Mengalah

23 2 0
                                    

Hikmah tengah duduk di atas ranjang memunggungi Raka yang sedang mengoleskan obat pada punggung Hikmah, Tanpa perlawanan Hikmah hanya diam dan menundukkan kepala menahan tangis

Dari perdebatan tadi Hikmah tak bisa menyembunyikan hal ini terhadap Raka bahwa sebenarnya ia mendapat penganiayaan dari Bapak, Raka hanya bermuka muram menahan kemarahannya.

Raka "Sejak kapan begini hm?" Tanya nya dingin

Hikmah "Sudah lama" Jawab Hikmah sendu

Raka "Ceritakan semuanya" Tegasnya
lagi

Air mata Hikmah lolos, ia tak bisa menahan kesedihannya bibir nya membisu, tak dapat menyaut permintaan Raka saat itu

Badan nya gemetar tak sanggup untuk bercerita semua hal yang telah ia alami ia takut akan merusak keharmonisan keluarga yang ia mimpikan selama ini

Flashback on

POV HIKMAH

Aku Hikmah hari ini tepat 16 tahun umur ku aku mendapatkan seorang keluarga baru dalam kehidupan ku, sedari kecil aku tak pernah melarang Bapak untuk menemukan pasangan yang layak untuknya

Tak pernah terbesit akan membenci seorang ibu tiri, dan seorang saudara tiri sekalipun, aku sadar bahwa aku tak punya itu dan aku butuh itu

Sulit bagiku hidup tanpa seorang ibu di sisiku, tapi kesulitan itu bukan lah menjadi ajang alasan untuk aku membenci dan tidak mensyukuri hidup ku saat ini

Apapun yang di karuniaikan tuhan untuk ku, aku akan tetap mensyukuri hal itu sebagai berkah dalam kehidupan, ibu kandung ku sudah meninggal sejak aku duduk di bangku SD, dan bapak adalah sosok paling berharga.

Ia bak pahlawan tak ada kata pujian yang bisa ku ucapkan untuk nya karena ia sangat berjasa bagi ku, aku merasa bahwa ia adalah seorang lelaki yang paling aku cintai di dunia ini

Tapi semuanya berubah, sikap bapak mulai terlihat lesu dan aku belum punya pikiran yang maju tentang itu, aku berfikir bahwa bapak hanya tidak bersemangat

Aku salah semakin hari aku mendapat prilaku buruk dari bapak, atas pelampiasan amarahnya yang tak kunjung reda, awalnya hanya cacian biasa yang aku terima tapi ia mulai bermain fisik

Semenjak aku memasuki fase remaja aku melihat sifat kediktatoran bapak yang semakin meningkat, aku merasa takut akan menjadi sosok yang seperti itu

Itu menjadi momok menakutkan buat ku, hal itu yang membuat ku bertentangan besar, membuat hubungan kami berdua menjadi asing satu sama lain

Di fase itu aku hanya bisa berprasangka baik atas perilaku bapak yang mulai berubah, aku rasa bapak hanya orang yang kesepian makanya ia sulit untuk mengatur emosinya

Mungkin bapak merasa depresi karena prilaku buruk yang selalu aku lakukan, tapi aku juga tidak mengerti bagian perilaku ku yang bagaimana membuat bapak marah besar

Dari hal itu aku belajar untuk menelaah dan mengindari perilaku-perilaku yang tidak di sukai bapak, yang membuatnya marah, saat itu aku sangat takut di pukul karena takut teman dan para tetangga tau permasalahan keluarga kami.

Flashback of

Raka melihat badan Hikmah yang gemetar langsung memeluknya pelan, ia menahan sedih nya, ia tak kuasa melihat keadaan Hikmah yang seperti ini

Raka "Maafin mas" ujar Raka sendu

Hikmah terus menangis, ia tak tahu harus bagaimana menceritakan semua hal tentangnya pada Raka, ia takut karena itu adalah sebuah aib untuk nya

Raka "Mas telat datang tolongin kamu" timpalnya

Hikmah "Ga papa itu bukan salah mas, ga perlu khawatir sekarang Hikmah ga papa kan" ujar Hikmah gemetar sembari mengusap air matanya

Raka membalik badan Hikmah dan mengusap pipi hikmah dengan lembut, ia memeluk Hikmah dengan erat, Hikmah semakin terbawa suasana dan menangis sejadi-jadinya

Raka "Iya terus ga papa kamu nangis, keluarin semuanya jangan di tahan lagi, di sini mas buat kamu, mas sayang sama Hikmah"

Hikmah "Hikmah ber-bersyukur, bi-bisa ketemu mas" ucap nya sesegukan

Raka "Kamu ga perlu khawatir lagi sekarang, masa datang buat kamu, buat tolong Hikmah, apapun yang terjadi sekarang itu sudah jadi tanggung jawab mas untuk jagain kamu, mas sedih liat kamu begini mas ga mau ada hal yang buruk terjadi di keluarga kita, maafin mas telat menyadari hal ini"

Hikmah mengangguk dalam dekapan hangat yang Raka berikan, ia merasa lega dan merasa sangat bersyukur atas pertolongan yang di kirim kan tuhan untuk nya

Rasa sulit selama ini terbalaskan dengan perantara tuhan yang tak di sangka-sangka, menolong rasa kalut Hikmah yang ia pendam bertahun-tahun

Raka "Cup..cupp...sudah lega belum?" Tanya Raka lembut

Hikmah "Udah kok... makasihh lohh mas udah di ngertiin" ucapnya tersenyum sembari menghapus air matanya

Raka "Ga usah makasih itu memang layak untuk kamu, selama ini kamu memendam rasa sakit itu, mas salut terlebih lagi kamu mengubur semua perilaku bapak yang buruk terhadap mu" ujarnya tersenyum

Hikmah hanya membalas pujian Raka dengan senyuman sendu, ia dulu hanya bisa diam, karena ia tau bahwa dunia tetap akan berjalan meski dunia nya hancur

Ia selalu berpikir bahwa ia adalah manusia paling naif karena selalu mengharap semuanya akan baik-baik saja, ia selalu berharap dunia akan berpihak kepadanya suatu saat

Tapi hal itu tak kunjung datang yang membuatnya muak dan berhenti mengharapakan sesuatu hal akan yang datang untuk menolong, sampai ia lupa bahwa Tuhan selalu ada di sisinya, menjadi sosok pendamping yang tiada tara

TBC...mau lanjut ga deck?




Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Aug 18, 2022 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Cinta Berbelit Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora