"Eh, ngeselin ya!" hardik Arland pura-pura marah, namun sebenarnya ia sangat menikmati wajah senang gadisnya.

"Hehee...kamunya hati-hati, jangan ngebut." ujar Alle serius.

"Hm.. Iya sayang. Yaudah aku ganti baju dulu. See you."

"See you too!"

Setelah sambungan terputus Alle segera mencari pakaian yang hangat dan pas untuk ia kenakan, mengingat udara malam pastinya akan dingin dan bisa saja membuat tubuhnya menggigil.

Setelahnya, gadis itu mencepol asal rambutnya dan memilih turun ke bawah sembari menunggu Arland datang.

"Mau ke pasar malam?" tanya Alisha yang ternyata masih duduk disofa.

"Hehe iya dong bun, bunda gak papa kan sendiri?" ujar Alle memeluk sang ibu dari samping.

Alisha menggeleng. "Kamu sama Arland, kan?"

"Iya, beneran gak papa?" tanya Alle sekali lagi.

Alisha terkekeh. "Bunda udah biasa sendiri juga pas kamu sekolah, makanya bunda sering ke toko kalau kamu sekolah, biar gak kesepian." kata Alisha tersenyum.

Alle lantas menjauhkan diri dan menatap sang ibu dalam. "Bunda gak mau cari pengganti, Papa gitu?" ujar Alle hati-hati.

Alisha tersenyum lembut. Kemudian menggeleng. "Bunda rasa hati bunda udah mati rasa. Jadi, rasanya biasa aja." jawab Alisha tenang.

"Bunda gak capek sendiran mulu? Alle kasian pas Alle sekolah bunda kesepian, belum lagi pas Alle gak ada dirumah." ujar Alle menggenggam tangan sang ibu.

Alisha terkekeh. "Bunda udah biasa. Lagian gak bakalan ada yang bisa gantiin posisi Papa kamu di hati bunda. Bukannya bunda gak niat membuka hati, tapi bunda emang gak mau sama sekali." jelas Alisha perlahan.

Alle tersenyum lebar mendengarnya. Ibunya ini memang setia, bahkan sang ibu tidak ingin lagi menerima orang baru dihidup mereka, padahal banyak yang mencoba mendekati sang ibu namun Alisha selalu menolak.

"Nanti Alle mau kaya bunda ah, walaupun pasangan Alle udah gak ada, Alle gak bakal berpaling." ujar Alle membuat Alisha terkekeh.

"Secara gak langsung kamu doain Arland mati dong,"

"Eh, bukan gitu!" sergah Alle cepat. Membayangkannya saja ia tidak bisa, apalagi misalnya itu benar-benar terjadi.

Alisha tertawa kecil. "Jodoh ditangan Tuhan sayang. Jadi, gak usah terlalu dipikirin, jalanin aja dulu sama yang sekarang." ujar Alisha menepuk-nepuk pipi anaknya yang nampak berisi.

Alle pun ikut tertawa. "Bunda yang terbaik!" seru Alle memeluk Alisha.

Tok!

Tok!

Alle langsung melepaskan pelukannya dan lantas berlari ke arah pintu. Seperti anak kecil yang sedari tadi menunggu ayahnya pulang.

"Bunda mana?" tanya Arland langsung setelah pintu terbuka lebar.

Alle nampak diam. "Jadi mau ngajak bunda atau aku?" ujar Alle. Pasalnya bukan dirinya yang pertama kali laki-laki itu tanyakan, melainkan sang ibu.

Arland mengacak rambut gadisnya gemas. "Aku mau pamitan bego!"

Alle langsung menyegir. "Ada didalem, ayo masuk." ajak Alle.

Alisha yang tadi hendak menghampiri sontak menghentikan langkahnya saat melihat kedua remaja itu mendekat.

Arland lebih dulu maju dan tersenyum kepada Alisha. "Bun, Arland minta izin buat ngajak Alle jalan. Arland janji pulangnya gak bakal larut." ujar Arland.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now