Erza melakukan apa yang diperintahkan oleh Amon, gadis itu menatap Amon sambil menautkan alisnya. Dia tidak tau apa yang sedang terjadi padanya sekarang, tadinya ia hanya merasakan kepalanya sakit hingga pengelihatannya berubah seperti sekarang.

Amon terdiam sejenak saat nonanya berhasil menatap lurus kearahnya, namun adanya 2 pasang mata lain yang kembali terbuka mengejutkannya. 3 pasang mata menatapnya bersamaan, Amon ikut kebingungan sekarang.

"Amon, kenapa kau hanya diam. Ada apa dengan mataku?" tanya gadis itu panik.

"Nona, tenanglah. Coba buat diri anda tenang, tarik nafas dalam dalam" tenang Amon memegang pundak nonanya agar mengikuti apa yang dia perintahkan.

"Apa yang terjadi padaku Amon! Kenapa aku bisa melihat kebelakang!" rancau Erza sambil merasakan rasa sakit menggerogoti seluruh tubuhnya.

'Gawat!' batin Amon tak dapat melepaskan pandangannya dari mata mata Erza yang tampaknya mulai terbuka semua satu per satu.

Seketika suasana cerah yang Amon lihat menjadi gelap gulita, dan dia tak dapat bergerak kemanapun. Tak dapat berkutik saat nonanya itu tampak kesakitan tepat dihadapannya, sedangkan dirinya merasa jika ada sesuatu yang mulai memakannya mulai dari kakinya.

"Nona, sadarlah!" teriak Amon mencoba menyadarkan Erza agar sisi iblisnya tidak mengambil alih tubuhnya secara penuh. Gadis itu masih tidak tau bagaimana cara mengendalikan sisi iblisnya, sedangkan sebaliknya iblis itu dapat mengendalikan tubuh nonanya yang belum siap menerimanya.

"Argh!" ingin sekali Amon menatap kebawah, menghentikan sesuatu yang mulai meremukkan tulang nya secara perlahan.

"Nona!"

Craash!

Bruk

Seketika semuanya kembali normal, Amon terjatuh begitu saja keatas hamparan rumput yang tak lagi berwarna hijau. Darah hitam pekat menutupi semuanya hingga tak dapat dilihat lagi. 

Sedangkan Erza, gadis itu juga tidak berbeda jauh dengan Amon. Erza tergeletak di atas gumpalan darah hitam pekat sambil memejamkan matanya.

"Tak hayal aku mencium bau darah disekitar sini, kau baik baik saja Amon?"

Dilihatnya Luis berdiri disana sambil membawa sebilah pedang penuh darah. "Kau melukainya?"

Luis menatap Amon terkejut. "Ha, apa? Aku hanya memotong gumpalan itu, gumpalan itu terlihat memakanmu tadi" jelas Luis tidak mengerti kenapa Amon malah menyalahkannya, padahal dia telah menyelamatkannya.

"Lihat kakimu yang sudah seperempat dimakannya" celetuk Luis menunjuk kaki Amon dengan pedang yang dibawanya.

Benar apa yang dikatakan Luis, seperempat kakinya benar benar hilang disana.

"Seharusnya kau berterimakasih denganku" lanjut Luis dengan wajah cemberut.

"Obati dia Charli, Arlo" perintah Luis kepada 2 orang yang berdiri dibelakangnya sedari tadi, sedangkan Luis sendiri berjalan mendatangi Erza yang tak sadarkan diri.

"Astaga, lihat gadis manis ini. Wajahnya seperti boneka" puji Luis sambil mengangkat Erza untuk digendongnya.

"Darimana kau mendapatkannya Amon?" tanya Luis tanpa menatap raut Amon yang ingin sekali menggigit seseorang.

"Dia nonaku" jawab Amon, dia paling tidak suka jika melihat nonanya dipermainkan layaknya boneka, seperti yang Luis lakukan sekarang. 

"Kau beruntung, dia manis sekali. Meskipun sedikit ganas hingga memakan demon guardnya sendiri" komentar Luis memainkan rambut Erza yang basah oleh darah.

"Berikan!" marah Amon mencoba merebut nonanya dari tangan Luis.

"Kau tidak berubah, masih jahat kepadaku seperti dulu dan tetap menghormati Carl. Padahal aku lebih tua dari Carl" ujarnya sambil melenggang pergi membawa Erza bersamanya.

.

.

.

Keadaan menghening disana, suara dentang jam yang berada di lantai 1 sampai terdengar jelas dari dalam kamar Erza yang tertutup. Bahkan Albert yang selalu banyak bicara jika bertemu orang baru tampak diam. Raut wajahnya yang konyol juga terlihat lebih tegas sekarang, tidak mencerminkan sifat kesehariannya.

Lina pun juga begitu, saat sudah terbiasa berada didapur entah kenapa dia datang dan ikut berdiri disebelah Albert dengan wajah datar. Sedangkan Amon benar benar hanya bisa diam mendengar ancaman Luis yang akan memberitahu kejadian tadi kepada Carl.

Luis bertopang dagu menatapi Erza yang masih setia memejamkan mata. "Berapa umurnya sekarang?" tanya pria bersurai silver itu.

"Sekitar 4 sampai 5 tahun, Tuan Luis" jawab Lina tegas.

Seketika Luis menatap Lina dengan wajah tak percaya. "Sungguh? Dia masih sekecil itu?" Luis tidak percaya jika gadis manis didepannya ini masih sekecil itu.

"Iya tuan" berganti Albert yang menjawabnya sekarang.

"Kulihat ada beberapa luka ditubuhnya, bukannya aku meremehkan kalian karena hanya bisa datang saat dipanggil saja. Tapi kalian bertiga, setidaknya setiap nona kalian keluar dari dalam rumah. Ikuti dia, apa ada pekerjaan yang lebih penting dari nona kalian?" tanya Luis menaikkan sebelah alisnya.

"Kalian dijadikan demon guard dengan tujuan melindungi nona kalian, tapi kalian sibuk dengan pekerjaan? Kalau begitu, sejak awal kalian tolak saja tugas ini"

"Kasihan dia, dia masih kecil tapi berulang kali hampir hancur" tutur Luis, karena dialah yang mengawali semua hal tentang demon guard dan juga demon blood didunia manusia ini.

Dia yang memang terlahir sebagai monster, dan disempurnakan oleh iblis yang sempat meminta bantuannya. Yaitu orang tua dari sang Ratu yang senang mereka sebut namanya.

Luis melirik kearah Albert, Lina juga Amon lalu tertawa geli. "Wajah kalian, jangan seperti itu. Kedatanganku kemari karena membawa pesan dari Aira, Aira bilang akan ada hal buruk yang menimpa gadis manis ini"

Terbongkarlah kenapa orang seperti Luis bisa tiba tiba saja datang. Pria itu membawa pesan dari Aira, seorang demon blood lain yang dapat membaca buku takdir.

"Kalau begitu aku mau pulang sekarang, jaga gadis manis itu dengan benar ya" hanya itu yang terakhir Luis ucapkan sebelum pergi. Membuka pikiran Amon, Lina juga Albert yang ternyata mereka benar benar hanya mementingkan pekerjaan.

.

.

.

Tbc 

Oh iya, mumpung si Luis muncul. Gini, sebenernya aku juga mau pindahin novel Luis dan The Legend of Rose kesini. Masalahnya aku kesel banget gk di update😑 Aku udah baca juga soalnya secara lengkap, filenya juga masih ada. Mereka pun oke aja... 

.

Karena ini cerita juga update setiap hari, aku mau kalian pilih Demon Protector atau The Red Girl dulu yang bakalan aku post setelah novel ini tamat. Kalau kalian gk bisa milih dari 2 itu, aku bakalan post Luis. (Ini isi please, attention) 

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now