"Kak, udah gila? Kenapa kelakuanya jadi aneh?"
Johnny menengaitkan safety belt nya. "Gila gimana? Dari dulu gue kaya gini."
"Terus tadi kenapa manggil kamu kamu segala?"
Sebelum motor bener-bener melaju, Johhny tersenyum, ngeledek Ryujin. "Lumayan kan? Caper ke anak satu sekolah."
Ryujin berdecak. "Tumben bawa mobil sama pake jas?"
"Kita emang ngga pernah ketemu selain buat bahas kasus. Makanya, sekarang gue mau ngajak lo, ya sekedar hangout, biar lo tau kehidupan seorang detektif."
"Kemana?"
Johnny melirik Ryujin. "Banyak omong ya kamu? Udah nurut aja."
==========
"Atas nama Seo dan Shin," ujar Johnny ke bagian resepsionis.
"Kak!" Ryujin sedikit berjinjit untuk berbisik ke Johnny. "Gue belum legal."
Johnny menggenggam erat tangan Ryujin, menginterupsinya untuk diam.
Mereka berdua diizinkan masuk ke bangunan mewah itu karena Johnny berhasil memanipulasi data diri Ryujin, untung nya sebelum ke tempat itu, Johnny membawa Ryujin untuk membeli pakaian di mall, biar ngga pake seragam sekolah.
Seketika masuk ke bangunan, aroma alkohol menyeruak memenuhi indra penciuman.
Bisa ditebak, mereka masuk ke salah satu pub ternama di Seoul, gamau nyebut merk, takut digrebek.
Demi apapun, Ryujin baru pertama kalinya pergi ke pub, beda sama kakak nya yang udah mengenal dunia kek gituan.
Johnny mengajak Ryujin buat duduk di kursi bar, seperti sudah terlatih, doi memesan segelas Hiedsieck 1907 Diamant Bleu Cuevee, ngga tau champagne jenis apa, yang jelas harga segelasnya bisa buat beli sneakers edisi terbaru.
"Mau pesen apa?"
Ryujin duduk canggung, pandangan nya masih dilayangkan ke tempat yang baru baginya. "Ngga ada minuman yang cocok buat gue di tempat ini."
"Seriusan belum pernah minum di tempat kaya gini?" Champagne yang Johnny pesan akhirnya datang. "Sekalipun di Canada? Belum pernah?"
"Gila aja, gue kan asli Korea, mana berani minum-minuman sebelum legal."
Johnny terkekeh, lalu mencicipi champagnne dari gelas cantik, ekspresinya menunjukan bahwa minuman yang dia beli setara dengan harga.
"Hiedsieck ngga pernah salah," racau Johnny memuji minuman nya. "Yaudah pesen mocktail atau softdrink, apapun."
"Makasih Kak, gue lebih menikmati pemandangan malam disini."
Johnny membuat dirinya nyaman, menyenderkan tubuh ke meja bar. "Disini tempat buat bersenang-senang, emang sih, ada beberapa orang yang keliatanya murung, tapi ngga lama, setelah mereka berbaur, bakal langsung menggila."
Ryujin cuma manggut-manggut. "Kakak sering ke tempat ginian?"
"Hampir tiap malem ngabisin duit di tempat ini, selama ngga ada deadline kasus."
"Untung Kakak tajir."
"Latar belakang orang-orang disini ngga semuanya orang kaya, ada pekerja kantoran yang mengandalkan gaji bulanan, ada guru lajang, ada orang patah cinta, ada mafia, ada penguntit, dan bahkan ada pembunuh."
"Ngeri Kak."
"Cowo itu lebih ngeri, yang dari tadi ngeliatin lo."
Reflek, Ryujin membalik badan nya menghadap ke belakang.
YOU ARE READING
pseudo; ryujin
Teen Fiction[DINOVELKAN-TIDAK DIPASARKAN DI GRAMEDIA] Bukan alur romance, pemeran utama nya sibuk mengejar dan dikejar masalah, setiap chapter ngga akan berhasil menyelesaikan masalah itu. Ryujin, yang merangkap sebagai youtuber dengan subscriber hampir mengin...
