.13.

2.3K 326 73
                                    

guys, keterangan waktunya udah aku bold, ya. semoga nggak bingung sama perpindahan waktunya^^

    

    

Tiga tahun yang lalu, mahasiswa yang bernama Kim Namjoon itu sudah cukup dikenal di seluruh universitas. Apalagi kalau bukan prestasinya sebagai juara pidato nomor satu di seluruh sekolah menengahnya dulu. Pun dia juga pemegang nilai sekolah tertinggi nomor dua di seluruh negri. Tentu nyaris seluruh orang menaruh perhatian padanya.

Saat beredar kabar dia diterima di Universitas S sebagai mahasiswa baru di jurusan sastra dan bahasa, dia disambut bak anak raja. Baru melangkah beberapa saja sudah ada yang datang dan menanyakan namanya dengan wajah super penasaran. Kemudian berubah antusias begitu Namjoon membenarkan identitasnya.

"Kau bertanya kenapa? Berita tentangmu menyebar terlalu cepat. Semua orang penasaran ingin lihat dirimu dari dekat. Jadi, persiapkan dirimu kalau tiba-tiba ada yang datang seperti kami."

"Kami meminta maaf mewakili seluruh mahasiswa di sini jika nanti mereka menganggumu dan mendekatimu secara tiba-tiba. Seperti kubilang tadi, mereka hanya penasaran."

Begitu kata para sunbae yang beberapa kali mendapati Namjoon yang menghindar berjalan di kerumunan karena takut. Sudah satu minggu menjadi mahasiswa baru, dan dia belum bisa membiasakan diri dengan curiousity orang-orang akan dirinya.

Sebenarnya ini bukan hal baru untuknya. Di sekolah menengah dulu dia juga sering jadi perhatian orang-orang. Apalagi waktu itu dia menjabat sebagai ketua organisasi siswa selama dua tahun berturut-turut. Ditambah dengan perlombaan non akademik yang sering dia ikuti. Aneh kalau dia tidak dikenal di seluruh sekolah.

Orang-orang akan beranggapan kalau dirinya adalah pencari perhatian. Tapi sebenarnya dia tidak terlalu menginginkan keadaannya berubah menjadi seperti ini. Semua orang jadi menginginkan dirinya, sebagai teman dan koneksi. Tak heran kalau Namjoon selalu terlihat dikelilingi orang-orang di taman kampus atau di dalam kelas kosong.

Akibat banyaknya orang yang berada di sekelilingnya, Namjoon jadi dapat banyak gosip-gosip tak mendasar tentang hubungan percintaannya.

"Kau berpacaran dengan Jihyo, eh?"

Namjoon nyaris tersedak air putih yang sedang dia teguk dari botol. "Hah? Lagi? Sudah gosip yang ke berapa ini dalam sebulan?"

"Lho? Tidak? Bukannya beberapa hari ini kau pulang dengannya? Tidak jadian?"

"Tidaklah! Dengar, bukan hanya dia yang ada di mobilku. Ada Joohyun dan Joonmyeon juga. Pasangan kampus, tahu 'kan?"

"Kau mengantar mereka berdua?! Gila! Joonmyeon 'kan punya mobil sendiri. Lalu, bagaimana dengan Kim Aejeong dari jurusan seni? Kalian berdua dekat?"

Namjoon sampai tidak bisa berkata apa-apa dan berakhir menolak dengan suara keras. "Astaga, berhentilah!"

Di jaman sekarang, hubungan pertemanan seharusnya tidak boleh lagi dibatasi dengan perbedaan gender. Semua orang bisa berteman dengan siapa saja, termasuk pria dan wanita. Tapi, tetap saja banyak orang yang mengira kalau hubungan pertemanan beda gender itu mustahil dan hanya akan menimbulkan perasaan tak berbalas. Untung Namjoon cukup pandai mengontrol perasaannya sendiri.

Yah, kecuali untuk yang seseorang yang secara ajaib membuat Namjoon ragu setengah mati soal seleranya. Soal dia yang tertarik pada seorang pria berbahu lebar dan sedikit agak membungkuk, tapi tegak sekali saat duduk. Pria yang secara mengejutkan berada di satu kelas yang sama dengannya di tahun pertama. Dari kelas itu lah akhirnya Namjoon tahu namanya. Kim Seokjin.

Jika kau pikir Namjoon melihat Seokjin pertama kali di kelas, kau salah besar. Seokjin sudah mencuri perhatiannya disaat hari wawancara. Tepatnya, di hari pertama Namjoon menginjakkan kaki di universitas ini.

[END] Space.  |  Namjinحيث تعيش القصص. اكتشف الآن