Prolog

86 21 50
                                    

Ini jelas bukan pertama kalinya Talisha bolos pelajaran olahraga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini jelas bukan pertama kalinya Talisha bolos pelajaran olahraga. Lagi pula, yang dia lakukan bukanlah bolos biasa. Ini bolos cerdas. Mengingat lapangan sekolah cukup luas untuk memecah perhatian guru, Talisha memanfaatkan kesempatan dengan baik. Setelah presensi, dia pura-pura pemanasan, lalu mencari celah untuk bersembunyi di balik pohon jambu. Walau banyak semut merah, baginya itu jauh lebih baik daripada harus berlari lima kali mengelilingi lapangan.

Satu-satunya hal yang ingin dilakukan Talisha adalah bersenandung ria dengan earphone bluetooth barunya yang telah susah payah dia sembunyikan di sela-sela sepatu. Namun, tepat setelah sepasang buds tertancap di telinganya, Talisha mulai memelotot. Kok gue goblok gini, sih? HP-nya ketinggalan. Mustahil pergi ke kelas untuk mengambilnya sekarang. Ah, padahal Talisha sudah tidak sabar mendengar lagu-lagu kesukaannya. Dia tidak ingin bergelut dalam kesunyian.

"Kamu seharusnya tidak bolos."

Kening Talisha berkerut, berusaha mencari-cari sumber suara, tapi gagal. Apakah dia baru saja salah dengar?

"Kamu butuh teman untuk bercerita."

Tidak, suara itu sangat jelas. Terlalu jelas untuk dilewatkan telinga. Talisha yakin dia tidak mungkin salah dengar.

"Aku bersedia mendengarmu. Keluarkan saja."

"Ini suara dari mana, Ya Tuhan? Kok ngeri?" Talisha berkata dengan gemetar.

"Aku ada di telingamu."

"HAH?" Talisha menoleh ke kiri, kanan, belakang, atas, bawah, sambil menggosok-gosok telinganya sampai salah satu buds earphone terlepas. Ia bergidik ngeri. Apa mungkin pohon jambu ini adalah tempat yang angker? Talisha meneguk ludah. "Menjauhlah, Setan-setan yang baik. Ini cuma lagi bolos aja. Gue aslinya orang baik, jadi kita sama-sama baik. Mari kita berdamai walau beda alam. Semoga semua makhluk berdamai. Damai, damai, damai. Jangan ganggu gue, please, jangan ganggu gue, gue juga nggak ganggu lo, please."

Hening sesaat. Talisha berusaha untuk tidak membuat suara. Namun, yang terdengar hanyalah dentum kaki para siswa yang sedang berlari mengelilingi lapangan, diikuti suara peluit guru PJOK yang sesekali menginterupsi pendengaran. Suara aneh itu menghilang.

"Tan? Setan? Lo udah pergi?"

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





15-3-22
With love,

Dhea Dusak

Find Me through Your EarsWhere stories live. Discover now