2. Tamparan

751 255 552
                                    

Hai ketemu lagi sama Ai.
Jangan lupa tinggalin jejak berupa Vote dan juga komen, yaw. Biar Ai tambah semangat Nulisnya😁

Silent reader enaknya diapain, ya?🤔

"Happy reading"

Hari pertama masa orientasi siswa sebentar lagi akan terselesaikan, Thalia yang sudah mendapatkan teman sangat-sangat merasa senang.

Kini, para siswa-siswi yang tengah menjalankan MOS dikumpulkan pada lapangan tak beratap. Teriknya matahari langsung menerpa kulit, yang dapat membuat kepala berkunang-kunang saat ini.

"Ta, lo gak apa-apa kan?" tanya Felisya pada Thalia, khawatir pada sahabat yang beberapa jam tadi saling mengenal.

"Hah? gue gak apa-apa kok," Thalia tersenyum, menyembunyikan kesakitan yang tengah melanda.

"Oke adik-adik, MOS hari ini telah selesai." Tepat ucapan dari ketua OSIS tadi selesai, seorang gadis berambut panjang ambruk saat itu juga, dan terhempas begitu saja ke tanah.

"Thalia!" teriak Felisya, saat melihat sahabatnya itu terjatuh dengan keadaan yang mengenaskan.

Ketua PMR yang melihat hal itu langsung mengambil tindakan, dengan segera ia berlari lalu menggendong Thalia menuju UKS, walau sebenarnya hari ini bukanlah tugasnya. Tapi, melakukan hal ini sudah menjadi kewajibannya.


I Want Love

Setelah siuman dari pingsannya, Thalia sudah dibolehkan pulang walau belum waktunya.
Namun, bukannya pulang ke rumah, ia malah mampir ke sebuah restoran tempatnya bekerja.

Percayakah kalian bahwa pulang dari Thailand Thalia tidak pernah diberi jajan oleh orang tuanya?
Maka dari itu, demi uang jajan ia rela untuk mencari pekerjaan.

Dengan keahliannya dibidang memasak, akhirnya dengan mudah Thalia mendapat pekerjaan.
Menjadi seorang koki muda bukan lah hal yang gampang.
Karena sebelumnya Thalia sudah mempersiapkan diri dan telah masuk kursus chef ketika berada di Thailand.

Bau berbagai macam makanan telah masuk ke hidung mancung milik Thalia, dengan senyum yang mengembang ia mulai dengan kegiatannya.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 17:13 Thalia pamit pulang pada pemilik restoran, karena mengetahui Thalia masih anak sekolahan akhirnya pemilik restoran pun mengizinkannya untuk pulang ke rumah.

Disepanjang perjalanan rasa takut mulai menghantui gadis langsing itu, harap-harap orang tuanya belum pulang dari kantor.

Thalia memasuki rumah mewah dihadapannya, masih sepi. Berarti orang tuanya belum berada disini.

"Dari mana saja kamu!" Tepat kaki Thalia menginjak anak tangga, suara bariton milik Aryan menginterupsinya.
Thalia berbalik dengan keringat dingin yang membanjiri.

"Kalau ditanya, jawab!" bentakan itu membuat tubuh Thalia terguncang hebat, ingin menjawab tapi takut menambah hukuman nantinya.

"Dari rumah teman, Yah ...," lirih Thalia yang masih setia menunduk tak berani menatap wajah Aryan yang kini dilanda amarah.

"Hari pertama udah dapat teman? Jangan mencoba-coba untuk berbohong Thalia!" Kini Arneysia muncul dari anak tangga paling atas, membuat Thalia terkejut.
Ternyata dugaannya salah, ayah serta bundanya sudah pulang ke rumah dan kini tinggal menunggu hukuman yang sebentar lagi akan didapatkan.

"Siapa yang mengajarkanmu berbohong, hah!" Tangan kekar Aryan kini menggenggam erat rambut panjang milik Thalia, membuat si empunya meringis kesakitan.

"Ampun, Ayah. Sakit ...," lirih Thalia sembari menahan tangan Aryan yang ingin menarik rambut miliknya.

I Want loveWhere stories live. Discover now