsung keluar jendela yang membuat Hikmah bingung dengan apa yang di lakukan Raka

Raka pun mendekati Hikmah dengan spontan Hikmah menyingkir sedikit karena ia masih merasa jengkel dan hanya bertatap dingin

Raka: "Maaf soal tadi siang" ujarnya lembut

"...." Tak ada respon yang di berikan Hikmah ia hanya memalingkan wajahnya tak mau menatap mata sang kakak karena takut tergoda

"Ahgg....jnck jantung berasa mau meledak, ayo menjauh dari sini" gumam Hikmah dalam hati

Perasaan memang tak bisa di bohongi, Hikmah benar-benar terbuai dengan kelembutan dan perhatian Raka yang membuat nya tak sanggup menahan rasa bahagia beserta sedihnya.

Mata Hikmah memerah dan mulai berkaca-kaca, hatinya berkecamuk di rasa tak kuat menahan tangisnya lagi, air mata itu lolos begitu saja di pipi
yang membuat Raka langsung merespon dengan memeluk erat adiknya itu

Raka: "Maafin mas sayang, mas sayang kamu, jangan giniin mas....mas ga kuat...mas bingung harus gimana lagi" pinta nya lembut pada Hikmah

Tangisan Hikmah pecah tak terhentikan, hingga suatu tangisan tak terdengar seakan membisu, Raka pun ikut menangis dalam pelukannya, hatinya merasa iba dan dalam pelukan itu Raka menyadari bahwa ada memar di tubuh adiknya

Dia pun melonggarkan pelukan tersebut dan mulai menenangkan adiknya yang masih saja terus menangis

Hikmah "Hiks...hiks...Imah sayang mas juga, t-tapi mas gak per-pernah sadar sa-sama perasaan Imah" ucap Hikmah dalam sesegukan

Raka terkejut mendengar jawaban adiknya, ia menatap mata adiknya lekat seakan-akan tak percaya akan perasaan adiknya itu, hatinya pilu seketika mendengar hal itu

TBC
Cusss lanjut gas?

Cinta Berbelit Where stories live. Discover now