Seperti sering begadang dan ujung-ujungnya menangis sepanjang malam, dan makan tidak teratur. Wajah pucat dan kantung mata yang terlihat jelas.

"Gue ke kelas ya," pamit Alle seraya berdiri.

Mika sontak saja mencekal lengan Alle. "All please, kalau lo sedih disini ada kita. Jangan diem sendiri seolah-olah lo gak ada temen." ujar Mika sungguh-sungguh.

Mika paham Alle bukan tipekel gadis yang menye-menye dan menangis mengadu kepada sahabatnya, bahkan Alle terbilang gadis yang masalahnya tidak ingin diketahui siapapun. Namun, apa gunanya sahabat kalau seperti itu.

"Apaan sih, Mik. Gue cuma rada pusing, makanya mau ke kelas." kata Alle melepaskan cekalan Mika pelan.

"Tuh kan, gak makan sih. Makan dulu, All." seru Safira berdecak.

"Gue kenyang," tolak Alle tersenyum. "Semuanya duluan," lanjut Alle pada semuanya kemudian memilih meninggalkan kantin.

"Mereka sebenarnya kenapa sih? Kasian gue liatnya." ujar Revan menatap Alle bingung.

"Ntar juga tau," jawab Panji rada puyeng.

"Alle ih kebiasaan, dia gak mikir apa kalau dia tuh magh." omel Mika mendengus.

"Gak papa, yang penting udah ada yang masuk walaupun dikit." sahut Varel mengusap lengan gadisnya lembut.

Sedangkan Alle ternyata tidak masuk ke kelas, melainkan berbelok menuju taman belakang yang mungkin sekarang sepi karna semua orang tengah berada dikantin.

"All!"

Langkah Alle lantas tertahan kala mendengar seruan dari Keyra.

"All lo kok ke--Eh, lo nangis?" Keyra langsung menghadap Alle dan memegang pundak Alle.

"Hah? Enggak, enggak kok. Cuma kelilipan doang," kekeh Alle mengusap air matanya yang sedari tadi mungkin menetes.

Keyra diam sebentar. "Lo anggep gue apa sih? Saat gue sedih gue cerita sama lo, sedangkan lo masih nyimpen sendiri. Apa selama ini lo gak anggep gue temen lo?" sederet kalimat itu langsung membuat Alle membulatkan matanya.

"Lo ngomong apaan sih. Lo tu temen gue, temen kita semua." bantah Alle pelan, karna untuk berbicara saja gadis itu lemah.

Keyra pun menggeleng pelan kemudian menarik Alle berbalik guna menuju uks.

"Nanti gue izinin lo, sakit." ujar Keyra membuka pintu uks.

"Key, gak usah. Gue mau belajar."

Keyra berdecak. "Lo tuh udah kaya mayat hidup tau gak? Muka pucet banget, terus jalan aja sempoyongan." oceh Keyra membaringkan Alle diranjang uks, dan gadis itu duduk dibibir ranjang.

"Thanks," gumam Alle memaksakan senyumnya.

"Masih gak mau cerita nih?" tanya Keyra menatap Alle penuh rasa penasaran.

Alle masih terdiam. Bukannya ia tidak mau berbagi, hanya saja ingin ada sangkut pautnya dengan Alex. Apa yakin Keyra tidak sakit hati saat mendengarnya.

"Tunggu-tunggu, sumpah gue baru nyadar. Dari semalem gue gak liat Arland sama lo? Dan lo juga sendirian. Kalian berantem?" tanya Keyra baru sadar. Pasalnya Keyra kemarinnya tidak masuk sekolah karna tidak enak badan, dan saat ia masuk dihari kedua ia melihat ada yang aneh dari Alle.

Tidak biasanya gadis itu diam melamun, dan juga saa istirahat Arland pun langsung menjemput Alle, tapi kemarin tidak.

Alle mengangguk singkat. Sekiranya walaupun ia tidak menceritakan masalahnya Keyra sudah paham.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now