Namamu adalah candu dalam bibirku untuk kusebut di setiap baitku, doaku, dan kesahku. Jadi, biarkan aku terus merapalkan namamu, sembari mabuk dan tersesat dalam gurun sukmamu.
Sebuah kumpulan puisi Sufistik. Puisi bergaya Persia yang semoga menyent...
[Digubah oleh Amir Khusrau] [Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Kharisma Rahmah Dewi]
Jangan kau hinakan kesengsaraanku Dengan mengagungkan pandang dan rajutan kisahmu.
Kesabaranku telah kepalangan meluap, wahai kasihku. Mengapa tak kau bawa diriku dalam dekapmu.
Sepanjang ceruk malam perpisahan. Sesingkat hari pertemuan kita.
Sayangku, bagaimana ku kan melewati kungkungan malam yang kelam Tanpa kulihat wajahmu sebelumnya.
Tiba-tiba, dengan beribu muslihat Mata memikat itu merampokku dari ketenangan jiwaku
Siapa kan peduli dan beritahu Hal ini pada kasihku.
Terempas dan tertatih, serupa kerlipan lilin Aku berkelana dalam api cinta.
Pandang ini tak kantuk dan raga ini tak letih. Tiada ia hampiri maupun pesan lirih.
Aku bersumpah demi hari di mana aku bersua kekasihku Yang tlah lama sekali membujukku, oh Khusrau. Ku akan jaga hati ini tertindas Jika aku pernah dapat kesempatan peroleh muslihatnya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.