Finger Support

2.8K 176 0
                                    

Sudah satu setengah bulan kedekatan Lui dengan Cellyn. Namun Lui mendekatinya tidak berniat untuk yang kesana-sana saat ini

Begitu juga Lui ke Natasya. Hanya saja Natasya lebih mengekspresikan perasaannya terhadap Lui. Dan Lui merasakan itu, hanya saja dia mengacuhkannya tanpa menggubrisnya.

Flashback

"kakak kenapa? Murung banget, tumben" tanya Natasya pada seseorang yang dipanggilnya kak itu sesaat mereka sampae dirumah karena membeli sesuatu diluar menggunakan motor

"aku teringat sama dia. Setiap dia antar aku pulang kerumah, dia selalu mengarahkan kaca spion motornya kearahku dan mengelus lututku tanpa memikirkan apa yang orang lain lihat. Dia selalu memberikan jaketnya untuk aku pakai setiap kami pulang bareng dan disaat kami mau jalan kalau misalkan aku lupa membawa jaket ataupun tidak memakai jaket. Aku sering ngambek ngga jelas terhadapnya namun dia selalu memiliki cara untuk membuat mood ku kembali lagi"

"kakak mecintainya dengan sungguh?" potong Natasya

"iya. Sangat-sangat mencintainya. Aku mencintainya dengan bagaimana dia membuatku selalu nyaman terhadapnya. Dia tak pernah berkata kasar sekalipun terhadapku, dia tak pernah memarahiku, dia adalah manusia yang sangat-sangat sabar dengan segala ambekan ku. Dia selalu mengalah disaat aku sedang marah. Dia selalu sabar menghadapi sikapku yang mudah berubah dalam beberapa menit"

" Dia mempunyai caranya tersendiri untuk mencintaiku. Dia selalu menggangguku dan membuat kesal. Dia suka kalau aku sedang sebal terhadapnya, lucu kata dia. Aku rindu kejahilannya, aku rindu dia datang padaku walau itu hanya untuk membuatku kesal. Dia selalu bersikap manja bila didepanku dan bersikap beda lagi kalau didepan orang banyak. Senyumnya tak pernah pudar dari wajahnya itu"

"sampae akhirnya hubungan kami kandas. Aku memutuskannya sepihak. Aku memutuskan dia ditempat dimana dia menyatakan cintanya padaku. Saat aku memutuskan dia, dia hanya diam menatap sendu kearahku. Dia tak ngomong sepatah katapun. Aku tau, dia ingin sekali ngomong. Tapi dia menahannya karena nantinya emosi dia akan meledak-ledak. Kamu tau dek? Karena orang yang tenang-tenang, biasanya lebih ngeri kalau sudah marah"

"level tertinggi dari kemarahan seseorang adalah, ketika dia udah capek sama perdebatan dan memilih untuk diam. Aku tau, saat itu dia sangat-sangat marah. Namun dia tetap menahannya. Aku juga takut kalau melihat dia marah. Dulu semasa pacaran dengannya, aku pernah melihat dia benar-benar marah dan berantem sama temen sekelasku, cowok. Bahkan sulit sekali untuk meredakannya. Dadanya naik turun, tangannya mengepal, matanya sangat tajam seperti ingin menerkam mangsanya sekali lagi. Namun dia berhenti ketika dia ditarik paksa sama anggota basket cewe, teman-temannya"

"dia juga orang yang pendendam, sangat"

"jadi apa yang dilakukannya setelah kakak memutuskan dia?" tanya Natasya dengan berhati-hati

"dia masih saja diam. Dia menahan airmatanya. Dia tak bergeming. Dia hanya mentap mataku lekat-lekat dan menguncinya. Aku tak bisa melihatnya seperti itu. Aku benci melihatnya seperti itu, bukan-bukan, aku benci terhadap sikapku karena telah membuatnya seperti itu. Aku yakin, dia sangat-sangat marah terhadapku, dia marah dengan caranya sendiri yaitu dia mendiami ku dan tak mengucapkan sepatah katapun terhadapku. Aku meninggalkan dia disana karena dia tak mau menjawab pertanyaanku sedikitpun"

"aku melihat dia benar-benar membungkam mulutnya. Aku masih menemuinya disekolah saat dia mengikuti latihan basket walaupun dia sudah tamat. Dia masih latihan di sekolahnya dulu karena satu alasan, dia ingin bertemu denganku walaupun hanya memandangiku dari jauh. Biasanya dan selalu, dia menyunggingkan senyum untukku ketika tatapan kami bertemu. Dan dia selalu ceria saat hendak latihan. Namun setelah kejadian itu, dimanapun aku bertemu dengannya, dia tak pernah tersenyum, bahkan menoleh kearah ku pun dia tak mau. Dan semenjak saat itu, jika aku tidak sengaja bertemu dengannya, wajahnya selalu datar tanpa ekspresi. Aku telah mengubah malaikat menjadi iblis yang bersifat sedingin es"

