"Lo spesial." pintar sekali laki-laki ini yang katanya tidak bisa menggombal, namun berhasil membuat pipi putih itu mengeluarkan semburat malunya.

"Kok merah?" ujar Arland memegang kedua pipi gadisnya, dengan mata jahil yang menatap gadis itu.

"Panas, makanya merah." ketus Alle membuang muka agar cowok itu tidak melihat pipinya yang tengah memerah saat ini.

"AC'nya nyala loh, All." kata Arland memandang geli.

"Lo kok ngeselin?!"

Arland langsung tertawa. Resiko punya pacar galak ya kaya gini, harus banyakin sabar. Untung sayang.

Alle pun menatap Arland yang masih terlihat tertawa kecil. Ia pun tidak masalah itu, karna jarang-jarang la bisa melihat cowok itu tertawa.

"Land, kenapa jadi suka sama gue?" tanya Alle kini serius. Mereka itu bagai Tom dan Jerry yang selalu bertengkar dan tidak pernah akur. Rasanya masih sulit mempercayai bahwa mereka saat ini tengah berpacaran.

"Hm.. Galak mungkin." jawab Arland santai. "Aww! Becanda, sayang." ringis Arland saat perutnya dicubit oleh Alle.

"Geli Land, sumpah!" kata Alle memasang wajah datarnya saat laki-laki itu mengatakan sayang.

Arland malah tertawa melihat hal itu. Ia pun juga sama gelinya, namun ia hanya ingin mencoba.

"Siapa sangka gue pacaran sama orang yang dulunya mau banting gue waktu disekolah." kata Alle sekaligus menyindir cowok itu.

Kekehan laki-laki itu terdengar. "Dan mana gue sangka gue bakal jatuh cinta sama cewek udah berani nampar gue waktu ketahuan bolos." ujar Arland menyahuti kejadian masa lalu itu.

Sontak keduanya tertawa bersama, sampai-sampai Alle merasa perutnya kram saat ini juga. Sungguh terasa dunia milik berdua.

"Gak ada yang nyangka." ujar Alle diselingi tawa. Arland pun mengangguk setuju, tidak siapapun yang menyangka hal ini terutama keduanya.

Keduanya pun terdiam dengan pikirannya masing-masing. Sedetik kemudian Alle lantas bangkit dan duduk berhadapan dengan cowok itu.

Alle rasa ada yang mengganggu pemikirannya saat ini. Namun, ia takut jika Arland akan marah jika ia mengungkapkannya.

"Kok diem?" ujar Arland menjawil pipi Alle sekilas.

Alle menarik nafas sejenak. "Land, gue mau untuk sementara hubungan kita dirahasian dulu ya?" ujar Alle sedikit hati-hati, takutnya akan menyinggung cowok itu.

"Backstreet?"

Alle mengangguk seraya menatap cowok yang kini sudah memasang wajah datarnya.

"Kenapa?" tanya Arland terdengar tidak suka.

Alle terdiam sebentar. Ia hanya sedikit belum siap jika harus go public besoknya. Jadilah untuk beberapa hari kedepan sebaiknya mereka backstreet dulu.

"Lo malu pacaran sama gue?" kalimat itu bagaikan petir yang menyambar ke telinga Alle.

"Arland bukan gitu," ujar Alle menggeleng, menolak pernyataan yang tidak masuk akal itu.

"Terus kenapa, All?!" nada bicara Arland sudah naik satu oktaf, menandakan cowok itu marah saat ini juga.

"Gue cuma belum siap. Terlebih kabar putusnya gue sama Rangga masih jadi bahan gosip anak-anak. Ditambah nantinya kabar kita pacaran, pasti banyak ya--"

Arland langsung menangkup wajah Alle dengan sebelah tangannya.

"All dengerin gue, selagi ada gue gak akan ada yang berada nyentuh lo. Gue jamin, gue bakal selalu lindungin lo." kata Arland menyela ucapan gadisnya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now