[Puisi Panjang]
MEREKA bilang ini dan itu dan seterusnya: kesedihanmu rebah, erupsi di haribaan gravitasi.
jadilah hujan air mata, musim terpanjang di belahan bumimu.
akan tetapi, pernahkah kamu berpikir, kelak, banjir air matamu itu menjelma benca...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
menyimpan perasaan tersakiti adalah satu hal. menyuapinya waktu adalah hal lain.
tidak selamanya, sungguh, waktu akan menyembuhkan segala luka. sebab, luka bisa lupa pada detik yang simpatik di hadapan penerimaan.
langkah pertama, yang tanpanya langkah kedua meniada, dalam memompa keluar tuba di dada, ialah menerimanya. sesadar-sadarnya. meresapi. menikmati. setiap nanometer perihnya. jerih biarlah. sedemikian derana memang hati berdedikasi, menakluk rintih untuk pulih.
berikutnya, berontak.
MEREKA, MANTAN, dan KATANYA datang menyorakimu, "sampah!"
"ya," tanggapmu kilat, "sudah tahu kotor dan bau, kenapa mendekat?"
panasea paling mangkus, apalagi selain bertarung? memendam kabung, lalu dalam nanodetik setelahnya mendepak pergi. itulah versi orkestra dari memaafkan. []
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ctrl + W = menyimpan dan langsung menutup program Ms. Office yang digunakan
