Bagian 4 - Syafira Kamila

3.2K 186 12
                                    

"Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafa'at di hari kiamat." (Hasan al-Bashri)

🌻🌻🌻

Syafira Kamila. Sahabatku yang sudah aku kenal sejak kami duduk di bangku Sekolah Dasar hingga sekarang.

Pada awal semester kemarin aku merasa bahagia karena setelah sekian lama akhirnya aku bisa sekelas lagi dengannya.

Tapi aku lupa 1 fakta tentang Syafira. Dia memiliki hobi meledekku. Dan hobi itu sudah ada sejak SMP hingga sekarang.

Syafira lah orang yang pertama tau jika ada laki-laki yang memilki perasaan kepadaku. Entah bagaimana dia mengetauinya, tetapi itu sukses menjadi bahan ledekaannya untukku. Itu sudah menjadi hal yang biasa.

"Nad, ngomong-ngomong tadi dianter siapa? Tumben pake mobil"

Saat ini kami sudah sampai di kelas dan aku baru saja duduk di bangku yang sudah 1 semester ini aku duduki. Lebih tepatnya di samping bangku Syafira.
Ya Syafira adalah teman semejaku.

"Dianter sama," aku sedikit mendekatkan diri ke Syafira "Suami aku."

" Hah Sua--," Aku langsung menutup mulut Syafira.
" Fir kamu ini yaa kebiasaan banget." Ucapku mengingatkannya, lalu aku memberikan senyuman ke pada teman-teman kelas yang lain dengan memberikan tanda bahwa semua baik baik saja. Syafira sukses menarik perhatian seluruh kelas karena teriakannya.

"Heheh iya maaf Nad. Gimana aku ga kaget coba. Bukannya kamu ga jadi nikah sama ka Ali?" Tanyanya dengan nada dan muka penasaran.

"Iya, tetapi sehari setelah meninggalnya ka Ali. Mas Yusuf, sahabatnya ka Ali dateng ke rumah dan mengkitbahku. Dan kita melaksanakan pernikahan di tanggal yang sama seperti rencana awalku dan ka Ali." Jelasku. Aku harap Syafira mengerti.

"Ih ko kamu nggk ngundang aku sih ra? Aku fikir kemarin kamu nggk jadi nikah makanya aku ikut ke rumah nenek,kalo tau gitu aku bakal tetep stay disini" Sesal Syafira

Kringggg

"udah bel Syafira cantik. Ceritanya dilanjut nanti lagi ya." Ucapku

Setelah jam perlajaran habis, Syafira benar-benar menahanku dan memintaku untuk menceritakan secara detail mengenai pernikahanku dengan Mas Yusuf.

Aku menceritakan semuanya. Tetapi tidak dengan prasangkaku kepada Mas Yusuf perihal sikapnya yang kadang berubah-ubah. Menurutku itu masalah rumah tangga yang tidak patut untuk diceritakan kepada orang lain.

- - -

Karena rumah Mas Yusuf searah dengan rumah Syafira maka kami memutuskan untuk pulang bersama.
Dulu waktu kami duduk di bangku sekolah dasar, rumah kami berdekatan, jadi hampir setiap hari kami pulang bersama.

"Nad mau nanya sesuatu deh, tapi kamu jangan ngeledekin aku ya." ucap Syafira.

Sekarang kami sudah duduk di dalam angkot dengan posisi duduk berhadapan, karena keadaan angkot yang masih kosong, kami dapat leluasa menentukan tempat duduk yang menurut kami nyaman.

"Belum juga nanya, udah ngancem aja." jawabku

"Mm... Emang bener ya kalo Nadir sekarang pindah lagi ke rumah Umi kamu?" tanya Syafira dengan sedikit malu-malu.

Aku menjawab pertanyaan Syafira dengan senyuman. Seyuman yang memiliki arti, dan aku yakin Syafira mengerti arti senyuman ku.

"Tuh kan, aku bilang juga apa. Nyesel aku nanya," Syafira membuang muka.
Pasti dia mau pura-pura ngambek.

"Lagian kamu itu lucu fir, muka kamu bisa tiba-tiba berubah jadi merah gitu kalo ngomongin tentang Nadir," ucapku lalu tertawa.

"Kiri bang." hampir saja terlewat dari tujuan kami.

Setelah membayar. Aku dan Syafira berjalan memasuki gang yang akan membawa kami ke perumahan.

"Ra sekitar sini sering ada pengajian harian atau bulanan gitu nggak?" tanyaku

"Ada ra, aku biasanya ikut pengajian bulanan si Masjid Agung depan perumahan. Kamu mau ikut?" tanyanya antusias

"Iya InsyaAllah, tapi aku harus izin sama Mas Yusuf dulu." jawabku

"Untuk pengajiannya diadain setiap tanggal 10 ya Nad." ucap Syafira

"Oke, semoga diizinin sama Mas Yusuf ya,"

"Aamiin." ucap kami bersamaan.

"Nad, kamu belum jawab pertanyaanku yg tadi,"

"Iya Fir, kan aku pindah ke rumah Mas Yusuf, Umi ga ada yang nemenin dirumah, jadi Nadir pindah lagi deh ke rumah Umi.

"kalo dari yang aku lihat, kayaknya kamu belum moveon ya dari Nadir?"
Tanyaku

"Aku nggk tau Nad, kan udah lama aku nggk ketemu sama cinta pertama aku itu." jawabnya. Kami sama-sama tertawa, mendengar Syafira yang dengan terang-terangan menyebut Nadir sebagai cinta pertamanya.

Sebelum suara seseorang menghentikan tawa kami.

"Siapa cinta pertamanya Syafira?"

Suara itu.

"NADIR?!"

•••

Yap, buat kalian yang bingung tentang Nadir, nanti bakal ada di capter selanjutnya yaa

Ada yang udah bisa nebak kira-kira Nadir itu siapa ? 😅

And, Mas Yusufnya disimpen dulu ya hehe

Terimakasih telah membaca Surat untuk Yusuf

Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻

Surat untuk YusufDove le storie prendono vita. Scoprilo ora