"aku masuk kemobil dengan tante mela sudah menungguku didalam. Tante mela mengetahui hubungan kami dan menyuruhku untuk memutuskan dia setelah aku di ceramahi ayat alkitab yang melarang hubungan sesama jenis, tante bukan menyuruhku, dia memaksaku iya dia memaksa"

"kak?" potong Natasya karena dia merasa janggal dan kakaknya itu tersenyum lemah dan mengangguk menyatakan apa yang ada dipikiran Natasya adalah benar

" Dan mulai dari saat aku memutuskan hubungan sepihak, aku merasakan rasa dendamnya. Dia membalaskan dendamnya dengan cara menghapus semua kontak ku dan dia pindah entah kemana, hanya dia sendiri, keluarganya tidak. Bahkan satpamnya tidak memberiku masuk kerumahnya"

"dia menghukumku lagi. Aku benar-benar kehilangan kontak dengan dia juga keluarganya. Dia masih dendam denganku walau sudah 2 tahun lamanya. Kalau saja dia tau, aku memutuskan dia karena terpaksa dan aku masih mencintainya dengan sungguh"

Seseorang yang dipanggil 'kakak' oleh Natasya itu menangis sambil menahan sesuatu yang ada dihatinya. Rasa sakit. Sakit yang tak terkira. Orang yang dicintainya dengan sungguh malah dendam terhadapnya. Sangat-sangat dendam tanpa memberi kelonggaran sedikitpun memberi kabar atau menanyakan kabar

"kak Jess, kenapa kakak bilang kalau dia masih dendam ke kakak?" tanya Natasya lagi

"iya. Lihat saja dari dulu sampae sekarang. Aku tak pernah bisa menghubunginya dan dia tidak pernah menghubungiku. Aku tak pernah lagi bertemu dengannya sampae sekarang sudah 2 tahun lamanya. Apa rasa cintanya sudah dipudarkan oleh rasa dendamnya?"

"sampae sekarang kakak masih mencintainya? Kenapa? Padahal kakak sudah diperlakukan seperti itu"

"iya dek, aku masih mencintainya. Karena memang hanya dia lah yang mampu untuk membuatku merasa nyaman, aman, senang bahkan bahagia. Dia memang tak romantis, dia menunjukkan sfat aslinya terhadapku jikaa hanya berdua. Seperti orang yang tidak punya malu lagi" jelas Jess sambil tertawa paksa

"hmm kak, kalo boleh tauuu, siapa sih dia yang mampu membuat kakak tidak membuka hati untuk orang lain?"

"namanya Lui" ucap Jess dan Natasya langsung terkesiap namun berusaha tetap tenang

"Luigi Galvani" lanjut nya

"akuu... akuuu kenal dengan orang itu kak" ucap Natasya ragu-ragu, Jess langsung terdiam tak menyangka dan air matanya berkaca-kaca lagi menunggu lanjutan omongan Natasya

"dia pelatih basket disekolahku. Dia tinggal didepan rumahku. Dia tetanggaku kak"

"waktu aku sebut namaku didepan dia. Dia terdiam. Karena nama belakangku mengingatkan dia terhadap teman lamanya, ternyata itu kakak. Aku benar-benar baru tau sekarang kak. Kalau aku tau dari dulu, aku kan membantumu untuk bertemu dengan dia"

"bagaimana kabarnya sekarang?" tanya Jess antusias

"dia baik. Terlihat memiliki aura dingin terpancar dari dalam dirinya. Yah masih sama seperti ucapan kakak tadi. Dia orangnya sangat dingin, dia hanya tersenyum tipis mau selucu apapun keadaan. Bahkan aku tak pernah melihat dia tersenyum sambil menampakkan giginya"

"dia benar-benar berubah menjadi sedingin es ya. Oh iya, sekali dia memerintahkan sesuatu, harus langsung kamu iya in. Kalau ngga, kamu akan merasakan hawa panas disekitarmu. Begitu juga dulu dia ke aku. Nanti kamu pasti akan merasakannya juga"

"hmm... dek, kakak bisa minta tolong ngga? Kasih tau kakak tentang kabar dia disaat kalian bertemu. Bisa?" pinta Jess memohon pada Natasya

"iya kak, tenang aja aku bantu kok"

"tapi jangan sampai ketahuan sama dia ya. Kamu harus hati-hati banget. Dia tau kalau kamu sedang berbohong atau jujur. Aku sering ketangkep basah pas bohongin dia. Aku ga tau dipikiran dia itu ada apa sehingga dia mengetahui jujur atau tidaknya seseorang"

"iya kak"

Flashback off

Natasya Lurent dan Jesslyn Laurent adalah saudara. Dimana Papanya Natasya adalah adek kandung dari Papanya Jess. Mereka terpaut umur dua setengah tahun saja. Tak beda jauh. Hanya saja Natasya anak tunggal dan Jess anak kedua dari dua bersaudara, yang pertama adalah abangnya Nicholas Laurent

Menakhlukkan Coach Basket (cmplt)Where stories live. Discover now