Raka terkejut mendengar jawaban adiknya, ia menatap mata adiknya lekat seakan-akan tak percaya akan perasaan adiknya, hatinya pilu seketika mendengar hal itu
Di tengah pelukan itu, Raka mulai meraih pipi adiknya mengusap air mata dan mulai mendekatkan wajahnya, bila mata mereka saling bertemu
Terlihat tatapan sangat tulus dari keduanya, tiba-tiba Raka meloloskan satu ciuman ke bibir Hikmah tanpa, penolakan adiknya menerima ciuman tersebut
Mereka berdua terbuai seakan, ciuman itu menandakan mereka sangat-sangat memendam cinta yang besar
Raka: "Mas...juga sayang sama kamu dek" ciuman terlepas
Hikmah tersenyum tipis mendengar panggilan yang di ajukan untuknya
Raka: "Kenapa kamu senyum-senyum?" Tanya Raka sedikit mengejek
Hikmah: "Ga papa, senyum dikit aja masa ga boleh" nadanya manja
"Klak..." Suara pintu kamar terbuka
Bapak membuka pintu kamar Hikmah, Raka dan hikmah yang berada di balkon kamar saling menatap, dan mulai melepaskan pelukan mereka satu sama lain
Mencoba melakukan hal-hal yang tidak mencurigakan, sedangkan ayah kebingungan mencari keberadaan Hikmah yang tak ada di kasur nya
Bapak yang melihat jendela kamar terbuka pun mengintip, dan mendapati kedua anaknya sedang berbincang santai di balkon kamar
"Sedang apa kalian? Sudah malam, istirahat" ucap Bapak mengagetkan keduanya
Raka "Hehe...iya pak sebentar lagi, cari angin soalnya di kamar panas" ujar Raka sopan
"Hikmah tidur, sudah malam besok subuh antar Hikmah pulang Raka, jangan main-main sama sekolah mu" nada bapak sedikit ketus
Hikmah hanya diam membeku tak merespon apa-apa, ia hanya mengangguk pelan pada bapak dan, dengan wajah muram
Ayah pergi meninggalkan mereka, tampak muka mereka sedikit pucat, Raka hanya menghela nafas lega saat ayah pergi meninggalkan kamar
Raka "Ya ampun, untung aja woii kalau kejadian tadi ayah lihat bisa mampus" gumamnya dalam hati
Keadaan seketika menjadi canggung karena tak ada topik lagi yang di bahas Hikmah pun mau pamit untuk tidur pada Raka
Hikmah "Emmm...mas aku bobok yaa" ujarnya dengan sikap sok imut
Deg...
Jantung Raka terguncang, ia menatap kaget ke arah Hikmah, ia meleleh sebelumnya adik sambungnya itu tidak pernah berlaku imut padanya dengan sigap ia menahan tangan Hikma.
Hikmah "Kenapa mas??!!"
Raka "Anu kita boleh tidur bareng ga si??" Pintanya spontan
Hikmah terbelalak dan langsung tersipu malu, ia gelagapan tak bisa menjawab permintaan Raka
Hikmah "Emmmm....mas yakin?? jangan lahh nanti kita di pergokin warga mas, ga mau kan ya? Kita kan sodaraaaa masa bobo bareng mas" tolaknya
Raka sedikit kecewa mendapat penolakan itu, ia tertunduk malu dan masih terus menggenggami tangan adik nya itu, seakan tak bisa lepas.
Hikmah hanya tersenyum sayu melihat tingkah Raka yang manja, dan sedikit mengejek Raka
Hikmah "Bisaaa gawat lohh, ya kan? mas kan dah gede, bobok sendirian dong, biasanya juga sendiri" timpalnya mengejek
Raka "Hmmm..." Jawabnya malas
Hikmah mendekat dan mulai memeluk Raka, ia mencoba menatap wajah Raka yang sedang tertunduk malu, Raka yang di peluk semakin membara dan tak bisa menahan diri
YOU ARE READING
Cinta Berbelit
RomanceAku mencintai kakak ku Cinta yang rumit, banyak hal yang akan ku tuangkan untuk membuktikan bahwa aku benar-benar mencintainya salah satunya menentang dia... apakah kami akan di restui?