Jika aku bukan lagi menjadi sandaran terbaikmu, tolong bilang padaku, karena tiba-tiba berubah sikap bukanlah cara yang tepat.
- Surat untuk Yusuf-
🌻🌻Suara riuh penonton sudah memenuhi aula ini. Mereka secara bergantian memberikan sorak sorak semangat kepada masing-masing SMA yang didukungnya.
Aku merasa sangat gugup karena beberapa menit lagi final olimpiade ini akan dimulai. Kemarin sore pak Dadan memberi kabar bahwa tim lawan kami yang akan bertanding pada final olimpiade ini adalah SMA Harapan kita. Jujur setelah mendapat kabar itu tingkat kepercayaan diriku menurun. Sekolah itu adalah sekolah swasta terbaik di kota ini.
"Ra udah siap?" Tanya Ilham kepadaku. Aku jawab dengan anggukan mantap.
Setelah kejadian dimana Ilham membelaku kemarin, aku jadi berubah fikiran mengenainya. Aku fikir Ilham membenciku karena kejadian dimana aku menolaknya, tetapi ternyata tidak. Dia bahkan dengan sangat berani membelaku di depan Raisya kemarin. Seharusnya dari awal aku memang sadar bahwa Ilham bukanlah orang yang pendendam.
"Selamat datang hadirin sekalian, selamat menyaksikan final olimpiade matematika yang akan mempertemukan antara SMA Negeri 3 dengan SMA Harapan Kita..."
Suara pembawa acara sudah mulai terdengar. Dan kini giliran sekolah kami yang dipanggil untuk menaiki podium pertandingan.
"beri tepuk tangan yang meriah untuk SMA Negeri 3..."
Bismillahirahmanirahim. Aku memantapkan langkahku untuk menaiki pangung dan berjalan ke arah podium kami.
"Beri tepuk tangan yang tidak kalah meriah untuk SMA Harapan Kita..."
Dari atas sini aku dapat melihat banyaknya penonton yang hadir pada hari ini, baik untuk mendukung sekolah kami maupun sekolah Harapan Kita. Dari sini juga aku dapat melihat bangku VIV yang disana ada Umi dengan senyum lebarnya memberi semangat kepadaku. Disampingnya ada Nadir yang terlihat sangat bersemangat memberi tepuk tangan hingga sesekali ia berdiri dari tempat duduknya.
Tapi tunggu. Kenapa kursi di samping Nadir kosong? Dimana Mas Yusuf?
Tadi kami ber 4 berangkat bersama dan Mas Yusuf masing mengantarku hingga belakang panggung tetapi kenapa sekarang tidak ada ?
Positif thingking Nadira, mungkin ia sedang ke toilet.
Aku mencoba mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan. Mencoba untuk menenangkan diriku sendiri dan mencoba kembali menyimak pembawa acara yang sedang membacakan peraturan olimpiade.
- - -
"65 orang," Jawab Ilham dengan lantang.
Ini adalah pertanyaan terakhir sebagai penentu kemenangan kami, jika juri memutuskan bahwa jawaban kami benar maka kami akan memenangkan olimpiade ini.
Semua hadirin tegang menunggu jawaban juri yang seakan-akan sengaja di perlambat untuk menambah ketegangan.
"Betul," jawab salah satu Juri.
Alhamdulillah.
YOU ARE READING
Surat untuk Yusuf
Spiritual'Surat ini adalah jawaban dari Allah tentang semua pertanyaanku. Dan kini aku tau, bahwa aku menikah dengan seseorang yang tidak mencintaiku.' - Nadira Azka Rendrawan (17thn) 'Surat itu adalah amanah bagiku, begitupul...