Alexa mengendap-endap melewati koridor kelas XII IPA-1 sambil matanya menatap was-was ke sekitar, barangkali ada tanda-tanda kemunculan si kuman.
'Sial! Kenapa ke kelas gue harus lewat sini sih, bikin ribet aja' gerutu gadis itu, ia masih setia menggenggam beberapa buku paket pelajaran di tangannya. Alexa berbelok, lalu berjalan lurus kurang lebih seratus dua puluh lima meter hingga tiba di depan kelas berlogo 'XI IPA-1'.
Gadis itu menghempaskan pantatnya di kursi paling depan yang sudah ia tempati sejak dua bulan lalu. Ia memilih membaca buku novel daripada ikut nimbrung ngebacotin orang sama temen-temen gibahnya.
'Duh...firasat gue nggak enak, pasti bentar lagi dia nyamperin gue ke kelas' batin Alexa.
"Anjir! Kak Elang!"
"Kyaa...gans banget..."
"Duh...nggak kuat gue liat mukanya"
"Kyaa...kyaa...kyaa...senyumnya...!"
"Kak El minta nope dong...!"
Anak-anak cewek pada heboh jejeritan sendiri ngeliat Elang, kakel dari XII IPA-1 yang gantengnya masyaallah...kerennya subhanallah...bikin ciwi-ciwi kudu banyak istighfar liat mukanya.
'Sial! 'Kan...firasat gue nggak pernah sa-'
"Good morning inces Elsa!" Elang menghampiri bangku Alexa lalu duduk di sebelahnya, yang kebetulan masih kosong setelah mengacak pelan rambut ceweknya. Ceweknya?
"Sial...sial...sial!"
"Serius amat...lagi baca apa sih? Sini...coba ayang liat" ujar Elang, cowok berwajah kiyowo itu celingak-celinguk melihat buku yang di baca Alexa, sedang empunya masih saja diam tak menanggapi. Elang ber-oh ria setelah mengetahui apa yang Alexa baca.
"Kamu baca buku terus...nggak bosen emangnya?" tanya Elang.
"Nggak" jawab Alexa singkat, tanpa menoleh.
"Daripada baca buku, mending baca hati aku aja" Elang menatap wajah Alexa cermat, seakan tahu kalau gadisnya ini sebentar lagi meledak karenanya. Pria berlesung pipi itu tertawa dalam hati.
"Lo-"
"Eh...nggak usah, lanjutin aja bacanya. Anak-anak kita nanti pasti bangga kalau tau mamanya pinter. Hehee..."
"Gila lo"
"Aku emang gila, ter-gila-gila sama kamu. Eakk..." jawab Elang sambil cengengesan nggak jelas.
"Serah" tandas Alexa yang tidak ingin berdebat lebih jauh, kepalanya udah cenat-cenut denger ocehan Elang yang nggak penting buat di dengerin.
"Eh...pulang sekolah jalan-jalan kuy" ajak Elang, menoel-noel pipi Alexa.
"Males"
"Kok gitu sih?"
"Lagian ngapain gue jalan-jalan sama lo, mendingan ge' gue belajar"
"Ya udah deh...nggak jadi jalan bareng, belajar bareng aja gimana?" Elang tersenyum polos. Penuh minat.
"Apa? Nggak sudi gue" jawab Alexa sinis.
"Yakin?" tanya Elang memastikan, memasang wajah menggoda.
"Iya, udah sana" Alexa mendelik tajam ke arah pria itu. Elang mengambil sesuatu dari saku seragamnya lalu meletakkan benda itu ke meja Alexa, sebungkus silverqueen chunkybear ( maap kalo salah word, Author lupa susunan hurupnya 😀🙊 ).
"Oke. Jam tiga aku ke rumah kamu ya...Dadah inces Elsa, belajar yang rajin. Jangan lupa bales chat aku abis pulsek. Oh ya, jangan mikirin aku terus ya, fokus sama pelajaran. Satu lagi, makanannya nanti di makan ya, aku udah siapin spesial buat kamu. Daagghhh..." Elang berdiri, tersenyum manis sambil mengacak puncak kepala Alexa gemas. Membuat empunya geleng-geleng sebal.
"Bawel!" balas Alexa, Elang hanya tersenyum tipis.
"Ish...dasar rese" umpat Alexa setelah punggung Elang menghilang dari balik pintu kelasnya. "Pake acara belbar di rumah gue lagi! Bisa di geprek gue sama mama kalo sampe bawa cowok, apalagi modelan kayak dia" Alexa mengerang frustasi, mengabaikan tatapan teman-teman sekelasnya yang menatapnya sejak tadi.
.
.
.
Next? Vote
YOU ARE READING
Lithium
Teen FictionWarning⚠⚠⚠ Vote, comment & share sebelum baca No SiDer!!! . . . "Inces Elsa tunggu Pangeran Elang sayang...!" - Elang Airlangga Kertarajasa "Hisshhh...berhenti manggil gue Elsa. Nama gue Alexa, bukan Elsa" - Alexa Davian Rajasa. "Berhenti deketin El...
