"Oke, gue paham apa yang mau lo omongin. Dan gue tekanin, gue gak mau bahas itu." kata Alex tetap mempertahankan nada rendahnya.

"Gue tau semuanya. Dan bukannya gue mau ikut campur, tapi demi sahabat gue. Bicariin ini baik-baik." kata Alle terus membujuk.

"Bego! Harusnya dari awal gue udah duga, walau si brengsek itu bakalan cerita." geram Alex tertahan.

Alle tentu saja tidak terima Arland, kekasihnya dikatai seperti itu. Namun, saat ini tujuannya bukan itu.

"Lex, lo gak tau tertekannya Keyra waktu itu."

Mata Alex menyalang tajam. "Lo pikir gue gak tertekan waktu itu All? Bahkan gue hampir depresi karna cewek sialan itu!"

"Lex!" tegur Alle saat Alex hampir lepas kontrol.

Alex mengepalkan tangannya mencoba menahan emosinya. Benar kata Arland. Alex itu tipekal cowok keras kepala yang tidak mau dibantah, tak jauh beda dengan Arland.

"Gue emang gak berhak ikut campur. Tapi, gue bisa liat kalau Keyra masih suka sama lo." ujar Alle halus.

"Dan gue gak pernah bosen bilang kalau gue cuma cinta sama lo, Allea!" tekan Alex sangat santai.

Mata Alle terpejam erat. Bagaimana lagi ia harus menyakinkan cowok itu kalau dia sama sekali tidak suka dengan cowok itu.

"Gue udah punya pacar! Dan lo tau kalau pacar gue itu sahabat--"

"Mantan lebih tepatnya." sela Alex langsung.

"Terserah! Intinya gue udah punya Arland! Lebih baik lo temuin Keyra dan bicarain masalah kalian." ujar Alle lelah berdebat. Jika tidak mengingat janjinya kepada Keyra, ia mana mungkin ia bisa bertemu dengan Alex dan membohongi Arland.

"Gue gak punya masalah dan sebaiknya lo gak usah ikut campur All," kata Alex tersenyum puas.

"Gue emang gak berhak ikut campur, tapi seengaknya gue lega kalau kalian bisa bicara bentar aja. Please, Lex buang ego lo." Alle bahkan tidak tau lagi bagaimana cara membujuk laki-laki itu.

"Dan please juga buat gak maksa gue. Karna sampai kapan lo bujuk gue, gue bakalan tetep suka sama lo, Allea." sahut Alex membungkam Alle seketika.

Alle pun langsung berdiri. "Gue balik, makasih udah mau dateng." ujar Alle datar kemudian melenggang pergi.

"Always, baby." jawab Alex menggoda Alle yang sama sekali tidak merespon ucapannya.

Alex lantas mengeluarkan smirknya saat Alle sudah berlalu.

•••

Alle pun segera pulang kerumah, entahlah ia hanya ingin cepat-cepat pulang dan menelpon cowok itu. Ia sangat menyesal telah membohongi Arland, lagipula Alex pun sama sekali tidak bisa dinasehati.

Alle pun langsung menuruni taksi dengan langkah yang tergesa-gesa setelah sampai didepan rumahnya.

"Astaga!" jerit Alle memegang dadanya saat ia berbalik dan langsung berhadapan dengan Arland. Sumpah, jika selalu seperti ini ia bisa mati lama-lama.

"Kamu ngapain kesini?!" suara Alle refleks meninggi. Sungguh bukan itu maksudnya, melainkan ia sangat terkejut atau takut Arland tahu bahwa dirinya berbohong.

Arland menyerit bingung saat gadisnya malah membentaknya. "Emangnya salah aku nemuin pacar aku sendiri?" kata Arland santai.

Alle menggigit bibir dalamnya kelu. "Y-ya, maksud aku kan kamu bisa chat aku dulu atau telpon." seru Alle disela kegugupannya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now