16) SEDECIM

219 36 9
                                    

Biasakan vote ⭐ sebelum baca
Komen setelah baca,
Dan follow juga akun @xiao_lanq untuk dapetin info terupdate karya-karyaku.
Happy reading
Xie Xie 😘

Karena aksi nekat Henry yang berniat menciumnya, dan terdesak mendengar langkah kaki yang mendekat. Dengan sangat terpaksa, Lien Hua memilih melukai Henry.

"Maaf."

Bisiknya sebelum lututnya menendang keras junior Henry yang tengah menegang dibalik celananya itu.

"OUCHHH...!!!" jerit Henry terperanjat, tidak menyangka akan mendapat serangan susulan dari Lien Hua.

Henry merasakan sakit yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sambil memegang pusakanya dari luar celana, Henry berharap hal itu tidak akan membuat ia kehilangan kesempatan memilikki anak sendiri di masa depan.

Dengan mudah, Lien Hua mendorong tubuh Henry yang menindihnya hingga terjerembab ke bawah sofa. Anthoni yang kembali dari kamar Diego, mendengar suara gaduh dan semakin mempercepat langkahnya menuju ruang tamu.

"Astaga! ada apa ini?" ujar Anthoni menghampiri posisi Henry yang meringkuk di bawah sofa dan Lien Hua yang berdiri di dekatnya.

"Sepertinya dia sangat kesakitan, mungkin ada bagian tubuhnya yang tergores pecahan kaca. Aku sungguh minta maaf." Lien Hua berujar mendahului, sebelum Henry membuka mulutnya.

'Ouch.... dia licik sekali, bagaimana kalau setelah ini aku menjadi cacat.'
ujar Henry dalam hati, sambil meringis kesakitan.

"Baiklah, ayo sini aku bantu." Anthoni berujar seraya membopong Henry menuju kamar yang sama dengan yang ditempati Diego.

Henry yang sedang dibopong oleh Anthoni, menoleh sejenak ke belakang dan tertegun melihat Lien Hua yang tersenyum kecil. Amat kecil namun sukses membuat debaran jantungnya memacu kian cepat. Ini adalah pertama kalinya Henry melihat senyum di wajah wanita itu, senyum tanpa sandiwara ataupun terpaksa. Senyum yang benar-benar senyum, senyum yang teramat indah.

Sementara Lien Hua hanya tersenyum kecil seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, mengingat kejadian barusan di mana Henry hampir saja menciumnya.

🔫🔫🔫🔫🔫🔫🔫🔫🔫🔫

Di sebuah ruangan perpustakaan,  seorang wanita menendang keras kursi yang ada di ruangan itu untuk melampiaskan kekesalannya. Karena lagi-lagi rencananya harus gagal total, rencana untuk menyingkirkan orang yang ia anggap sebagai saingan beratnya.

BRUKKK....

Kursi yang ditendang sampai terbanting ke lantai, menyebabkan bunyi yang bergema di ruangan luas itu.

"Aku benci kegagalan, aku benci wanita jalang itu.
Kenapa usahaku selalu gagal untuk menyingkirkannya?" ujarnya geram.

"Aakkhh....." pekiknya tertahan memegang perutnya yang mengalami kontraksi.

Cairan bening dan kental mengalir keluar dari kewanitaannya, membasahi gaun indahnya dan sebagian menjalar ke lantai.

"Akhh.... aku sepertinya akan melahirkan." ujar Natasha bermonolog sambil mencari-cari ponselnya. Dan setelah mendapat apa yang ia cari, segera wanita hamil itu mendial nomor Anthoni.

Beberapa kali melakukan panggilan, namun tidak di angkat oleh Anthoni. Akhirnya setelah panggilan ke sebelas, panggilannya di angkat. Namun bukan suara lelaki pujaannya yang menyahut, melainkan suara wanita yang paling ingin disingkirkannya.

Duplex Identitatem (21+) 🔚🔚🔚Where stories live. Discover now