Taeyong • 38

Mulai dari awal
                                    

"Yup, Mark benar. Banyak yang ingin menjadi idol, banyak juga yang masih jadi trainee dan ingin cepat debut. Tapi mereka belum merasakan bagaimana kesulitan setelah debut." tambah Johnny.

"Sebelum debut, kita dilatih untuk menjadi pribadi yang kuat dari segi mental atau segi fisik. Kita harus tahan banting dengan orang-orang di luar sana yang akan menjatuhkan kita. Tidak semua yang menjadi idol itu, merasa bahagia. Bahkan ada yang sampai depresi, stress hanya karena gak tahan sama apa yang dia jalani. Contohnya karena banyaknya permintaan penggemar yang dia gak bisa jalani itu. Akhirnya bisa jadi stress karena terlalu banyak mikirin hal itu. Apalagi kalau harus nerima perkataan jahat para haters yang gak ada habisnya. Ah, iya, terakhir, kita juga harus hati-hati sama sasaeng." lanjut Doyoung.

"Dan itu semua memang udah resiko yang harus kita hadapi kalau mau menjadi seorang idol. Haechan paling muda di grup, dia udah ngerasain berapa kali jatuh bangun karena perkataan negatif orang-orang." kata Jaehyun.

"Tapi kalian bahagia menjadi seorang idol?" tanya Mama Lia.

"Bahagia, kok. Tapi terkadang ada juga dimana kita semua merasa khawatir sama sesuatu yang gak bisa kita jalani dengan mudah. Dan menjadi seorang idol sebenarnya udah jadi cita-cita kita masing-masing." jawab Taeyong.

"Jadi, untuk Lisa, kalau udah besar nanti, Haechan Oppa saran jangan jadi idol, ya? Jadi orang yang membanggakan kedua orang tua Lisa, aja, tapi jangan jadi seorang idol. Resikonya berat." kata Haechan menghadap Lisa.

"Iya, Haechan Oppa." sahut Lisa sambil ngangguk-ngangguk.

●●●

Mereka senang, banget, akhirnya bisa melakukan aktivitas yang kalau sekarang, tuh, jarang bisa mereka lakuin. Dan pribadi mereka sebagai seorang manusia biasa, terwujud saat itu pula.

Hari semakin larut dan kesepuluh cowok-cowok tampan itu sekarang sedang berada di rooftop rumah keluarga Lia, memandangi langit malam yang indah. Setelah acara barbeque-an selesai, mereka memilih untuk beristirahat sebentar di lantai paling atas rumah keluarga Lia. Lia sama Soyeon juga ikutan berbaring disana sedangkan kedua orang tua Lia beserta Lisa, memilih untuk tidur.

"Lia, makasih, banget, lho, ya, lo sama keluarga lo mau direpotin." kata Doyoung gak enakan.

Lia tersenyum maklum. "Gapapa, Doyoung Oppa. Aku dan keluarga juga seneng, kok, direpotin sama kalian."

"Lusa kita balik, nih. Jadi besok harus bener-bener puas-puasin hari terakhir kita di Jeju." kata Taeyong.

Semuanya mengangguk menyetujui perkataan Taeyong sang leader. Malam ini, mereka memilih untuk tinggal di rumah keluarga Lia. Meskipun rumah itu tak memiliki cukup kamar, tapi mereka mengakalinya dengan tidur dimana saja yang penting mereka bisa beristirahat dengan tenang.

Keadaan pun hening karena mereka semua sibuk sama pikiran masing-masing. Lia sudah berkali-kali menguap lebar karena ngantuk. Akhirnya, Lia pun meminta izin untuk kembali ke kamarnya karena ia tak tahan lagi jika harus kembali menahan kantuknya.

"Lo gak tidur, Yeon?" tanya Taeyong menatap Soyeon yang kini berbaring di sebelah Jaehyun, memeluk cowok itu.

"Belum ngantuk, gue."

"Btw, besok lo jadi, Yong?" tanya Johnny.

Taeyong mengangguk. "Jadi, lo semua harus bantuin gue, ya? Terutama lo, Yeon."

"Iya-iya, janji. Ntar ada imbalannya tapi, kan?" tanya Soyeon.

"Anak konglomerat, kok, masih mengharap imbalan." cibir Haechan asal.

"Suka-suka, gue!"

"Ada-ada, udah, tenang." kata Taeyong melerai perkelahian Haechan sama Soyeon. "Tuh, si Jaehyun. Gue udah relain lo sama dia. Jadi itu imbalan, lo."

Soyeon merubah posisi jadi duduk, menatap Taeyong sama Jaehyun bergantian.

"Kalau ini, mah, bukan imbalan namanya!"

"Jadi apa?" tanya Jaehyun.

"Gak tau." ujar Soyeon.

"Intinya besok gue harap lo berhasil, sih, Yong. Gak mudah soalnya," celetuk Johnny kemudian.

"Emang lo pernah ngelakuin itu?"

"Pernah, sekali, doang waktu gue masih di Amerika. Itu juga gagal."

Mendengar penuturan Johnny, Taeyong mendadak jadi khawatir. Gimana kalau misalkan dia juga ikutan gagal padahal sudah mempersiapkan semuanya secara matang-matang.

Ah, Taeyong sangat berharap sekali kejadian esok membuahkan hasil yang sesuai dengan keinginannya.

Semoga saja.

●●●

makin gaje, makin buntu, makin berantakan. penulisan ceritaku masih banyak yang kurang karena kayak aku gak pinter buat mendeksripsikan kejadian seseorang huhu:(

maklumin ya guys, masih belajar, kok.

dan cuma mau bilang.. UDAH MAU ENDING WOI SENENG AKUTUH AKHIRNYA CERITA INI SELESAI JUGA;")

tapi sebelumnya, jangan lupa vomments, pls! gak bayar, kok, tinggal pencet tombol vote aja gak ada yang susah, kan?

Terjebak - Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang