Chapter 25

7.3K 464 57
                                    

Prilly's POV

    Mata ku mengerjap ketika sorot silau dari cahaya matahari yang terselip di sudut jendela mengusik tidur ku. Aku berusaha merenggangg kan otot otot tubuh ku yang terasa keram 'Ugh!!' Ringis ku tiba tiba, tubuh ku benar benar terasa remuk.

Aku berusaha meringkuk dari tempat tidur, tempat nyaman di mana sebenar nya tidak ingin ku tinggal kan aku mendelik pada jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 pagi untung nya hari ini adalah hari sabtu jadi tidak masalah jika sedikit bangun lebih siang.
Tubuh ku benar benar terasa pegal sekarang 'Hachuuu!!!!' Sial!! Hidung ku tak henti henti nya menerima efek gatal yang membuat aku terusan terusan bersin bahkan nafas di hidung ku terasa hangat sekarang . Kenapa aku harus terkena flu di hari libur panjang sekolah? Menyebal kan

Terdengar derapan kaki yang berjalan menuju kamar ku dan sekarang malah terhenti ketika suara ketukan dari pintu itu meminta ku untuk segera kembali pada dunia nyata setelah masih kehilangan separuh nyawa ku yang baru saja bangun tidur.

"Prilly, ayo bangun jangan lupa mandi terus kita sarapan mamah tunggu di bawah!!" Aku kenal suara itu, suara wanita yang selalu mengingatkan ku, beuh! Sekarang aku merindukan bermanja manja dengan nya di saat tidak enak badan seperti ini.

"Humm, 15 menit lagi" Ujar ku dan derapan kaki itu kini menjauh
Aku mengambil handuk ku dengan malas bahkan saat berjalan pun tubuh ku masih terasa kaku.

Seperti yang ku bilang, dalam waktu 15 menit aku sudah keluar dari kamar ku bisa di bilang mandi ku secepat kilat cuaca di musim hujan membuat hawa semakin dingin air di bak mandi pun bagai sedingin es. Apa aku lebay?
"Ayo cepat kak Prilly, Dhea sudah lapar" Celetuk Dhea ketika aku sedang perlahan menuruni anak tangga anak itu memang cerewet apa dia tidak tau kalau badan ku ini lemas? Adik yang tidak pengertian

"Ini, mamah udah siapin bubur buat kamu" Bubur sup itu kelihatan nya masih panas dapat terlihat dari asap nya yang masih mengebul di atas mangkuk berukuran sedang itu. Seperti nya mamah tau kalau anak gadis nya ini sedang terkena flu "Makasih mah" Sahut ku dengan suara serak dan sengau tipekal orang tidak enak badan

"Sebanar nya hari ini mamah mau temenin kamu di rumah, tapi mamah harus hadir sebagai tamu VIP di acara fashion show bu Tari" Aku manggut manggut sembari menyuap sesendok bubur sup yang siap dihadapan ku "Tunggu, Bu Tari? Designer terkenal itu? Yang punya butik besar di pusat kota itu kan?" Aku menghentikan makan ku dan membulat kan mata dengan sempurna setelah menyebut Bu Tari ku lihat mamah menggangguk, mamah ku ini memang keren bisa menjadi tamu VIP di acara fashion show seorang designer terkenal seperti Bu Tari bukan lah hal yang mudah bagi pendiri butik lain nya . Ya ku akui butik mamah pun kini berhasil mendulang kesuksesan yang cukup besar "Mamah hebat juga ya, oiya kapan mamah pergi?" Sambung ku masih dengan suara lemas

Wanita itu tersenyum simpul "Sebentar lagi, setidak nya mamah harus menyiap kan beberapa pakaian emang nya kamu gapapa sendirian di rumah? Kamu kan lagi sakit? Takut nya nanti pas perlu apa apa mamah ga bisa bantu" Mamah menuang kan air minum ke gelas Dhea

"Prilly bakalan baik baik aja Mah, lagian undangan itu penting loh masa ia moment moment kaya gitu mau di lewatin" Aku kembali menyendoki bubur sup yang kira kira sudah ku makan setengah nya senyum itu kembali menghiasi wajah cantik mamah dan ia membelai kepala pelan.

Dentingan sendok Dhea ketika makan tidak mengalah kan suara deringan dari telphone rumah yang terletak di dekat sofa ruang tamu mamah segera mengangkat telphone itu dan sesekali aku melirik mamah nampak berbicara dengan si penelphone memang tidak begitu serius tapi berhasil menyita rasa penasaran ku

"Dari siapa?" Ku lihat mamah menghampiri ku dengan telphone yang masih tersambung aku segera melepaskan sendok ku saat bubur itu berhasil masuk ke mulut aku menerima ganggang telphone tanpa kabel itu

[NF] Us, Love and OddityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang