Whatever

10.7K 549 11
                                    

Chapter 12

    Prilly terlihat mondar mandir menggigit kuku jari seperti seolah sedang memikirkan sesuatu

"Ikut......? Enggak......? , ikut......? Enggak......?" Begitu terus menerus diulanginya sampai membuat Jesslyn kawannya itu berdecak frustasi melihat Prilly

"Prill.........?" Panggilnya yang sudah mulai frustasi, namun Prilly bagai bertulis telinga. Apa dia sengaja tidak mendengarkan panggilan itu, atau dia tidak bisa 'mendengar'nya karna terlalu fokus dan sibuk bergulat dengan fikirannya itu

"Prill? Pulang yu'aahhh" Jesslyn mendesah berat dengan Prilly yang lagi lagi benar benar tidak menghiraukan dan menganggapnya ada.

"Aaaaaaa!!!! Jesslyn!!! Ikut atau enggak!!!?????" Pekiknya brutal berdecak lidah kesal dengan kedilemaannya sendiri, Jesslyn menganga semakin tidak mengerti.

"Aduh Prilly, ada apaan sih? Sampai kapan kita disini? Ini udah waktunya pulang" Jesslyn tidak kalah geram, Prilly kembali mondar mandir dihadapannya Prilly terus saja menggerutu sambil menyebut dua kata 'Ikut, tidak' seiring dengan hentakan langkah kakinya yang berbolak balik.

Jelas saja waktu kepulangan sekolah sudah berjalan selama 20 menit dan selama itu juga Jesslyn frustasi melihat tingkah kawannya yang berlebihan

"Jess, aku harus apa? Ikut atau enggak? Aahh aku bingung" ungkapnya mulai bercerita, Jesslyn menggernyitkan dahinya

"Emangnya kenapa sih?" Tanyanya menenang

"Ali........." Prilly menyebut nama itu lirih lalu duduk disamping Jesslyn yang sedari tadi mengutuk dirinya

"Ali??? Udah ketemu sama dia?" Jesslyn teramat antusias, Prilly mengangguk pasti "Ahh syukurlah" desahnya bernafas lega sambil bersandar pada sandaran bangku sekolah lalu tertawa pelan, Prilly mendelik melihat Jesslyn bingung . Apa maksudnya dengan bersyukur? Hmmmmm

"Kok malah ketawa? Bersyukur?" Tanya Prilly penuh penekanan

"Ya bersyukur, akhirnya kamu ketemu sama si arab itu, aku cape hampir tiap hari pergi dan pulang dia selalu mencegat ku didepan gerbang sekolah, bikin aku frustasi kaya narapidana yang melarikan diri dari sel lalu dikejar kejar oleh polisi" jelasnya.

"Dia? Nemuin kamu? Ngapain?--------------"

"Kalo nanya satu satu" Jesslyn memutus kalimat Prilly yang jika tidak dihentikan pertanyaan nya akan panjang seperti jalur kereta api 'hiperbola'   "Ya jelas nanyain kamu lah!! Selama kamu menghindar dari dia, aku lah jadi sasarannya oh Tuhan... akhirnya terlepas juga semua beban ku!! Dia selalu nanyain hal hal tentang mu sama aku Prill..." Jesslyn menoleh pada Prilly

".........."

"Ck!!! Sampai kapan mau menghindar? Kalian cuma salah paham, sejak kapan kamu menjadi wanita yang hiperbola Prill? Aku tau kamu juga perlu penjelasan dari Ali, semakin kamu menghindar dan mencoba bilang 'enggak papa' semakin besar rasa penasaran kamu, apa kamu ga ingin dengar penjelasan dari dia?"

Prilly terkesiap mendengar perkataan Jesslyn ada benarnya, untuk apa ia bersikap berlebih lebihan seperti ini? Sejak kapan dia menjadi wanita yang hiperbola ? Mungkin dia juga harusnya tidak bisa marah hanya dengan gara gara mendengar tentang Ali dari orang lain? Bukankah dia juga memerlukan penjelasan yang akurat dari Ali? Ohhh c'mon babe!! Lagi pula ia seharusnya tahu diri untuk apa seperti ini?---- marah? Cemburu? Atau membenci dan menjauhinya hanya karna masalah ini? Bukannya mereka hanyalah sebagai........teman? Hmmmmmm

Prilly mengerjap ngerjap, lamunan terus bergulat dengan fikirannya terbuyarkan oleh lambaian tangan dari depannya, Prilly mendongak melihat kawannya itu sudah berdiri dihadapannya.

[NF] Us, Love and OddityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang