Lembar Sembilan Belas

725 149 11
                                    

"PBSM dong Nay." Kata Senna lantang

"Apaan PBSM?" Tanya Kaylan

"Pajak balikan sama mantan!"

"Ciee yang udah nggak jom-be-lo." Ledek Kaylan dan Charel bersamaan.

"Ati-ati lo, ntar kit ati lagi." Kaylan menyambungi.

"Setan lo Kay! Amit-amit dah!"

Jika urusan meledek Nayla, Kaylan akan maju paling depan.

"Sisa satu nih jomblo." Goda Kaylan - lagi, lalu menyenggol pelan lengan Senna. "Kapan taken nya mbak?"

"Kapan-kapan." Jawabnya ngasal

"Jangan kapan-kapan dong, biar nanti habis UAS kita ke pulau udah pada bawa pasangan semua."

"Berisik! Nanti kalau gue bawa pasangan, kaget lo!" Sungut Senna

"Paling Ansel, dia kan emang ikut ke pulau." Kata Kaylan

"Lagian pergerakan Ansel lambat banget sih, gemesh gue." Komentar Nayla, pasalnya Nayla dan Windy sudah tau sejauh mana Ansel mendekati Senna.

"Iya bener." Sambung Widny. "Tapi kalau Ansel nembak lo, gue setuju paling depan. Udah baik, ganteng, pengertian, gue jadi inget waktu dia panik, care banget lagi sama lo."

Nayla mengangguk antusias untuk membenarkan, kedua perempuan itu masih sibuk membicarakan tentang kebaikan dan sikap Ansel kepada Senna, sedangkan yang lain hanya menyimak. Bahkan sebenarnya Senna sudah beberapa kali mengintrupsi kedua sahabatnya itu untuk diam, tapi percuma, karena mereka masih saja membicarakan hal-hal yang bahkan membuat Sena malas mendengarnya.

Bukan apa-apa, hanya saja saat ini Senna sedang tidak ingin menjadi bahan topik perbicangan kali ini. Cukup dengan berita Nayla yang balikan dengan Galang-sang mantan.

Saat mereka larut dalam pembicaraan tentang Ansel, tiba-tiba saja Sean pergi begitu saja, tanpa ada sepatah katapun untuk berpamitan. Dia bahkan meninggalkan ponselnya di sofa.

"Mau kemana tuh anak?" Tanya Kaylan yang mendapatkan hedikkan bahu dari yang lainnya.

"Mukanya nggak enak banget. Mungkin lagi ada masalah sama si Joana?" Charel menimpali.

"Nggak ada cerita-cerita ke lo Sen?" Tanya Windy

"Nggak." Karena memang akhir-akhir ini sikap Sean terasa berbeda, dan tentunya semenjak dirinya bersama Joana, frekuensi kedekatan antara dirinya dan Sean memang berkurang.

"Coba samperin gih," Suruh Windy. "Kali aja lagi ada masalah."

Senna mengangguk, lalu sigap berdiri untuk mencari keberadaan Sean. Dan seharusnya dia tak pergi jauh dari rumah Windy.

Dan benar saja, Senna mendapati lelaki itu duduk di taman belakang rumah Windy, Senna bisa lihat Sean berkali-kali mengusap wajahnya dan mendengus jasar. Dia terlihat sedikit ... kacau? Mungkin.

"Hei." Sean menjengit kaget ketika Senna duduk disebelahnya. "Ngapain disini?"

Sean menggeleng, "nggak papa."

"Tapi kayaknya nggak ya? Ada masalah kah sama Joana? Kamu bisa cerita ke aku."

"Sampai kapan?" Tanya Sean, membuat Senna bingung dengan pertanyaannya. Bahkan saat ini Sean tengah menatapnya dalam.

"Maksudnya?"

Senna menarik nafasnya panjang, lalu menggebuskannya dengan kasar. Pandangannya kini kembali lurus kedepan, dan Senna tak tahu kenapa lelaki itu seperti itu, padahal saat awal tiba dirumah Windy dia terlihat baik-baik saja.

AKASIA ║ ✔ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang