Jealous

11.6K 560 9
                                    

Chapter 20

Semenjak peristiwa itu, dapat dipastikan hubungan Ali dan Prilly merenggang, tidak ada satupun pesan yang dikirim Ali untuk Prilly mendapatkan respon.

Ali selalu menyempatkan diri untuk melewati depan sekolah Prilly, menuggunya datang atau menunggunya pulang, namun Prilly seperti ditelan bumi, ia selalu tidak terlihat entah bagaimana dia bersemnyi padahal Ali menunggunya sampai sore dan dipastikannya gerbang sekolah itu sudah tertutup rapat

"Jesslyn!! Kamu jesslyn kan temannya Prilly? Prillynya ada?"

"E...ng.. prilly? Prilly nya hari ini ga masuk li"

-

"Jess, prilly mana? Belum pulang?"

"Loh prilly udah pulang duluan li..."

-

Tak henti Ali bertanya pada Jesslyn kawan dekat Prilly, Ali mulai bingung harus berbuat apa, berkali kalo ia juga mencoba mendatangi rumah Prilly untuk bertemu langsung namun nihil, alasannya selalu sama!!

"Non Prilly sedang tidak bisa diganggu mas"

-

"Non Prilly sekeluarga lagi kerumah Oma nya , sudah dari tadi siang mas Ali"

-

"Non Prilly lagi belajar kelompok dirumah temannya"

-

"Waahh Prilly nya udah tidur li, mungkin besok besok kamu kesini lagi"

Sampai pada akhirnya Ali mendapat pengakuan yang membuat nyeri dibagian hatinya

"Maaf mas Ali... bi Onah sudah mencoba membujuk non Prilly, dan non Prilly cuma memberikan ini"

Secarik surat dari tulisan tangan Prilly

Sebaiknya kamu berhenti mencari ku, kita tidak perlu serig bertemu ..
Bukankah kita hanya teman biasa?
Pertemuan kota pun tidak disengaja, aku hanya ingin tenang.
Uruslah wanita mu itu dulu, aku tidak ingin menjadi penyebab hancur nya hubungan oranglain.

Salam -
Prilly

Tulis Prilly pada suratnya, ali memutar bola matanya memikirkan sesuatu atas apa yang ditulis Prilly.

Apa maksudnya dengan wanita? "Maksud apa sih? Wanita? Wanita yang mana? Perasaan......" Ali kembali bergemul dengan ingatanya "Aahh pastinyang dia maksud wanita yang berada satu mobil dengan ku, eh tapi tunggu bagaimana dia bisa melihat? Bukankah waktu itu dia berada dicafe? Ah atau jangan jangan sewaktu dia pulang tidsk sengaja melihat ku bersama wanita itu, pasti Prilly salah paham"

Ali sedikit terkekeh dengan pemikirannya, ada terselip bahagia menyelimuti hatinya saat fikiran nya tentang Prilly yang salah paham, mungkin Prilly cemburu dengan wanita itu.

Tapi Ali tidak ingin begitu berbangga hati, ia tetap memutuskan segera bertemu dengan Prilly dan menjelaskan semua kesalah pahaman yang ia buat.

***

Matahati telah terbit , tersembul dibalik bebukitan yang menahan sinarnya yang menyengat tumbuhan pun masih terlihat basah akibat embun embun pagi yang terbentuk semalaman.

Seorang pemuda mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, sampai pada akhirya motor itu terhenti pada pada sebuah sekolah menengah keatas yang tak asing baginya.

Setelah lama menunggu, akhirnya sosok yang ia harapkan terlihat secepat mungkin ia mendekat lalu menarik tangan gadis itu kesisi jalanan

"Ali?? Ngapain kesini?" Ujar nya terkejut mendapati Ali lah yang menarik tangannya sejak tadi

"Bertemu dengan mu" sahut Ali dengan seulas senyum simpul nya

"Kau sudah membaca surat dari ku?"

"Sudah.."

"Baguslah, lalu kenapa tidak pergi?"

"Untuk apa aku pergi? Bersusah payah ingin bertemu dengan mu lalu setelah kau mengusir ku kau fikir aku akan pergi begitu saja?" Sahut Ali dengan lirikan nakalnya, Prilly bercih kesal matanya melirik Ali sinis

"Setelah apa yang kau lakukan dengan ku, kau masih saja ingin menemui ku? Kau fikir aku mau bertemu dengan mu begitu saja?" Prilly tak kalah menyahut perkataan Ali

"Buktinya sekarang...." lagi lagi Ali tersenyum nakal setengah menggoda gadis itu

"Apa?"

"Kau tidak sadar atau apa? Bukan kah sekarang kita bertemu?"

"Itu karena kau memaksa ku!!!"

"Aku tidak memaksamu, aku hanya bertanya pada mu dan kamu menjawab pertanyaan ku, tidak ada paksaan"

Prilly kalah telak dengan jawaban Ali, wajahnya sedikit tersipu mengingat perkataan Ali ada benar nya juga, namun sesegera mungkin ia membuyarkan semua akan dirinya yang masih marah pada Ali

"Aku pergi sekarang" Prilly membalikan badannya mencoba melangkah namun dengan sigap Ali menahannya dengan memegang tangan Prilly agar dia tetap bertengger pada posisinya

"Aku mohon jangan memaksa ku lagi" Prilly berdecak kesal , wajah Ali begitu tersenyum puas membuat Prilly tidak sabar ingin meraup wajah itu

"Aku tidak memaksa mu"

"Lalu ini apa!!!?" Gertak Prilly mulai emosi

"Aku hanya menahan mu, tapi tidak memaksa mu, jika aku memaksa ku pastikan kamu meringis kesakitan karena tangan mu ku pegang paksa" lagi lagi ucapan Ali ada benarnya Prilly pun membuang wajahnya kikuk

"Lepas kan tangan ku, sudah lah Li aku mohon berhenti lah mengganggu ku"

"Tidak akan"

"Pergilah.... wanita mu pasti sudah menunggu" Ucapan Prilly mengundang tawa puas dari Ali, kembali lagi Prilly dibuatnya kesal dengan sikap aneh Ali yang tidak konsisten yang tadi nya serius malah tertawa. Prilly benar benar tidak mengerti

"Akhirnya aku mendapat pengakuan itu langsung dari mu, kenapa tidak sejak dari kemarin he?"

"Ma..maksud mu?" Prilly heran

"Kau cemburu"

"Cemburu? A..apa maksud nya? Aku tidak sedikit pun cemburu!"

"Iya kau cemburu"

"Tidak"

"Cemburu"

"Tidak!! Kunkatakan tidak yaa tidak"

"kau cemburu" Ali memegang kedua bagu Prilly dengan kedua tangannya, mengucap dengan penuh penekanan

"Ali.. aku tidak cemburu" rengek Prilly, wajahnya pipinya memerah

"Prilly, kau cemburu" kali ini Ali mengelus lembut pipi Prillynyang kecolongan memerah seperti tomat, Prilly hanya diam bergeming tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu

"Pulang sekolah ikut dengan ku" sambung Ali membelai rambut Prilly yang lurus

"Aku tidak mau"

"Harus...."

"Sejak kapan kau menjadi pemaksa?"

"Sejak aku menyukai mu" Prilly membulatkan matanya, Ali pun menutup mulutnya keceplosan tidak sadar dengan apa yang ia katakan

"Menyukai ku? Lalu suka saja sudah memaksa, lagi pula kau bukan siapa siapa bagi ku" Kali ini Ali terdiam mendapat perlawanan dari Prilly

Prilly pun juga ikut terdiam mengingat seharusnya dia tidak perlu mengatakan hal seperti itu, bisa saja membuat Ali menjadi tersinggung

"Ikut lah, akan ku jelaskan semuanya, aku akan menjemput mu nanti sepulang sekolah aku menunggu ditempat biasa" pinta Ali datar perlahan menjauh lalu menaiki motornya menuju sekolahnya.

Prilly menatap punggung pria itu dengan seksama, ada kecemasan sekaligus bahagia terselip dihatinya mengingat perlakuan Ali pagi ini.

[NF] Us, Love and OddityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang