03

140 36 21
                                    

Rara yang mendengar itu lantas tersenyum manis kepada vano dengan mata yang berkaca-kaca

"Maaf vano kalau rara ganggu vano, yaudah rara pergi dulu." Ucapnya sedih

Ucapnya berlari meninggalkan kantin orang-orang melihatnya prihatin inilah yang rara tak suka, willa menyusul rara yang sudah jauh didepan sana. Kehilangan jejak ia sudah berusaha mencari dimanapun tapi tak kunjung menemukan apa yang ia cari, akhirnya willa kembali ke kelas karena bell akan berbunyi sebentar lagi
Mungkin rara butuh waktu sendiri, pikirnya.

Angin sejuk rara menikmati waktunya disini, siswa siswa jarang ada yang disini karena letaknya di gedung teratas sehingga butuh tenaga ekstra untuk bisa di atap sekolah, mungkin ini akan menjadi tempat favorit nya di kala sedih
Batin rara berucap

Kebetulan disini ada sofa yang tak terpakai tapi masih layak untuk digunakan rara menyandarkan tubuhnya kebelakang sofa menutup matanya dan menikmati angin yang menerpa wajahnya

Bel pulang berbunyi setengah jam lalu tapi rara masih betah duduk disini sampai rara mengingat sesuatu apa yang harus ia lakukan, rara pun kembali ke kelas.

"Astaga Rara lo dari mana aja sih gue kan khawatir" Heboh willa kelas sudah sepi padahal bel sudah setengah jam yang lalu tapi kenapa willa belum pulang, pikirnya

"Kok willa belum pulang sih?" Tanya rara dengan muka watados nya

"Gue khawatirin elo cantik." Gemas willa meskipun otak rara encer tapi itu hanya berlaku untuk pelajaran saja selebihnya ya begitulah

"Yaudah rara pergi dulu ya, pasti rara udah telat dateng. Bye bye willa." Ucap rara melambaikan tangannya sambil berlari

Sebenarnya gue khawatir ra sama elo tapi gue ngak nunjukin ke elo karna itu yang rara benci. Orang orang melihat rara adalah sosok yang sempurna tapi ternyata tidak, rara menyimpan berribu rahasia tentang kehidupannya dan tidak ada siapapun yang mengetahui itu kecuali gue, batin willa melihat sendu kepergian rara.

💞

"Ibu, maaf ya rara telat" Ucapnya saat ia sampai di kedai ice cream yang sudah ramai pengunjung

"Kalo gitu mending rara cepetan deh ganti baju bantuin yang lain ok!" Ucap sang pemilik kedai

"Siap bu laksanakan." Ucap rara sembari hormat yang membuat diana pemilik kedai terkekeh melihat gadis menggemaskan didepannya ini

Rara bekerja di kedai eskrim sudah 2 bulan lalu semenjak ia kelas 11, ia membutuhkan uang karena tabungannya habis. Sebenarnya ia tinggal bersama ayahnya tapi rara tak suka, ayahnya selalu membawa wanita yang berbeda beda kerumahnya ayahnya selalu memukulnya tanpa alasan yang tepat. Ingin sekali ia pergi dari rumah tapi dia tak mempunyai uang yang cukup. Sungguh menyedihkan hidupnya ibunya entah pergi kemana, dari cerita orang yang pernah ia dengar ibunya pergi keluar negri untuk berkarir di negri orang. Inilah sebabnya ia selalu dipukuli oleh ayahnya karena ayahnya berpikiran bahwa ialah yang menyebabkan ibunya pergi.

Waktu menunjukan pukul 6 sore tandanya kedai akan tutup, setelah membersihkan meja akhirnya rara bisa bernafas lega. Tak ingin cepat pulang pulang akhirnya ia memutuskan untuk jalan jalan di sekitar taman, ia tak ingin bertemu dengan ayahnya. Tuhan tak adil terhadapnya rara selalu melihat orang orang tertawa tanpa beban kadang ia iri saat melihat orang orang bersama keluarganya tertawa bersama menyenderkan kepalanya ke bahu orangtuanya, tak terasa air mata lolos dimata indah rara. Melirik jam ternya sudah jam 8, hatinya komat kamit pasti ayahnya sudah pulang secepat kilat ia berlari menyetop kendaraan yang lewat

Hatinya berdegub kencang saat ia sudah didepan gerbang rumahnya, rumah yang minimalis tapi terlihat mewah. Baiklah riri terima nasibmu mulai sekarang

Rara mengendap ngendap masuk kedalam rumah tapi mungkin dewi fortuna tak memihak padanya kali ini.

"Dari mana saja kau." Ucap seseorang dingin dari arah tangga

______________

See you soon next part

Make You MineWhere stories live. Discover now