"Yaudah, kalau gitu, kamu ke kamarnya, aja. Bangunin sekalian, juga, ya?"

"Gapapa, Jae Oppa? Nanti kalau Taeyong Oppa marah sama aku, gimana?"

"Gak marah, kok. Gak mungkin Taeyong bisa marah sama kamu."

Lia bangkit dari duduknya dengan perasaan senang. "Yaudah, aku ke kamarnya, ya, Jae Oppa?"

"Iya, Jisu."

Jae ngerasa gemas sendiri dengan tingkah laku sahabat dari Adiknya itu. Lia langsung berlari kecil ke kamar Taeyong yang ada di lantai dua sambil bersenandung. Sebenarnya tanpa perlu berbasa-basi, terserah Lia mau melakukan apa saja di rumah itu karena dirinya sudah terlalu dekat dengan keluarga bermarga Lee. Hanya saja Lia terlalu tau diri untuk melakukan hal di luar batas kesopanan.

Lia ngebuka pintu kamar Taeyong. Keadaan benar-benar hening, hanya suara gemuruh seperti suara orang tidur aja yang menjadi suasana dalam ruangan itu. Gorden juga masih tertutup rapih serta lampu kamar yang juga dalam keadaan mati. Ah, iya, hanya lampu pengantar tidur bewarna biru yang tampak menyala di langit-langit kamar.

Tanpa ragu, Lia memasuki ruangan itu. Berjalan mendekati Taeyong yang masih tertidur pulas.

"Taeyong Oppa nyenyak, banget, sih." kata Lia pelan.

Lia jadi berat hati ngebangunin Taeyong. Kasihan juga, kayaknya Taeyong kelihatan lagi capek, banget. Yaudah, deh, Lia milih buat duduk di ranjang sebelah Taeyong, menunggu cowok itu sampai ia bangun dari tidurnya. Dan tak lama, suara desahan ala anak kecil pun terdengar. Taeyong menghidupkan lampu kamarnya menggunakan remote yang terletak di nakas sebelahnya.

Ketika lampu menyala, Taeyong agak terkejut melihat kehadiran Lia di sebelahnya.

"Jisu? Kenapa disini? Udah lama?" tanya Taeyong sambil mengucek-ucek matanya.

"Belum, Oppa. Aku gak mau bangunin soalnya Oppa bobonya pules, banget."

Taeyong menggaruk belakang tengkuknya merasa tak enak.

"Iya, aku capek, banget. Tadi habis bantuin Mama nyabutin rumput di belakang."

"Hah? Kenapa hari ini orang-orang pada nyabutin rumput, ya? Tadi juga Ayah Jisu lagi nyabutin rumput."

"Ah, jjinja? Kamu gak bantuin?"

Lia menggeleng polos sambil nyengir.

"Harusnya kamu bantuin, kan, kasihan Ayah capek kerja sendirian."

"Iya-iya, nanti kalau Ayah nyabutin rumput, lagi, Jisu bantuin."

Taeyong tersenyum bangga. "Kamu mau disini atau gimana? Oppa mau mandi, dulu, baru kita main."

"Aku sama Jae Oppa, aja. Kamu mandinya jangan lama-lama, ya. Jisu tungguin."

"Oke!"

Taeyong kemudian pergi untuk mandi sedangkan Jisu keluar dari kamar laki-laki itu, menemui Jae yang sedang asyik bermain PS sendirian di ruang TV.

●●●

Karena keasyikan main bareng Jaejoong, Lia jadi ketiduran dirumah kediaman Lee. Bangun-bangun, Lia sudah berada di satu ruangan yang gak asing di matanya. Kamar Taeyong. Lia turun dari tempat tidur berukuran king size versinya anak-anak kemudian keluar dari dalam kamar itu.

Gak heran kalau setiap kali Lia ketiduran, pasti bangun-bangun ia sudah ada di kamarnya Taeyong. Sudah pasti Ayahnya Taeyong yang memindahkan gadis kecil itu kesana. Gak mungkin Taeyong atau Jaejoong, soalnya mereka masih kecil, banget. Gak akan sanggup untuk ngegendongnya.

Terjebak - Taeyong ✔Where stories live. Discover now