🌻MBBIS🌻54

Mulai dari awal
                                    

"Gak ada, Kak. Itu pun udah termasuk agak gedean," kata Ayu sambil mencuci tangannya.

Alle mendesah pelan. Bagaimana pun ia juga risih saat mengenakan seragam yang terbilang mini ini.

"Kebuka banget gak sih?" tanya Alle meminta pendapat gadis itu.

Ayu terdiam sebentar. Melihat tubuh goals Alle. "Badan Kakak bagus, jadi wajarlah bajunya pas dibadan. Ayu jadi pengen," celetuk gadis berponi itu.

Alle menggeleng heran. Ditanya bagaimana, malah jawabnya apa.

•••

Kini Alle sudah siap berdiri dengan buku mini ditangannya. Gadis manis itu nampak sangat menggoda iman siapapun laki-laki yang melihatnya. Bahkan para barista cowok sampai tidak fokus gegara pakaian Alle yang lumayan ketat.

Tugasnya kali ini adalah mencatat dan mengantar pesanan para pengunjung. Kalau ia memilih ikut memasak, Alle yakin jika para pelanggan nantinya akan memprotes bahkan kabur dari sini gegara masakannya tidak enak.

Seperti saat ini, para pengunjung sudah sangat membludak. Bahkan Alle yang tidak ikut andil dalam bagian dapur ikut membantu. Namun, saat ini pengunjung sudah stabil kembali. Alle pun berjaga-jaga.

Ting!

"Selamat dat--"

Alle sontak mematung saat melihat siapa yang masuk baru saja.

"Lah tos? Kerja disini lo?" itu suara Panji yang lebih dulu menyambar. Sedangkan Varel menatap Alle penuh kebingungan, sedangkan Arland, tetap sama. Datar dan tidak mau menatapnya.

Bukannya menjawab, Alle malah menuntun ketiganya untuk duduk di meja dekat pintu. Karna meja belakang sana sudah penuh.

"Mau pesen apa?" tanya Alle seraya mengeluarkan buku mininya, dan menyerahkan buku menu kepada ketiga cowok itu.

Ketiga pemuda itu masih diambang kebingungan. Melihat Alle yang tiba-tiba saja berada disini sebagai salah satu barista.

"Lo kerja, All?"

Alle menggeleng. "Mau pesan apa?" tanya Alle sedikit mendesak.

Panji pun pasrah dan tak kembali bertanya. "Gue steak deh ya, sama jus jeruk." ujar Panji menyebutkan pesanannya.

Alle pun segera mencatatnya. Kini tinggal Varel dan Arland saja lagi.

"Lo berdua paan?" kata Panji menyikuti kedua temannya.

"Samain." kata Arland datar dan Varel pun mengangguk.

Setelah itu Alle kembali menuju dapur guna mengantarkan menu yang ketiga laki-laki itu pesan.

"Masih blom baikan?" tanya Panji kepo.

Arland bergidiik

"Si tai! Kan udah gue jelasin kemarin! Terus rekamannya juga udah lo liat, kan? Terus apa lagi Markonah!" heboh Panji berasa ingin merukyah temannya yang kepala batu ini.

"Batu lo ceramahin," kata Varel sinis. Panji pun berdecak saking kesalnya.

"Gue gak tau Alle kerja disini?" kata Panji meneliti Cafe ini, karna ini baru kali pertamanya ia kesini dan rasanya menyenangkan.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang