"Berisik, Sapi." ujar Mika tidak fokus menonton jadinya.

Alle langsung meringis saat Arland mencubit pipinya. "Sakit," omel Alle menepuk kepala cowok itu.

Arland malah terkekeh dan langsung menghadap kanan, dan seketika wajah Arland berada didepan perut Alle.

Alle pun membiarkan cowok itu dan sesekali mengusap rambut lebat milik Arland. Senyum diwajah gadis itu tidak luntur sama sekali. Membayangkan inilah kisah cinta termanis didalam hidupnya.

Tidak pernah sedikit pun Alle terbayang, bahwa ia akan jatuh hati pada sosok datar dan menyeramkan seperti Arland.

"Woy! Jangan buat mesum lo berdua." suara Panji membuat semua orang menoleh.

"Jomblo sirik!" ketus Arland masih memeluk perut Alle.

"Tau, noh ada yang nganggur." kata Mika mendorong Safira sehingga menempel pada Panji.

"Iyuh!!" kata Safria mendelik saat Panji hendak modus memeluk gadis itu.

1 jam berlalu film yang mereka tonton belum selesai. Semua mata pun nampaknya masih sangat segar dan tak terlihat ngantuk sama sekali, padahal besok mereka harus sekolah.

Arland yang sedari tadi merasakan tidak ada pergerakan dari gadisnya langsung mendongak, dan benar saja gadis itu tertidur dengan bersandar disofa.

"Pindahin Land. Alle emang gak bisa begadang lama." ujar Mika pelan saat melihat Alle yang tertidur.

"Lo semua gak mau tidur?" tanya Arland.

"Bentar lagi, lagi seru." jawab Varel kembali menoleh ke arah film.

Sebelum mengangkat gadis itu, Arland terdiam sebentar meneliti wajah Alle saat tidur. Laki-laki itu mengulum senyum dan akhirnya membopong Alle menuju kamar tamu yang ada dilantai dua.

Tentu saja Alle terbangun saat dirinya merasa melayang, saat ia membuka matanya mereka ternyata sudah sampai dikamar.

"Mau ngapain?" tanya Alle menatap Arland horor.

Arland langsung menyentil kening gadis itu. "Lo ketiduran, makanya gue pindahin ke kamar biar nyaman." ujar Arland duduk ditepi ranjang.

Alle pun mengangguk, saat disofa tadi ia sangat mengantuk dan entah kenapa saat sampai disini kantuknya seketika hilang.

"Tidur." suruh Arland membaringkan gadis itu.

Alle pun menurut saat Arland hendak beranjak gadis itu langsung menahannya. "Temenin." kata Alle tiba-tiba.

Arland tentu saja terkejut. Tentu saja ia laki-laki normal yang bisa saja terkhilaf nantinya.

Tersadar akan ucapannya yang sedikit ambigu Alle pun langsung mengoreksi. "Maksudnya temenin disini dulu sampe yang lain selesai nonton." ujar Alle kembali.

Arland pun mengacak rambut gadis itu kemudian ikut setengah berbaring dikasur. "Sini," kata Arland menarik kepala Alle agar berbaring dipahanya.

Alle pun menurut dan berbaring dengan bantalan cowok itu sehingga Alle bisa melihat dengan jelas cowok itu tengah tersenyum.

Tangan Alle pun terulur menyentuh sudut bibir Arland yang terangkat. "Kenapa gak senyum terus?" tanya Alle menatap cowok itu. Alle heran kenapa Arland tidak pernah mau senyum jika disekolah dan dimanapun, datar mulu kek tembok.

Tangan besar Arland menjawil hidung Alle. "Senyum gue mahal, cuma yang tertentu aja yang bisa liat." kata Arland memainkan rambut Alle.

"Termasuk gue?" ujar Alle menangkap jejari Arland yang jahil.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]On viuen les histories. Descobreix ara