Bab 27 - Jadi aku milikmu selama 24 jam sehari?

107 17 0
                                    

Lu Feng: "..."

Wei Xiao merasa tenang lagi. Perkataan itu akan membuat orang lain cukup malu hingga ingin mengubur diri ke lubang, tapi sangat berguna untuk mengilangkan kecanggungan untuk Wei Xiao.

Setelah berdiam setengah beat, Lu Feng berbicara lagi, "Lalu apa kau mau menikah atau tidak?"

Wei Xiao: "Ah?"

Piring besi ada di depannya. Wei Xiao menghajarnya dengan kepalanya dan berakhir dengan benjolan!

Lu Feng tertawa sebentar, "Aku bertanya apa kau ingin bergabung dengan FTW."

Dia dengan sengaja menggunakan kata 'gabung'. Dalam bahasa cina, 'nikah' dan 'gabung' memiliki nada yang hampir sama.

Wei Xiao bisa merasakan Lu Feng menggodanya, dan meningkatkan keinginannya untuk menang.

Itu tidak apa kalah dalam pertandingan, tapi jika itu mengenai ketidakmaluan, dia tidak terkalahkan!

Wei Xiao: "Nikah!"

Mata Lu Feng penuh dengan tawa, "Hm?"

Mata Wei Xiao penuh dengan provokasi begitu dia mengatakannya dengan keras, "Aku. Ingin. 'Menikah'. Bersama. Mu!"

Di tangga, Old Yue yang membuat wajahnya dari yang sedikit pucat menjadi pucat seperti vampire, yang sudah berkeliaran sekitar 2 jam penuh, "???"

Di keadaan bingungnya, berita apa yang baru saja dia dengar?

Nikah?

Nikah!

F*ck, dia awalnya membawa busur dan panah dan ingin menembaknya ke ayam pedas itu(Wei Xiao). Tapi sekarang...

What the f*ck!

Pemain marksman dewa Yue Wenle kabur dengan tidak terhormat. Dia takut, dia tidak berani. Dia takut kalau dia berakhir menembakkan panah cinta!

Setelah menangis hampir semalaman, Wei Xiao lelah. Dia tidur hingga jam dua sore.

Dia bangun dengan segar, dan seluruh badannya terasa ringan.

Lukisan neneknya di letakkan di meja sebelahnya. Dia hanya perlu meliriknya sekali dan ujung hidupnya menjadi berair.

Tapi dia tidak akan menangis lagi.

Wei Xiao berjalan mendekatinya dan menyentuh lukisan itu. Dengan senyuman menghiasi mulutnya, "Terima kasih nenek."

Neneknya yang mencintainya dengan segala yang dia punya ketika hidup.

Neneknya yang pergi ke surga tapi masih menjaganya hingga sekarang.

Selama 2 tahun ini, apa yang membebani hati Wei Xiao yang menjadi keraguannya dan penyesalan yang tidak bisa diselesaikan.

Dia oergi melawan orang tuanya selama beberapa tahun, tidak ingin menjadi sama egoisnya dengan seseorang, tapi di libur musim dingin ketika dia 17 tahun, dia melakukan hal yang sama seperti Wei Quan.

Ketika waktu kematiannya, perkataan neneknya untuk tidak menjadi seperti ayahnya menjadi seperti pisau yang menusuk hati Wei Xiao.

Jangan seperti Wei Quan.

Jangan menjadi Wei Quan...

Wei Xiao tiba-tiba menjadi sadar. Dia meninggalkan neneknya dan menghabiskan waktunya, siang dan malam, mengejar mimpi. Apa bedanya dengan Wei Quan dengan Wei Xiao?

Dia ingin mendapatkan uang dengan bermain professional dan dia ingin menggunakan ini untuk membiarkan neneknya mendapatkan hidup yang bahagia.

Tapi sebenarnya...

Glory [E-Sport] TranslationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang