duapuluhtiga: acak ribut.

1.3K 325 113
                                    

“hAH ASTAGA!”

namira terperanjat, bangun dari tidur setengah sadar. pasalnya si pemuda di hadapannya sudah menjerit ribut, lalu waktu si gadis bangun ia tercengir. langsung bangun.

“eh sorry sorry! kaget betul saya. soalnya ini kali pertama tidur bareng cewek,” pipi penuh si gadis bersemu merah. “aDUH maksudnya bukan tidur yang itu...” lanjut jaemin.

paham kondisi, namira menggaruk tengkuk.

“eh nggak apa-apa kak.” kikuk.

melipat kaki, yang lebih tua ikut bangkit. saling menatap dengan posisi duduk sama persis, hingga usul dari si gadis menarik perhatian. “yoga aja yuk?”

kening jaemin mengkerut, aduh boro-boro yoga, olahraganya cuma kenal futsal! “apa tuh?”

tak lama si gadis berdehem, “aku juga nggak tahu sih...” membuat hembusan nafas si pemuda terdengar bercampur kekehan. “ada kok di pinterest! tunggu.”

sementara si gadis mencari-cari ponsel, pemuda di sebelahnya mulai merenggangkan tubuh. mengambil perhatian si gadis dengan rambut acak-acakannya, “pegel ya kak..?” katanya hati-hati.

karena kamu tahu, bandung? tadi si biru muda itu sampai mengorbankan lengan kirinya sebagai bantal kepala untuk namira, karena guling yang dibawa harus menjadi benda yang selalu dipeluk si gadis. jaemin tertawa, “nggak kok.”

padahal? ya pegel!

namira meminta maaf kikuk, “maaf ya kak.”

bukan jawaban yang diterima, namun elusan lembut di hitam pekat halus miliknya. namira menahan nafas sulit, terdiam beberapa detik. pun jaemin tersenyum lebar, “udah nyala lampu. mandi gih, nanti kita yoga.”

bumi pasundan, arunika kali ini tidak kalah indah dengan biru kelabu milik si agustus. dan jaemin suka ini. bagaimana arunika milik engkau bertatap dengan arunika-nya. teringat akan kontak si gadis yang masih di namai demikian, jaemin bangkit. “pagi, arunika.”

namira tidak pernah tahu kalau selain kata namira, efek kata arunika milik jaemin begini besarnya. amat menyejukkan atma berantakannya. bumi raya, namira terhenyak saat sadar jika si pemuda ini sudah mengambil gelar pacar orang.




















siang itu, di atas bangku-bangku kayu, namira ditertawakan keras oleh pemuda gereja yang dahulu sempat mengambil hatinya.

kak mark menertawakannya setelah ia bercerita lengkap tanpa minta bayar tentang peristiwa semalam yang ketiduran.

yaudah, tidur sekarang aja. saya jagain.

si maret terdiam sebentar, lalu tetap duduk di sebelah kak jaemin yang asik mengotak-atik ponsel hitamnya. “nanti aja, kak, barengan.”

begitu katanya sepuluh menit yang lalu, karena sekarang namira sudah pulas di kerumuni nyamuk. pukul delapan lewat, jaemin terhenyak. melihat namira yang bukannya memakai guling untuk bantal kepala, malah dipeluk. menggunakan dengan fungsi sesungguhnya.

terkekeh sebentar, si pemuda ikut berbaring. membayangkan akan seperti apa jadinya leher si gadis bangun nanti.

perlahan ia angkat kepala yang lebih muda, ditaruh diperpotongan tangan miliknya. “nanti lehernya pegel, nami.” katanya lirih. ikut tertidur tak lama kemudian.

“udah kebayang kan nanti jadi pasutri gimana?” kata kak mark. lebih seperti bertanya, tapi ada unsur ngeselinnya.

gadis jogja itu mendengus, “jangan ngaco!”

tak lama ia melamun lagi, meninggalkan mark yang kembali sibuk dengan ponsel genggam. memikirkan beberapa butir perasaan penuh warna miliknya, untuk kak jaemin.

kemarin baru saja berniat melupakan, diberi harapan oleh semesta saja, buyar. ada niat hati ingin mengejar, namun lenyap kala sadar nanti akan jadi pelakor. namira masih waras.

dan bagaimana jagat raya membungkus kisahnya dengan ambang penuh kejutan juga selalu membuat si maret malas berpikir. terlalu banyak kejut dalam perasaan yang dirajut. ah iya, mengenai kalung itu.

“kak mark?”

“apa?”

“emangnya orang islam boleh pake kalung salib ya?” kerutan si lebih tua terlihat, memahat di atas wajah berkarisma nan menawan miliknya. mimiknya bingung.

“hah? kenapa emang?”

“kak jaemin kok pake kalung salib ya?” kata namira, mengayun kaki pendek di atas kayu. “dan kok aku baru ngeh.”

“heh?”

si gadis menoleh, melihat mark dengan raut ingin tertawanya. “kamu pikir jaemin selama ini islam? dia kan anak gereja sebelah, namira. kamu lupa ya waktu kita ketemu pemuda gereja di sana ada dia?”

dan inilah kejutan kesekian hari ini.

tentang bercandanya jagat raya yang jauh dari kata jenaka. membuat ruang penuh raut si gadis di kepala. pusing, bagaimana bisa? iya, bagaimana bisa namira tak tahu fakta ini? lalu selama ini, pasti kak jaemin sudah menertawakannya dalam diam!

aduh, bodoh!

“saya nggak bercanda,” kata kak mark, menjulurkan ponsel dengan foto para pemuda. ada di gereja tempat mereka biasa ibadah, si gadis ingat. dan lihatlah kak jaemin dengan kurva melengkung nan cerahnya. birunya masih hitam waktu itu.

namira melongo.








•••

JENG JENG JENG TERTIPU KLEN SEMUA!!! HAHAHAHA temen temen maaf aku abis ngetawain komen kemarin 👍😭

YANG BILANG MURTAD KAO? TERDABEST AKU KETAWA DUA MENIT. ASLI.

nanti bakal ada versi klarifikasi
sama kak jaemin ya tenang jangan
marah-marah atau bingung! masih
lama tapi :3

nabastala, jaemin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang