1.4

120 21 46
                                    

Welcome to Occi-Game!
Uni Creator is a nightmare!

Aku dan Wonwoo saling pandang, kami sudah berada di Uni Creator. Tulisan transparan itu menyambut kami untuk memulai pemainan ini.

Seperti berada dihutan gelap dan asap berhawa dingin menyapu kulitku. Ini buruk, tempat ini minim pencahayaan.

"Jihoon-ah, aku takut," bisik Wonwoo pelan ditelingaku.

"Dasar penakut, ayo jalan!"

Aku berjalan mendahului Wonwoo yang kini menggenggam ujung hoddie-ku. Sudah kuduga, ini akan merepotkan.

Langkah kakiku terhenti membuat tubuh jakung yang berada dibelakangku hampir terhuyung.

"Hei, Jihoon-ah! Kenapa berhenti?"

Aku langsung menarik lengan Wonwoo untuk menjauh dari tempat itu. Sebuah meteor jatuh tepat di tempat dimana kami berdiri tadi. Aku tidak tahu bagaimana bentuk tubuhku jika meteor itu menimpa kami.

"JIHOON-AH! ADA LAGI!"

Mataku membulat sempurna ketika puluhan meteor mulai berjatuhan. Sial, aku dan Wonwoo lekas berlari tak tahu arah. Meteor itu terus berjatuhan bertubi-tubi menggempur tanah.

Apakah ini obstacle pertama? Bahkan obstacle ini tidak bisa dibilang permulaan.

Kami terus berlari menghindari jatuhnya meteor itu, sampai akhirnya Wonwoo terjatuh.

"Wonwoo-ya!"

Sebuah meteor besar mengarah pada kami. Aku tidak ingin kalah dengan cepat. Tapi apa yang harus aku lakukan? Kaki Wonwoo terjebak di akar pohon. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

"Jihoon-ah, meteor itu akan jatuh sepuluh sekon lagi," kata Wonwoo.

Aku panik, mencoba untuk menarik kaki pria itu. Nihil, akar itu terlalu kuat. Aku menyerah. Mungkin kami akan mati. Siapapun penduduk Uni Creator, tolong kalau kami mati, kuburkan kami dengan layak.

Kami memejamkan mata bersama. Wonwoo mengaitkan jarinya pada sela-sela jariku. Siap menerima apapun yang terjadi.

Aku menghitung detik-detik menghembuskan napas terakhir sebelum meteor itu benar-benar menghancurkan kami.

5...

4...

3...

Bres!

Bukan meteor yang mengenai kami, tapi air hujan yang sangat deras. Aku dan Wonwoo terkejut ketika melihat meteor-meteor itu meleleh membentuk lendir-lendir yang menjijikan. Kami menoleh kearah langit yang membentuk tulisan transparan yang mengatakan bahwa kami sudah melewati level pertama.

Level up!

Sekejap, akar pohon yang melilit kaki Wonwoo terlepas. Aku menghela napas lega, setidaknya kali ini kami selamat.

Kami memilih untuk duduk dibawah pohon lebat untuk menunggu hujan berhenti. Butirannya tajam, rasanya perih ketika mengenai kulitku. Bahkan Wonwoo sempat mengeluh gatal karena tajamnya air hujan tersebut.

"Wonwoo-ya, kakimu tidak apa?" tanyaku.

"Sedikit perih di bagian pergelangannya. Tapi aku masih tetap bisa berjalan."

OCCIDENDOOM✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat