"Ahjussi, siapa?" tanya Jungwoo polos.

Ayah tiri Lia memijit pelipisnya sambil menahan tawa. "Saya yang punya rumah ini." balasnya kemudian.

Detik berikutnya, mereka langsung menundukkan badan--memberikan respon untuk menghormati laki-laki paruh baya itu.

"Maaf, Ahjussi. Kami gak tau," kata Taeyong mewakili Adik dan teman-temannya.

Dari arah pintu kamarnya, Lia bisa ngelihat dengan jelas pemandangan di depannya. Rasanya Lia gemas banget dengan tingkah mereka semua.

"Saya Leonard bukan Leonardo de Caprio. Saya Ayahnya Lia sama Lisa." kata Ayah Lia memperkenalkan diri.

Mungkin hanya Taeyong yang melemparkan tatapan biasa saja ke Ayah Lia karena dia juga sebenarnya udah tau kalau Leonard merupakan Ayah tiri Lia.

"Tapi.. wajah Ahjussi, kok, gak, mirip sama Lia?" tanya Haechan dengan polosnya, mewakili perasaan para Hyung-nya.

Ayah Lia hanya melemparkan senyum maklumnya.

"Saya Ayah tirinya Lia, Ayah kandung Lisa."

Setelahnya, mereka semua langsung memasang tampang gak enakan terutama Haechan. Melihat reaksi mereka, Ayah Lia malah ikutan merasa gak enakan.

"Kalian kenapa jadi canggung, gitu? Gapapa, kok, gapapa. Tanpa kalian bertanya kenapa wajah saya gak mirip Kakaknya Lisa, saya juga akan ngasih tau ke kalian semua."

Mereka pun lega. "Maaf, Ahjussi, kalau pertanyaan saya tadi, lancang, banget."

"Gapapa, Haechan-ssi. Saya maklumin. Ngomong-ngomong, kamu sudah ketemu anak saya?" tanya Ayah Lia kepada Haechan.

"Udah, Ahjussi. Lisa cantik, banget. Kalau udah besar, Lisa sama saya, ya, Ahjussi." goda Haechan.

Orang-orang di ruangan itu langsung melempari Haechan dengan teriakan gemuruh. Ayah Lia hanya tertawa.

"Jauh, umurnya. Saya rasa kalau Lisa udah besar nanti, kamu udah nikah."

"AMINNNN!!" teriak Haechan semangat. "Nanti, Ahjussi saya undang, deh, ke nikahannya Haechan." lanjutnya ngasal.

Gelak tawa menghantui ruangan itu sekarang.

"Boleh, boleh." jeda Ayah Lia. "Ah, iya, Lisa suka sekali sama kamu. Di kamarnya penuh dengan poster mukamu waktu lagi konser." lanjut Ayah Lia.

"Oh, iya? Muka Hyung yang lain gak ada, Ahjussi?"

"Ada, kok. Tapi sembilan puluh dari seratus persen, poster yang di koleksi Lisa, itu, wajah kamu semua."

Haechan ngerasa terharu karena ada juga penggemar yang begitu mencintainya walau hanya seorang anak kecil. Haechan bertekad untuk terus berkarir dengan usaha melebihi batas maksimalnya demi membahagiakan para penggemarnya dan juga penggemar semua anggota NCT 127.

Siang itu adalah jadwalnya Lisa les sampai sore nanti. Jadi kalau misalkan Lisa gak ada di rumah, wajar aja. Dan tau, gak, siapa yang anterin Lisa ke tempat lesnya?

Tentu saja, Haechan!

Lisa senangnya gak tertolong. Sepanjang perjalanan menuju tempat les, Lisa begitu bersemangat. Apalagi ketika sampai di tempat les, orang-orang yang mengenal Haechan, menganga lebar ketika cowok itu pergi bersama Lisa. Lisa merasa bangga karena kali ini, bukan Ibunya yang mengantarnya ke  tempat les. Melainkan sang idol yang sedang naik daun saat ini.

How lucky, you, are, Han Lisa.

●●●

Soyeon tinggal bersama Lia dalam satu kamar. Hal itu membuat keduanya semakin kompak. Melihat Soyeon, Lia jadi makin rindu dengan sahabatnya Anastasia yang belum juga kembali dari luar negeri.

Ah, iya, hari semakin gelap. Niatnya, mereka semua mau barbaque-an bareng keluarga Lia di rooftop rumah itu yang ukurannya tak terlalu besar. Tentu saja semua itu berasal dari saran Taeil ketika melihat lantai paling atas rumah keluarga Lia. Rasanya sudah lama sekali Taeil tidak bbq-an setelah debut menjadi seorang idol.

Mereka pun bagi-bagi tugas. Soyeon sama Jaehyun bertugas untuk membeli peralatan memasak, Taeyong sama Lia bertugas membeli bahan-bahan masakan, Haechan sama Mark bertugas untuk membeli cemilan dan juga hadiah untuk Lisa, sisanya bantu doa saja.

"Daging kira-kira kita belinya yang berapa kilo, ya?" tanya Lia tanpa menoleh ke Taeyong yang sibuk memperhatikannya.

"Kita ada banyak, nih. Tujuh kilo kayaknya cukup, deh." jawab Taeyong.

"Tujuh kilo?" Lia berpikir sebentar berapa kocek yang harus ia keluarkan.

Melihat reaksi Lia, Taeyong langsung cepat tanggap.

"Belanjaan hari ini, gue yang bayar."

Lia lantas menatap Taeyong. "Enggak, ih. Aku kan Tuan rumahnya, masa, tamu yang harus bayar, sih?"

"Lia, kayak lo baru kenal gue, deh. Lo sama gue mana pernah, sih, gue suruh lo buat bayar apapun kalau kita ke luar. Lo tau sendiri gue gak suka dibayarin, cewek."

Iya, sih. Tapi, kan, tetap aja posisinya Lia itu lebih penting.

"Tapi--"

"Udah, ya, Choi Lia. Gue gak mau berdebat, lagi. Lo pilih apapun bahan masakan yang lo mau dan yang lo perluin. Berapapun, gue bayar."

"Dih? Crazy rich asian sekali, Masnyah." cibir Lia.

Taeyong pun tersenyum malu.

Setelah memilih-milih beberapa daging, Taeyong sama Lia berjalan menuju rak yang menjual sayur-sayuran. Apa aja diambil yang penting kebutuhan bahan masakan mereka terlengkapi.

Gak butuh waktu lama berada di convenience store,  Taeyong membawa mobil sewaannya pulang ke rumah Lia. Tapi sebelum pulang, mereka ngomongin sesuatu yang kayaknya penting banget buat Taeyong.

"Besok malam lo gak ada acara apapun, kan?" tanya Taeyong.

Taeyong berhentiin mobilnya di pinggir jalan lalu menghadap ke Lia. Kayaknya emang Taeyong mau ngebahas sesuatu yang penting sampai mobil harus berhenti begini.

"Gak ada, deh, kayaknya. Emang kenapa?"

"Yaudah, besok sorenya langsung siap-siap, ya, di jemput Jaehyun sama Soyeon."

"Soyeon jemput aku? Dia, kan, tinggalnya sama aku." kata Lia dengan polosnya.

Taeyong memukul bantalan setirnya pelan sambil mendengus.

"Bukan, maksudnya, Jaehyun yang bakal jemput lo sama Soyeon."

"Mau kemana, sih? Ada acara penting, ya?"

Taeyong mengangguk. "Gue gak bisa jemput. Soalnya posisi gue leader dan gue harus standby disana."

"Kalau gitu, emangnya aku harus ikut, ya?"

"Ya, haruslah, Lia. Ini acara semacam award, gitu. Lo sama Soyeon tugasnya ngedukung kita." jelas Taeyong.

Lia mengangguk seraya mengerti. Tapi tetap aja kalau di hatinya Lia menolak parah ajakan Taeyong karena, kan, sepertinya ini acara penting anak-anak NCT, ngapain juga Lia sama Soyeon ikut hadir di sesuatu yang gak ada hubungannya sama mereka berdua.

●●●

semakin buntu..

dan semakin mendekati part ending.

WKWK vommentsnya guys jangan lupiss!

Terjebak - Taeyong ✔Where stories live. Discover now