"Kita lagi break kalau kamu lupa." bicara Arland memang masih menggunakan aku-kamu, dan itulah yang membuat Alle berpikir bahwa Arland tidak memutuskannya.

"Aku mau bicara, dengerin dulu please. Setelahnya kamu boleh pergi." kata Alle memelas.

Arland menahan diri untuk dia terbawa emosi saat ini. "Minggir!" tekan Arland penuh pengertian.

Namun, Alle dengan keras kepalanya menggeleng tegas. "Gak! Sebelum kamu dengerin aku. Aku udah cukup sabar buat nunggu kamu selama dua hari ini."

"Jangan paksa aku untuk berbuat kasar sama kamu, All." suara Arland melemah seraya menatap Alle penuh gurat kekecewaan.

Alle terdiam dan tak bisa berkutik. Wajar cowok itu masih marah, wajar kalau Arland masih kecewa.

Siapa yang tidak kecewa saat dibohongi berkali-kali? Tentunya tidak akan ada. Dengan berat hati pun Alle terpaksa melepaskan cekalan tangan itu dan membiarkan Arland berlalu meninggalkannya.

•••


Alle langsung keluar dari kelas saat bel istirahat berbunyi. Tujuannya ini kelas Arland, Alle tidak sanggup lagi jika harus seperti ini. Ia ingin semuanya selesai dan tiada lagi perang dingin sepanjang hari.

"Rel!" panggil Alle pada Varel yang baru saja keluar dari kelas bersama Panji. Hanya berdua? Berarti Arland tidak masuk kelas?

"Kenapa All?" tanya Varel berbalik.

"Arland mana? Gak masuk kelas dia?" tanya Alle langsung.

Keduanya saling pandang kemudian menggeleng. "Ini kita lagi mau cari dia," sahut Panji.

"Eh kampret sini," tanpa aba-aba Panji langsung menarik Ben yang baru saja hendak berlalu dengan coolnya.

"Apaan dah, Bang!" sungut Ben saat jambulnya yang terlihat hancur.

"Si Arland mana? Liat kagak?" tanya Panji langsung.

Ben berpikir sejenak. "Kepo banget sih," ujar Ben.

"Gue gorok juga lo ya!" balas Panji sengit. Bisa-bisanya cowok itu bercanda disaat orang tengah panik mencarinya.

Ben langsung cengengesan. "Dimarkas, Bang. Elah, santai aja napa mukanya. Kek cewek lagi pms aja," celetuk Ben kemudian mengacir pergi sebelum Panji sempat menendang bokong seksinya.

"Gue duluan."

Alle pun segera berbalik dan menuju belakang sekolah. Ia yakin cowok itu masih berada disana.

Alle sedikit kesusahan saat membuka pintu besi berkarat didepannya. Namun, tak berselang lama akhirnya Alle dapat membukanya walaupun tangannya agak lecet.

Sesampainya disana, tanpa mengetuk terlebih dahulu Alle pun segera masuk dan dilihatnya Galang dan Revan menatapnya dengan cengirannya.

Alle pun menampilkan senyum tipisnya kemudian melangkah masuk dan hendak menghampiri Arland.

"Land," panggil Alle langsung saat Arland lebih dulu bangkit dan menjauh pergi.

Galang dan Revan saling pandang. Kemudian keduanya bangkit, ingin memberi waktu untuk keduanya.

"Masuk aja, All gak papa." kata Galang tersenyum tipis kemudian melangkah pergi.

Alle pun langsung masuk ke dalam ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar kecil, namun terlihat rapi dan lengkap.

"Aku gak suka kamu ngerokok," ujar Alle menarik rokok yang terselib dibibir Arland dan menginjaknya.

Arland hanya menatap datar kemudian bangkit kembali.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now