12. More Than You Know

Start from the beginning
                                    

"Eee.. hai Pak." Sapa Cyla kikuk.

Bagaimana tidak? Ia sudah menendang tulang kering dosennya ini cukup keras. Di tambah wajah sang dosen yang sangat menyeramkan seakan ingin membunuh Cyla detik itu juga.

Dan gobloknya lagi Cyla malah say hi sama iblis di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan gobloknya lagi Cyla malah say hi sama iblis di depannya. Positif gak waras Cyla ini.

"Kenapa tendang kaki saya?!" Tanya Raffi sarkas.

"Kaki bapak ngalangin jalan saya." Ucap Cyla tak jalah sarkas.

Raffi tak habis pikir. Ada apa mahasiswi satunya ini? Jangan pikir jika dari tadi Raffi tak melihat Cyla yang menendang semua benda yang ada di depan jalannya.

Bahkan kucing yang sedang lewat juga tak lepas dari tendangan maut Cyla. Menyadari wajah Cyla yang kurang sedap dipandang, ia menjadi tau jika mahasiswinya ini sedang kesal.

Dan itu membuatnya senang. Walaupun tak tahu apa yang habis Cyla alami sampai sampai menjadi masam begini, bukan Raffi namanya jika tak menambah kekesalan hati Cyla.

"Jam 12 langsung keruangan saya." Raffi langsung melangkah pergi meninggalkan Cyla yang masih tulalit mencerna apa yang ia ucapkan.

"Jam 12 ke ruangan dia ya..." Cyla berusaha mencerna ucapan Raffi.

Seketika matanya melotot saat otaknya sudah tidak tulalit lagi. "Whatt?? JAM 12??!!"

Ia melihat jam tangannya yang terpasang di lengan kirinya. 11.34.

Shit. Bentar lagi jam 12. Masa Cyla ke kampus pake dress begini dengan membawa tas dompet bukannya tote bag. Lalu jangan lupakan make up yang terlalu wah jika di kampus. Memang hanya bedak, lipstik dan blass on.

Tapi itu terlalu berlebihan untuk di wilayah kampus yang biasanya ia hanya memakai lip bam. Mau tidak mau ia berlari dengan cepat menuju apartemennya untuk bersiap siap ke kampus.

_♧_♧_♧_♧_♧_♧_♧_♧_♧_♧

Tok tok tok

"Masuk."

Ckrek.

Cyla menjalankan raganya menuju ruang neraka alias ruangannya Pak Raffi. Cyla berjalan mendekat ke arah Raffi yang sedang duduk manis dikursi kebesarannya. Cyla menyebutnya 'Singgasana Raja Iblis'. Sip.

"Saya kenapa dipanggil pak?"

"Kamu disuruh mrs. Adrian buat ikut kuis susulan sama saya. Apa itu benar?"

Lah kok malah nanya balik sih. Kan kemaren kayanya dia yang iya in.

"Iya pak."

"Kalau saya tidak mau?" Raffi menaikkan salah satu alisnya sembari tersenyum miring.

Hooo.. nantangin nih. Tadi nanyain.. sekarang gak mau. Terus kemaren yang bilang mau siapa hah? Siapa??! Siapa??!!

"Yasudah kalau bapak tidak mau ya gapapa."

Cyla membalikan badannya berniat untuk keluar dari ruangan Raffi. Tetapi langkahnya terhenti mendadak mendengar suara Raffi yang mengguncang jiwa dan raganya.

"Saya bercanda. Dasar baperan. Oke sekarang saja." Mata Cyla melotot tanpa disuruh.

Wah.. gak bener nih. Main ngomong sekarang. Emang kuis 10 soal tuh gak butuh persiapan apa?!

"Kok sekarang pak?"

"Mumpung saya masih luang waktunya. Kalau besok besok sudah padat."

Bohong. Aslinya besok besok Raffi jadwalnya free. Tapi karena sudah berniat untuk balas dendam jadilah ia bilang bahwa jadwalnya besok padat.

Cyla yang mendengar itu hanya bisa menggerutu tak jelas dan menyumbah nyumpahi dedemit di depannya dalam hati.

"Duduk." Titahnya.

Cyla duduk di kursi depan meja Raffi. Padahal hari ini dia free kelas. Niatnya setelah sarapan sekalian numpang wifian di caffe tuh dia jalan jalan di Orchard Road. Terus habis itu main ke Singapur Flyer. Lalu malemnya dia mau jalan ke Helix Bridge.

Dan semua itu musnah seketika karena dedemit sialan di depannya. Setelah telfon menyebalkan yang merusak mood nya sekarang di tambah penderitaan lagi. Hari libur macam apa ini. Hiks hiks. Terpaksa Cyla memending jalan jalannya.

"Pak saya kesini gak bawa alat tulis apapun apalagi folio. Gimana kalau kapan kapan aja?"

Bukan Cyla namanya kalau selalu pasrah dengan keadaan. Sebisa mungkin cari jalan keluar walaupun kemungkinan berhasilnya hanya 0,00001%.

"Pakai punya saya."

Oke.. kalau kayak gini baru pasrah. Yang penting sudah usaha buat ngelak. Daripada kalah telak tanpa perlawanan.

Raffi menyodorkan selembar folio lengkap beserta alat tulis dan 10 soal yang ruwetnya masyaallah. Bahasanya pakai bahasa pluto. Mana Cyla gak bisa buka buku lagi.

Dan kalian pasti tahu apa yang terjadi setelahnya. Yak benar. Cyla menjawab soal dengan asal asalan sedangkan Raffi tertawa penuh kemenangan.





Tbc.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Kalian gak mau vote? Cerita saya sejelek itu kah?

~^~AsylaChrystal~^~

My Crazy Student [End] [PRE-ORDER NOW]Where stories live. Discover now