Chapter 11

699 79 6
                                    

Dia merasakannya, sebuah tendangan membuatnya kehilangan kendali atas kendaraannya. Oleng dan jatuh tersungkur, menyebabkan beberapa luka lecet di lutut dan sikunya. Celana Jeans dan hoodienya memiliki rusak sobek sekarang. Dia berusaha bangkit dan mendirikan lagi motornya. Namun sebelum dia benar-benar bediri. Dua orang dari rombongan asing itu mendekat ke arahnya. Menarik kedua lengannya. Memaksanya berdiri dalam kondisi yang tidak terlalu baik.

Mereka meremat erat kedua pergelangan tangan Hyunjin. Menahannya agar tidak dapat lari dari sana. Seseorang lagi datang, menarik kasar helm yang dikenakannya. Kemudian seseorang lagi berpostur paling tinggi mendekat, tanpa aba-aba melayangkan satu pukulan ke wajah Hyunjin. Sakit. Tetapi tiba bisa berbuat apa-apa.
"BANGSAT.. APA SALAH GUE ANJING!!" teriak Hyunjin

Namun, orang itu tidak peduli dan terus memukuli Hyunjin, di bantu satu orang lagi yang juga memiliki tinggi badan di atas Hyunjin.

"NIH RASAIN, JADI ORANG JANGAN SOK KEREN, SOK BAIK NYATANYA LOE TUH BANGSAT NJING." ucap orang itu lalu melayangkan satu pukulan ke perut Hyunjin

Memorinya berputar, senakal-nakalnya Hyunjin. Dia tidak akan menyakiti siapa pun atau mencari gara-gara dengan siapa pun. Lebih sial lagi lokasinya sangat sepi, pemukiman warga masih berjarak dua ratus meter lagi dari sana. Tenaganya yang melemah membuatnya tidak bisa bersuara lebih keras untuk meminta tolong.

Beberapa saat kemudian kedua orang yang memegangi tangannya pun melepaskannya dan ikut memukulinya. Dia benar-benar di keroyok. Lalu entah dari mana balok itu. Satu pukulan yang membuatnya memuntahkan darah segar dan balok itu menghantam tekuknya. Pandangan menjadi kabur dan gelap. Hyunjin terjatuh tidak sadarkan diri.

Kelima orang yang baru saja memukuli Hyunjin itu segera kabur. Menyisakan Hyunjin yang tergeletak di tepi jalan di bawah pohon tebu dengan motornya yang masih berada di tengah jalan.

 Menyisakan Hyunjin yang tergeletak di tepi jalan di bawah pohon tebu dengan motornya yang masih berada di tengah jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jalanan sepi tidak ada sesiapa, hanya angin malam yang bergerak seperti membawa kabar duka disertai irama elegi.

***

Jimin nampak terkejut melihat jalan yang tiba-tiba di tutup. Dia ingat betul jika saat berangkat jalan itu masih terbuka lebar. Bahkan bapak tiga anak itu tidak mendengar akan ada penutup jalan di kompleksnya. Jimin ingin bertanya kepada orang sekitar, namun sepertinya tidak ada orang disana. Dia pun memutar arah, terpaksa harus melewati jalanan di tengah kebun tebu yang sepi.

Motornya melaju pelan, memang motor tua itu sudah mulai kekurangan daya kecepatan. Mau bagaimana lagi, motor itu usianya lebih tua dari si kembar.

Dua ratus meter sebelum memasukki area perumahan, matanya melebar, mempertajamkan penglihatannya. Di depannya ada sebuah motor sport trail yang nampak tidak asing baginya.

Jimin berhenti sejenak, diamatinya kendaraan itu tanpa turun dari motornya.

Motor itu milik Hyunjin, motor yang sempat membuat anak bungsunya mencak-mencak ingin dibelikan motor juga.
"Ya Allah itu motornya Hyunjin!!!" Pekik Jimin dan segera turun untuk melihat lebih detail.

Daily of Twins (Ramadhan vers.)✓Where stories live. Discover now