BAB ?: GIVE AND TAKE 2

1.6K 189 8
                                    


Give and Take

Berjalan perlahan mendekati pintu, Erza mengurungkan niatnya saat mendengar sebuah percakapan dan memilih berdiri dibelakang pintu.

"Tuan Javier bilang kita harus cepat menemukan gadis itu"

"Ck, jika dia ingin cepat kenapa bukan dirinya sendiri yang datang kemari. Apa dia pikir tempat ini kosong jadi kita bisa menemukannya dengan mudah"

Mendengar hal itu Erza menegup ludahnya mengatur nafas, beruntung dia mengambil sebuah anak panah yang sempat melesat kearahnya tadi. Menggenggamnya erat, Erza berniat keluar dari ruangannya jika orang orang itu sedikit jauh darinya.

Ia memang tidak tau sebab dari penyerangan ini, tapi melihat mereka bisa masuk kedalam pack dalam jumlah yang cukup besar. Mereka pasti membuat celah dibarrier yang Alex buat dan dia bisa keluar dari sana.

Selain itu kesimpulan kedua yang dapat Erza buat adalah, mereka sudah mensandra semua omega disini. Termasuk Celin juga Celina. 'Aku harap mereka baik baik saja' harap Erza menggerai rambutnya untuk menutupi beberapa mata yang segaja dirinya keluarkan.

"Aku mencium sesuatu yang manis, apa kau menciumnya?"

'Ck' decak gadis itu melupakan satu hal paling fatal disini, mereka bisa mengendusnya selayaknya anjing.

"Kau benar, datang dari sini" sahut satunya.

Degup jantung Erza semakin kencang seiring mendengar langkah kaki mereka yang mendekat, mengambil nafas panjang sebagai pilihan terakhir. Dengan nekad gadis itu membuka pintu ruangannya tiba tiba dan berlari menjauh secepat mungkin, meninggalkan dua orang pria yang masih terpaku melihat kepergiannya.

"Gadis itu sedari tadi disini?" tanya salah satu dari pria itu keheranan.

"Bodoh, kejar dia!" celetuk pria itu memukul kepala temannya, berlari menyusul Erza sebelum kehilangan jejaknya.

.

.

.

Menutup pintu perlahan, gadis itu mendudukkan dirinya dibelakang pintu kayu besar sambil mengatur nafasnya yang tersenggal senggal, berlari dari atas kebawah dan sebaliknya untuk menghindar dari beberapa orang yang mengejarnya membuat Erza kewalahan.

Beruntung saat Erza masuk kedalam sebuah ruangan kecil yang dipenuhi dengan botol botol ramuan, dia sempat mengambil satu setelah membaca kegunaannya adalah 'Menghilangkan aroma'. Tanpa aroma tubuhnya, dia cukup yakin mereka tidak akan tau keberadaannya untuk beberapa saat.

'Aku harus mengambil beberapa senjata' batinnya, gadis itu bangkit setelah menengok kanan juga kiri memastikan jika gudang senjata ini aman.

Berjalan sambil memperhatikan sekitar, Erza membutuhkan senjata yang mudah untuk dibawa dan juga tidak merepotkan seperti busur. Sesuai rencana dadakan yang dia buat beberapa menit yang lalu, Erza akan keluar dari tempat ini membawa sikembar juga anak anak itu, jadi dia membutuhkan senjata untuk membela diri.

Terpaku beberapa detik sebelum melangkah mundur perlahan, Erza menegup ludahnya waspada. Perasaan tenang yang melingkupinya beberapa menit yang lalu mendadak hilang, berpikir jika dirinya hanya sendirian didalam sini adalah sebuah kesalahan besar.

Menyahut sebuah tombak yang ada dibelakangnya untuk menjaga diri, gadis itu menatap tajam seorang pria asing dihadapannya. Pria itu duduk dengan santai diatas peti dan membalas tatapan sengitnya dengan sebuah senyuman hangat.

"Tenanglah gadis manis, kau tidak perlu sampai seperti itu" celetuknya, Erza menautkan alis dan tetap pada pendiriannya. Tentu gadis itu tidak bisa menaruh kepercayaannya begitu saja kepada orang asing seperti pria dihadapannya.

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now